Liga 3 Sulsel 2021
Ricuh! Pemain MRC Bulukumba Kerumini Wasit Usai Kalah Atas Gasma Enrekang Lewat Titik Putih
Sejumlah pemain MRC Bulukumba mengerumuni wasit untuk memprotes keputusan-keputusan yang dianggap merugikan timnya.
Penulis: Muh. Asiz Albar | Editor: Muhammad Fadhly Ali
TRIBUNENREKANG.COM, ENREKANG - Kericuhan mewarnai laga babak 6 besar Liga 3 Sulsel 2021 antara Gasma Enrekang vs MRC Bulukumba di Stadion Bumi Massenrempulu, Kota Enrekang, Minggu (19/12/2021).
Kericuhan terjadi sesaat setelah wasit meniup peluit panjang tanda berakhirnya laga.
Sejumlah pemain MRC Bulukumba mengerumuni wasit untuk memprotes keputusan-keputusan yang dianggap merugikan timnya.
Salah satu keputusan yang dianggap kontroversi adalah saat wasit memberikan penalti bagi Gasma Enrekang.
Para pemain MRC Bulukumba menilai pelanggaran tersebut terjadi di luar kotak penalti.
Alhasil, usai laga para pemain mengerumuni wasit namun dilerai oleh pihak panitia dan aparat keamanan.
Wasit dan asisten wasit berhasil dievakuasi. Namun perselisihan masih berlanjut lantaran sejumlah panitia dan pemain MRC Bulukumba saling berselisih.
Beruntung kejadian itu bisa segera diamankan oleh aparat kepolisian dan para pemain bisa menenangkan diri.
Ditemui usai laga, Pelatih MRC Bulukumba Akhsan mengatakan kekalahan yang diderita timnya karena faktor non teknis yakni pengadil lapangan.
Menurutnya, sejumlah keputusan pengadil lapangan atau wasit dalam laga itu banyak merugikan timnya.
"Pemain kami sudah bermain dengan baik dan strategi juga sudah berjalan sesuai rencana, tapi faktor non teknis merubah segalanya," kata Akhsan saat ditemui TribunEnrekang.com, Minggu (19/12/2021) malam.
Akhsan menganggap akan sulit persepakbolaan di Sulsel akan maju jika praktek seperti ini terus dipertahankan.
"Saya sudah tiga tahun ikuti Liga 3 Sulsel dan pasti selalu tuan rumah yang diberi keuntungan untuk lolos," tegasnya.
Ia juga meminta Askab PSSI Enrekang untuk lakukan evaluasi terhadap panitia pertandingan.
Sebab, kericuhan yang terjadi juga adalah salah satu bentuk provokasi oleh sejumlah oknum pihak penyelenggara.