Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Abu Janda

Bupati Lumajang Minta Pria Penendang Sesajen Ditangkap, Abu Janda: Semoga Tidak Ada Materai Damai

Abu Janda berkomentar terkait pernyataan Bupati Lumajang Thoriqul Haq yang meminta aparat kepolisian menangkap pria penendang sesajen.

Editor: Sakinah Sudin
Kolase Tribun Timur/ Sakinah Sudin
Kolase: Permadi Arya alias Abu Janda (Instagram @permadiaktivis2) dan Pria yang menendang sesajen di Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, diduga seorang relawan di lokasi erupsi Semeru (Sumber: Tangkapan Layar) 

TRIBUN-TIMU.COM - Pegiat media sosial Permadi Arya alias Abu Janda turut berkomentar terkait pernyataan Bupati Lumajang Thoriqul Haq yang meminta kepada aparat kepolisian menangkap pria penendang sesajen di lokasi erupsi Gunung Semeru.

Abu Janda berharap tidak ada materai damai untuk pria tersebut.

"bupati Lumajang pak @thoriqul.haq minta polisi buru bajingan bergamis yang nendang sesajen..

KEREN PAK BUPATI (emoji jempol)

semoga tidak ada materai damai ya pak (emoji)

muslim bibit ISIS seperti mereka adalah ancaman nyata untuk NKRI yang harus dibasmi sampai ke akar-akarnya," tulis Abu Janda lewat postingan di Istagram @permadiaktivis2, Senin (10/1/2021), seperti dikutip Tribun-timur.com.

Diberitakan Tribunnewswiki.com sebelumnya, Thoriqul Haq, meminta kepada aparat kepolisian maupun relawan untuk segera menangkap pria yang menendang dan membuang sesajen di lokasi erupsi Gunung Semeru.

Cak Thoriq, sapaan akrab Thoriqul Haq, menilai bahwa aksi yang dilakukan oleh pria tersebut merupakan bentuk intoleran dan tidak menghormati kepercayaan orang lain.

Oleh karena itu, Cak Thoriq, memerintahakan kepada aparat maupun relawan untuk segera menemukan pria yang belum diketahui identiasnya itu.

"Teman-teman, baik aparat maupun relawan, dari mana atau identias orang itu, saya minta untuk segera dicari," kata Thoriq, Senin (10/1/2022), seperti dikutip dari Kompas.com.

Thoriq memastikan bahwa pria penendang sesajen itu bukanlah warga Lumajang.

"Saya pastikan bukan orang Lumajang," kata Thoriq.

Thoriq juga meminta kepada pria itu agar segera melakukan klarifikasi atas perbuatan menendang dan membuang sesajen itu.

"Segera melakukan klarifikasi supaya ini tidak menggangu kami yang saat ini damai," kata Thoriq.

"Saya ingin ini tidak berlarut-larut, ini harus segera ada langkah-langkah untuk melakukan pemahaman kembali terhadap relawan yang datang di Kabupaten Lumajang," ujar dia.

Identitas Pria Penendang Sesajen

Identitas pria membuang dan menendang sesajen di lokasi erupsi Gunung Semeru akhirnya terungkap.

Ya, beberapa hari terakhir, pria tersebut jadi sorotan lantaran aksinya.

Diketahui, beberapa waktu lalu, viral video yang memperlihatkan seorang pria membuang dan menendang sesajen.

Kabar tersebut bermula ketika video itu diunggah oleh akun Twitter @setiawan3833 pada Sabtu (8/1/2022).

Dalam video itu terdengar suara laki-laki sambil membuang dan menendang makanan yang diduga sesajen ruwatan.

Tradisi ruwatan biasanya dilakukan warga untuk memohon keselamatan dari bencana usai erupsi Gunung Semeru.

Tangkapan layar warga yang membuang makanan yang ditempatkan di daerah Gunung Semeru Lumajang(Bagus Supriadi/tangkapan layar)
Tangkapan layar warga yang membuang makanan yang ditempatkan di daerah Gunung Semeru Lumajang(Bagus Supriadi/tangkapan layar) (Tangkap layar Youtube)

“Ini yang membuat murka Allah, jarang sekali disadari bahwa inilah yang mengundang murka Allah hingga menurunkan azabnya,” kata lelaki dalam video tersebut.

