Timor Leste
Warga China Berdatangan ke Timor Leste, Dirikan Restoran dan Rumah Bordil, Tak Jarang Saling Tipu
Sejak 20 tahun lalu, warga Timor Leste memutuskan untuk pisah dari Indonesia. Mereka berharap, kehidupan rakyat Timor Leste akan semakin membaik
Salah satu pedagangnya bernama Ma Liyu, seorang wanita yang mengaku berasal dari kota Ningde di Provinsi Fujian, Tiongkok.
Ma Liyu rela datang jauh-jauh ke Timor Leste untuk berdagang daun teh dan aksesoris handphone.
Ia memutuskan pindah sejak 11 tahun lalu.
Lantaran, ia mendengar kabar akan sangat mudah untuk menghasilkan uang di negara Timor Leste.
Namun tentu saja, prosesnya tidak mudah.
Ma Liyu menuturkan, dirinya sempat ditipu oleh imigran China lainnya dan harus kehilangan tabungannya sebanyak 70.000 dollar AS (sekitar Rp 100 juta).
"Mereka orang China bisa menipu satu sama lain,"
"Mereka ingin menipu Anda demi uang,"
"Mereka menghasilkan uang, Anda kehilangan uang, ini memang sering terjadi," imbuhnya.
Menurut Ma, ada banyak persaingan yang terjadi di Timor Leste antara orang-orang dari China.
Namun mereka menuturkan, lebih enak tinggal di Timor Leste.
Mica Barreto Soares, seorang peneliti tentang hubungan China-Timor-Leste dan kontributor Routledge Handbook of Contemporary Timor-Leste 2019 mengungkap penelitiannya.
Ia memperkirakan, sekitar 4.000 Migran China tinggal di negara itu pada 2019.
Mereka telah mendirikan 300 hingga 400 perusahaan bisnis.
Hal ini termasuk usaha menjual barang-barang murah dan bahan bangunan, serta menjalankan restoran, hotel, rumah bordil, warung internet, dan pompa bensin.
Namun, Kedutaan Besar China di Dili tidak pernah merilis angka tentang berapa banyak warganya yang berada di Timor Leste.(*)