Coki Pelatih Biliar PON XX Papua 2021 Ancam Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, Pengacara Beri 2 Pilihan
Coki tak terima setelah dipermalukan di depan umum. Telinga Coki dijewer oleh Edy dan dilihat banyak orang.
TRIBUN-TIMUR.COM - Khairuddin Aritonang (Coki) pelatih biliar PON XX Papua 2021 benar-benar ingin lawan Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi.
Coki tak terima setelah dipermalukan di depan umum. Telinga Coki dijewer oleh Edy dan dilihat banyak orang.
Kini, melalui kuasa hukumnya, Coki melayangkan somasi kepada Edy Rahmayadi.
Pelatih biliar itu mengirim somasi agar Edy Rahmayadi segera meminta maaf di depan publik atas kasus penjeweran kepadanya.
Muhammad Teguh Suhada Lubis selalu kuasa hukum Coki menyampaikan hal tersebut.
Dalam somasinya, Coki meminta Edi segera meminta maaf karena telah melakukan hal yang tidak menyenangkan beberapa waktu lalu.
"Yang jelas apa yang terjadi hari ini, bukan hanya menimpa Coki, tapi juga keluarga.

Tekanan mental keluarga, pisikis keluarga," kata Imam saat menggelar konfrensi pres, Kota Medan, Kamis (30/12/2021).
Dalam somasi itu kata Teguh, pihaknya meminta Edy mengakui tidaknya yang telah mempermalukan dan melakukan tindakan kekerasan kepada Coki.
Teguh meminta agar tidak membuat pembenaran atas tindakannya yang menyatakan tindakanya adalah sebuah terguran dari ayah terhadap anaknya merupakan pembenaran.
"Menurut kami bijaknya adalah mengakui perbuatan dan meminta maaf di depan orang banyak seperti perbuatan itu dilakukan di depan orang banyak.
Karena choking datang kesana bukan atas nama dirinya, tapi acara resmi, datang bersama atlet yang didik beliau, dan disaksikan oleh olahraga lainnya. Maka kita sangat kecewakan, " kata Teguh.
Jika mantan Pangkostrad itu enggan meminta maaf, akan dilaporkannya ke kepolisian.
"Kami berharap dalam somasi ini, bahwa kami pak Edi meminta maaf mengakui kesalahan bukan memberikan pembenaran atas tindakan itu.
Dan meminta maaf kepada choking dan keluarga.kami berikan waktu 1 x 24 jam.
Selain menempuh jalur hukum mereka juga akan membuat laporan terkait tindakan kurang etis Edy ke Mendagri, DPRD Sumut dan MUI.
Teguh mengatakan, surat kepada MUI guna meminta ulama di Sumatera Utara turun tangan menasihati Gubernur Sumut Edy yang sering menyebut dirinya dekat dengan para ummat dan ulama.
"Dan sikap serta tindakan beliau, kami akan laporkan hal ini kepada Kementerian dalam Negeri dan Ketua DPRD Sumut.
Sekarang kami fokus sedang berusaha menghilangkan trauma, beban mental yang dialami keluarga.
Kami juga ingin melaporkan masalah ini ke MUI.
Kenapa demikian, karena selama ini kan pak gubernur selalu mengaku dekat dengan ulama, dekat dengan ummat," tutup Teguh.
Sosok Khoirudin Aritonang alias Choki
Siapakah sosok pelatih biliar Sumatra Utara yang dijewer oleh Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi.
Pelatih biliar Sumut tersebut adalah Khoirudin Aritonang alias Choki.
Buntut dari insiden yang dilakukan Gubernur Sumut pada Khoirudin Aritonang alias Choki berbuntut panjang.
Akibat peristiwa itu, Gubernur Sumut akan dilaporkan pihak Khoirudin Aritonang alias Choki.
Lantas seperti apa prestasi biliar Sumut dibawah asuhan Choki?
Saat perhelatan PON XX Papua 2021 kemarin, biliar Sumut cukup berprestasi.
Tim biliar yang diasih Choki mampu menyumbangkan 5 perak dan 7 perunggu untuk Sumatra Utara.
Pada Senin 27 Desember Pemprov Sumut akan menyerahkan bantuan pada atlet dan pelatih, momen tersebutlah terjadi peristiwa dijewernya Choki oleh Gubernur Sumut.
Khoirudin Aritonang alias Choki yang dijewer Gubernur sumut Edy Rahmayadi berniat akan mengadukan Edy Rahmayadi ke Polda Sumut.
Aduan itu berkaitan tindakan orang nomor satu di Sumut itu yang menjewer telinganya.
Melansir Tribun Medan, Choki menyebut besok, Kamis 30 Desember ia akan membuat laporan ke polisi didampingi puluhan pengacara.
"Besok jadinya, Rabu didampingi puluhan pengacara buat laporan ke Polda Sumut," kata Khoirudin Aritonang alias Choki, Rabu 29 Desember 2021.
Choki mengatakan, mantan Pangkostrad TNI Angkatan Darat itu akan dilaporkan soal dugaan penganiayaan dan tindakan tidak menyenangkan.
Ia merasa tindakan Edy yang menjewer telinganya di muka umum menjatuhkan harga dirinya.
"Laporannya soal penganiayaan sama tindakan tidak menyenangkan," ucapnya.
Sebelumnya, viral di medsos dalam video yang beredar, tampak Edy Rahmayadi yang berpidato di depan memanggil Khairuddin Aritonang ke depan karena tidak bertepuk tangan saat dia berpidato.
Edy Rahmayadi menjewer telinga Khairuddin Aritonang.
"Pelatih gak tepuk tangan. Gak cocok pelatih ini. Berdiri yang benar kau. ****** kau. Udah pulang, tak usah dipanggil lagi. Kalau ngak suruh keluar. Tak usah di sini," ujar Edy Rahmayadi.
Penjelasan Khairuddin Aritonang
Pelatih Biliar Khairuddin Aritonang merasa heran ketika ia dipanggil Gubernur Sumut Edy Rahmayadi dalam kegiatan pemberian tali asih atau bonus kepada atlet Sumut peraih medali pada PON Papua.
Pria yang akrab disapa Coki ini pun di panggil oleh Gubernur karena tidak tepuk tangan saat Edy Rahmayadi usai berpidato.
"Jadi semua atlet dan pelatih dipanggil dan berkumpul di Aula Tengku Rizal Nurdin," katanya saat dihubungi Senin 27 Desember 2021 malam.
Coki pun langsung memisalkan kepada wartawan.
"Kaulah dulu, aku bicara terus semua tepuk tangan dan kau tidak. Terus kau kupanggil. Nah, apalah mau kau jawab karena pertanyaan ku, kenapa kau tak tepuk tangan? Begitulah kira-kira kejadian di Aula Tengku Rizal Nurdin yang aku alami," ujar Coki menjelaskan.
Ia pun mengaku saat itu, bukan hanya dirinya saja yang dimarahi di depan umum sama orang nomor satu di Sumut ini.
"Banyaklah. Ada Kadispora Sumut, ada juga Ketua KONI Sumut. Yang pasti bukan aku sendiri. Tapi itu tadi, aku heran, kenapalah aku dimarahi di muka umum hanya karena tidak tepuk tangan," ujarnya.
Mengenai apakah ia tertidur saat Gubernur Sumut Edy Rahmayadi tengah berpidato? Coki pun membantah hal tersebut.
"Saya tidak tertidur dan saya mendengar apa yang beliau sampaikan," ujarnya. (*)
(Tribunnews.com/Tribun-Medan)