Kampung Miliarder
Ingat Kampung Miliarder Tuban? Dulu Heboh Gegara Warga Ramai-ramai Borong Mobil Baru, Kini Menyesal
Namun kini, nasib warga berubah drastis. Sejumlah warga tak memiliki pengasilan tetap.
TRIBUN-TIMUR.COM - Ingat kampung miliarder di Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Provinsi Jawa Timur?
Dulu sejumlah warganya bikin heboh lantaran mendadak kaya raya dan memborong mobil baru.
Namun kini, nasib warga berubah drastis. Sejumlah warga tak memiliki pengasilan tetap.
Dulu, warga Kecamatan Jenu tepatnya Desa Sumurgeneng, mendapat ganti rugi hingga miliaran rupiah.
Mereka mendadak punya uang banyak setelah lahan mereka terdampak proyek pembangunan kilang minyak Pertamina.
Baca juga: TERKINI dari Kampung Miliarder Tuban: Usai Borong Mobil, Banyak Rumah Baru Mewah & Sales Bertebaran
Baca juga: Warganya Kaya Raya Mendadak, Kampung Miliarder Tuban Langsung Viral Langsung Beli 129 Mobil Baru
Setelah mendapat ganti rugi hingga miliaran rupiah, para warga pun berlomba-lomba untuk membelanjakan uangnya dengan memborong mobil baru.
Setelah memborong mobil dan bikin heboh, kabar warga Desa Sumurgeneng pun menghilang.
Namun kini muncul lagi dengan masalah yang baru.

Ya, kisah warga kampung miliarder di Kecamatan Jenu, belum selesai.
Setelah mendapat ganti rugi penjualan lahan untuk proyek kilang minyak Pertamina Grass Root Refinery (GRR) di kecamatan setempat, kini kabar tak mengenakkan datang.
Di antaranya Desa Wadung, Mentoso, Rawasan, Sumurgeneng, Beji dan Kaliuntu, Kecamatan Jenu.
Seorang lelaki tua, Musanam, warga Desa Wadung, mengaku menyesal telah menjual tanah dan rumahnya ke PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PT PRPP) setahun lalu.
Baca juga: Fakta-fakta Nama Anak Terdiri dari 19 Kata di Tuban, Ternyata Maksimal Hanya Boleh 55 Karakter Saja
Baca juga: Mirip Tuban Jatim, Warga Takalar Sulsel Kaya Mendadak Beli Mobil Fortuner Pasca Lahan Dibayar
Kini kakek yang berusia 60 tahun itu sudah tidak lagi memiliki penghasilan tetap, sebagaimana setiap masa panen.
Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, iapun terpaksa harus menjual sapi ternaknya.
"Sudah tak jual tiga ekor untuk makan dan kini tersisa tiga," ujarnya di sela-sela aksi demo.