Usai viral, pria dalam video tersebutpun diburu polisi.

Kapolres Lumajang AKBP Eka Yekti Hananto Seno membenarkan bahwa video viral tersebut terjadi di kawasan erupsi Gunung Semeru. Saat ini polisi masih memburu pria dalam rekaman video yang menendang sesajen tradisi ruwatan tersebut.

"Kita masih melakukan pencarian terhadap pelakunya. Mohon dukungannya," kata Eka saat dikonfirmasi Kompas.com, Minggu (9/1/2022).

Kabar terbaru, polisi udah mengantongi identitas pria penendang sesajen tersebut.

Berikut fakta-fakta pria penendang sesajen dirangkum Tribun-timur.com dari Kompas.com:

1. Inisial HF

Pelaku diduga berinisial HF.

Dia diduga merupakan warga Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Polda NTB pun masih mengumpulkan data terkai dengan identitas HF.

Namun, sejak lulus Aliyah, HF pindah ke Jawa dan kuliah di Jawa.

Sejauh ini pihak desa belum dihubungi petugas terkait termasuk kepolisian terkait viralnya video diduga HF yang menyinggung warga Lumajang.

Polda NTB pun masih mengumpulkan data terkai dengan identitas HF.

2. Keterangan polisi

Menurut keterangan polisi, pria tersebut berinisial HF.

Dia diketahui warga asal Dusun Dasan Tereng, Keluarganya Tirtanadi, Kecamatan Labuhan Haji, Lombok Timur.

Kabid Humas Polda NTB, Kombes Pol Artanto mengaku telah mengecek kebenaran informasi terkait identitas HF yang disebut sebagai warga asal Lombok.

"Betul yang bersangkutan adalah HF warga Labuan Haji Lombok Timur, yang bersangkutan sedang sekolah di Yogja," kata Artanto di Mapolda NTB, Selasa (11/1/2022).

Menurutnya dalam kasus ini, Polda NTB turut membantu penyelidikan.

"Untuk penyelidikan dan penyidikan dilakukan oleh Polda Jatim, untuk Polda NTB mem-back up penyelidikannya," ujar dia.

3. Berasal dari Lombok

Kepala Desa Tirtanadi, Ruspan mengatakan bahwa HF memang berasal dari Dusun Dasan Tereng, Desa Tirtanadi, Kecamatan Labuhan Haji, Lombok Timur.

"Dia memang dibesarkan dan sekolah di Lombok Timur, dari SD, SMP, hingga Aliah atau SMA," kata Ruspan saat dihubungi melalui telepon oleh Kompas.com.

Menurut Ruspan, kedua orangtua HF merupakan warga asli Lombok Timur.

Ruspan juga akan memastikan data terkait permohonan pindah alamat dari warganya tersebut beberapa tahun lalu.

"Saya akan cek lagi di data desa apakah yang bersangkutan ini yang mengajukan permohonan pindah alamat atau bukan, saya akan cek dulu," katanya.

Ruspan membenarkan bahwa HF adalah kelahiran Lombok Timur, dan sempat sekolah di Dusun Dasan Tereng.

4. Kuliah di Yogyakarta

Namun ketika lulus Aliah, HF keluar dari Lombok, melanjutkan sekolah di Yogyakarta.

Lebih dari 10 tahun, HF telah meninggalkan Lombok.

"Paling kalau pulang hanya sehari atau dua hari, setelah itu kembali lagi ke Jawa, sudah tidak menetap di sini," kata dia.

5. Kesaksian Teman

Seorang rekan sekampung HF, mengaku kaget melihat wajah HF ramai dibicarakan di media sosial hingga televisi.

"Saya lihat di TV, kok teman saya sekampung itu, astaga, saya kenal, tetapi sudah lama sekali tidak tinggal di kampung lagi, pindah ke luar Lombok dia," kata rekan HF, yang tidak bersedia menyebutkan identitasnya. (Tribun-timur.com/ Sakinah Sudin, Tribunnewswiki.com/ Febri Ady Prasetyo, Kompas.com/ Michael Hangga Wismabrata)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved