PSM Makassar
Bukan Persib atau Persija, PSSI Tunjuk PSM dan Bali United Tampil di AFC Cup 2022, Ini Alasannya!
PSM Makassar berhak mewakili Indonesia di AFC Cup 2022 karena berstatus juara Piala Indonesia 2018/2019
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Bukan Persib Bandung atau Persija Jakarta yang akan tampil di AFC Cup 2022.
Melainkan Bali United dan PSM Makassar yang akan mewakili Indonesia di AFC Cup 2022.
Keputusan tentang wakil Indonesia di AFC Cup 2022 ini sudah dilaporkan PSSI ke federasi terkait.
PSSI pun sudah mengumumkan terpilihnya Bali United dan PSM Makassar, bukannya Persib dan Persija yang mewakili Indonesia di AFC Cup 2022, Kamis (30/12/2021).
PSSI memiliki berbagai pertimbangan memilih Bali United dan PSM Makassar untuk tampil di AFC Cup 2022.
Baca juga: PSM Makassar di 2020: Gagal ke AFC Cup, Tiga Legiun Asing Hengkang Hingga Rumor Pindah ke Banyuwangi
Baca juga: Cerita yang Berulang, Jatah AFC Cup PSM Makassar Diambilalih Persija Jakarta
Pertama, tak adanya juara pada Liga 1 musim 2020 akibat pandemi Covid-19 sehingga tak ada yang berhak mengamankan tiket AFC Cup 2022 di musim.
Kedua, kompetisi Liga 1 Indonesia 2021/2022 masih berjalan yang dimulai bulan Juli 2021 dan baru akan berakhir pada bulan April 2022.
Sehingga baik juara maupun runner up Liga 1 2021/2022 tidak memungkinkan dipilih mewakili Indonesia di AFC Cup 2022.
Sebab AFC Cup 2022 akan segera bergulir sebelum berakhirnya kompetisi Liga 1 2021/2022.
Ketiga yakni mempertimbangkan hasil Club Licensing Cycle 2021.
Bali United dan PSM Makassar mendapat kesempatan mewakili Indonesia di AFC Cup 2022 lantaran memenuhi semua kriteria di atas.
Bali United sendiri merupakan juara Liga 1 2019 dan tampil pada AFC Cup 2020 yang kala itu dihentikan turnamennya.
Sedangkan PSM merupakan juara Piala Indonesia 2018/2019 dan juga mewakili Indonesia di AFC Cup 2020 lalu bersama Bali United.
Baca juga: Minim Pengalaman Sepakbola Asia, Tugas Berat Menanti Joop Gall Pelatih Baru PSM di Liga 1 2021
Baca juga: PSM Makassar Cari Calon Duet Wiljan Pluim, Butuh Gelandang Pekerja Keras dan Bisa Cetak Gol
Meski pada tahun 2020 PSM sempat terlempar dari klub-klub pemilik Club Licensing AFC.
Namun PSM Makassar kembali meraih Club Licensing AFC di tahun 2021 ini.
Bali United tampil di ajang Piala AFC pada musim 2018, kemudian pada musim 2020 kembali melakoni beberapa pertandingan di Asia Tenggara namun harus ditunda.
Pada musim 2021, kabar lanjutan Piala AFC akan dijalankan, namun yang terjadi ialah resmi harus dibatalkan karena situasi pandemi yang belum pulih.
Sedangkan PSM Makassar tampil di AFC Cup pada tahun 2019 lalu setelah berhasil keluar sebagai runner up Liga 1 2018 lalu.
Kala itu PSM tampil mewakili Indonesia di AFC Cup 2019 bersama Persija Jakarta.
Kemudian PSM Makassar kembali tampil di AFC Cup 2020 setelah berhasil keluar sebagai juara Piala Indonesia 2018/2019.
Persija Gantikan PSM
PSSI menunjuk Bali United dan Persija Jakarta sebagai wakil Indonesia di AFC Cup 2021 mendatang.
Dibalik keterpilihan kedua klub ini, tesimpan sejumlah cerita dan perdebatan di kalangan pecinta sepakbola Indonesia.
Pasalnya, PSSI memutuskan Bali United dan Persija sebagai wakil Indonesia bukan berdasarkan hasil klasemen Liga 1 2020 ini.
Melainkan mengambil patokan pada prestasi kedua klub ini di musim 2019 lalu.
Ini dikarenakan Liga 1 2020 hingga kini belum usai, bahkan baru memasuki pekan ke-4 dan rencananya kembali digulirkan Februari 2021 mendatang.
Sementara pendaftaran klub wakil Indonesia di AFC Cup paling lambat telah disetor Januari mendatang.
Merunut dari hasil kompetisi musim 2019 lalu, Bali United berstatus juara Liga 1.
Tim berjuluk serdadu Tridatu ini juga menjadi wakil Indonesia di AFC Cup 2020 bersama PSM Makassar.
Hanya saja turnamen antarklub Asia kasta kedua itu dihentikan akibat pandemi Covid-19.
Secara aturan, untuk AFC Cup 2021 seharusnya PSM yang kembali mendampingi Bali United.
Hanya saja PSM dinyatakan tak lolos verifikasi lisensi AFC 2020 sehingga jatah milik tim berjuluk Ayam Jantan dari Timur ini dialihkan ke klub lain.
Ada enam klub Indonesia yang mengantongi lisensi AFC memperebutkan jatah PSM itu.
Selain Persija di antaranya ada Persipura Jayapura, Arema FC dan Borneo FC.
Namun PSSI memilih Persija dengan alasan tim Macan Kemayoran itu berstatus runner up Piala Indonesia 2018-2019.
Terpilihnya Persija ini seperti mengulang cerita sebelumnya pada edisi AFC Cup 2018 lalu.
Kala itu, untuk pertama kalinya setelah absen beberapa edisi Indonesia kembali mengirimkan dua tim perwakilan di AFC Cup 2018.
PSSI memilih juara dan runner up Liga 1 2017 sebab saat itu belum ada ajang Piala Indonesia.
Bhayangkara FC yang berstatus juara dibatalkan kepesertaannya sebab tak mengantongi Lisensi AFC.
Sehingga jatah Bhayankara diambilalih Bali United yang berstatus Runner up.
Sementara itu jatah kedua yang harusnya milik PSM sebab finish di urutan ketiga klasemen Liga 1 2017 juga harus ditanggalkan dengan alasan yang serupa dengan Bhayangkara.
Jatah PSM ini pun diberikan kepada Persija yang berada di posisi ke-4 klasemen Liga 1 2017.
"Bukannya kita tidak siap, tapi melihat kondisi kompetisi sekarang yang tidak jelas bakal mengganggu kesiapan tim belum lagi soal stadion, kami agak sulit kalau mau main di luar Makassar lagi," ucap Media Officer PSM, Sulaiman Abdul Karim, Kamis (17/12/2020).
Salah Kaprah
Sebelumnya mantan pemain PSM yang kini berstatus pelatih lisensi AFC Pro, Toni Ho, menyebut PSM salah kaprah dan salah fokus pada ajang AFC Cup 2019 lalu.
Menurutnya PSM tak perlu bersusah payah untuk meraih prestasi tinggi di AFC Cup kala itu.
"Kalau menurut saya, target AFC sudah salah kaprah, sudah berapa banyak club2 indo mencoba (partisipasi) apa sdah ada yg pernah juara, apalagi denga materi pemain PSM apa mampu?," imbau Tony Ho, beberapa waktu lalu.
Sementara itu, menurut pengamat sepakbola Nasional, Husain Abdullah, momen ini tak perlu diratapi dan tak usah menjadi perdebatan panjang bagi para fans.
Eks manajer PSM ini menyebit momen ini harus dijadikan waktu yang tepat untuk Juku' Eja berbenah diri.
"Untuk kali ini kita ambil momentumnya untuk berbenah ke dalam, list semua item-item apa dan kita harus tutupi kekurangan itu sehingga ke depannya tidak ada lagi kekurangan-kekurangan," ucapnya saat menjadi narasumber dalam Bincang Bola Virtual Tribun Timur, Selasa (24/11/2020).
Pembenahan ini bisa dilakukan dalam satu hingga dua tahun mendatang.
Sebab menurut Juru Bicara Jusuf Kalla ini PSM harus lebih siap lagi ke pentas Asia.
Dalam dua tahun belakangan, PSM memang dinyatakan lolos verifikasi.
Tetapi faktanya Zulkifli Syukur Cs harus bermain di luar kota Makassar, sebab tak ada Stadion yang memenuhi standar AFC.
"Menurut saya yah abaikan saja dan lebih baik PSM ini fokus pembinaan internal dulu, kesempatan untuk memperbaiki banyak hal," katanya.
"Jadi seluruh item-item yang menjadi kekurangan itu sebaiknya dalam 1-2 tahun ini mesti dibenahi karena tidak bisa juga dibiarkan berlanjut ketidakhadiran secara maksimal PSM di pentas sepakbola Asia," sambungnya.
Sembari terus berharap manajemen PSM membenahi segala segi kekurangan, pihak Pemerintah daerah dalam hal ini Pemprov Sulawesi Selatan juga mempercepat pembangunan Stadion Mattoanging.
Hal inilah yang menurut Husain Abdullah perlu sinergitas agar dalam dua tahun ke depan PSM sudah benar-benar siap tampil di level Asia.
"Yang paling basic kan sebenarnya stadion, kalau kita lihat ada kemauan dari Pemprov dalam hal ini Nurdin Abdullah untuk membangun Mattoanging. Mudah-mudahan bisa selesai dalam waktu cepat," terangnya.
"Jika ini berbarengan nanti, PSM secara internal berbenah. Penyediaan infrastruktur Stadion dari Pemprov juga sudah ada maka semuanya akan beriringan membawa PSM bisa tampil lagi, sebab PSM ini harga diri warga Sulsel," tuturnya.(*)