Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Ibu-ibu di Rumah Bisa Lega Sekarang, Harga Minyak Goreng Diprediksi Turun Setelah Tahun Baru 2022

Sehingga momen Natal dan Tahun Baru ini menurutnya menjadi momen pas untuk kenaikan harga.

Editor: Waode Nurmin
(KOMPAS.COM/ IRA GITA)
Penjual minyak goreng di Pasar Koja Baru, Jakarta Utara saat menjelaskan kenaikan harga minyak goreng pada Rabu (1/12/2021). 

TRIBUN-TIMUR.COM  - Ada sedikit kabar melegakan buat ibu-ibu di rumah.

Kemungkinan harga minyak goreng bakal turun usai Tahun Baru 2022.

Namun turunnya harga minyak goreng ini diprediksi tidak akan berada di angka seperti yang lalu, sebelum terjadi lonjakan harga.

Diketahui sejak September 2021, harga minya goreng kemasan dan curah naik drastis di pasaran.

Banyak orang pun menanyakan penyebab minyak goreng mahal, termasuk para pedagang gorengan yang biasanya berjualan mengandalkan dari curah.

Tak hanya minyak goreng, harga telur juga naik berbarengan.

Dikutip dari Kompas.com, pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) jadi faktornya.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Oke Nurwan mengatakan terkait kenaikan harga telur menurutnya disebabkan salah satunya karena ada perubahan harga pakan ayam yang tinggi.

Hal ini karena adanya hotel restoran dan kafe yang ditutup selama PPKM.

Selama empat bulan tersebut ia mengatakan, peternak hanya mengandalkan daya beli masyarakat yang juga sedang turun.

Sehingga momen Natal dan Tahun Baru ini menurutnya menjadi momen pas untuk kenaikan harga.

Sementara itu, untuk minyak goreng, Oke mengatakan harga minyak goreng naik karena adanya kenaikan harga secara global.

Hal itu terjadi karena adanya disrupsi pasokan minyak nabati global.

Turun setelah Tahun Baru?

Oke mengatakan, harga telur dan minyak goreng kemungkinan dapat mengalami penurunan seusai Tahun Baru 2022.

Dikutip dari Kompas.com (1/1/2022), penurunan harga telur menurut Oke akan terjadi karena mulai menurunnya permintaan telur untuk bantuan sosial (bansos) oleh pemerintah.

Sedangkan untuk minyak goreng, penurunan harga akan terjadi dipengaruhi turunnya harga Crude Palm Oil (CPO) sebagai bahan baku produksi minyak goreng.

Hal itu karena produksi kedelai mulai membaik sehingga terjadi koreksi harga CPO internasional.

Meskipun sejumlah kebutuhan akan turun, Oke menilai penurunan harga minyak goreng tidak akan signifikan.

"Walaupun saat ini harga CPO ada penurunan dan diperkirakan akan berpengaruh ke harga minyak goreng curah mulai pertengahan Januari 2022, namun penurunan ini tidak akan signifikan kembali seperti bulan Mei 2020,” ujar Oke dihubungi Kompas.com, Jumat (31/12/2021).

Subsidi harga minyak goreng Sebelumnya pemerintah berencana memberikan subsidi untuk dapat menekan minyak goreng. Penggunaan dana Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP KS) untuk subsidi harga minyak goreng masih dikaji dalam menemukan mekanisme yang tepat.

BPDP KS adalah lembaga yang merupakan unit organisasi non-eselon di bidang pengelolaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Keuangan melalui Direktorat Jenderal Perbendaharaan Negara.

Wacana adanya subsidi minyak goreng diungkapkan oleh Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Musdhalifah Machmud.

“Ada pertimbangan untuk subsidi minyak goreng oleh BPDPKS, yang saat ini saya belum bisa sampaikan mekanisme seperti apa. Karena kita saat ini sedang dibahas skema yang paling baik yang bisa implementasi di lapangan,” kata Musdhalifah dikutip dari Kompas TV.

Menurut Musdhalifah, masih perlu dipertimbangkan dengan matang skema subsidi ini.

Mengingat, penentuan harga minyak goreng senilai Rp 14.000 dan Rp 18.000 masih ada selisih harga yang cukup signifikan.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved