Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Bincang Kmpus

Cerita Prof Jamaluddin Jompa Bercita-cita Keliling Dunia, Kini Jadi Guru Besar Ahli Biologi

Hadir sebagai narasumber, Calon Rektor (Carek) Universitas Hasanuddin (Unhas) periode 2022-2026, Prof Jamaluddin Jompa.

Penulis: Kaswadi Anwar | Editor: Saldy Irawan
tribun-timur
Keterangan foto: Prof Jamaluddin Jompa. 

Cita-cita itu untuk berkeliling dunia itu pun mulai terbuka ketika masuk di Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FKIP) Unhas.

Semangat untuk berkeliling dunia mendorongnya untuk terus menempuh pendidikan di luar negeri.

“Harus cari tempat paling jauh dan saya berhasil ke negara paling jauh dari Indonesia, yakni Kanada. Bumi inikan bulat, kalau kita melewati Pasifik, itukan setengah lalu pulangnya lewat Rusia, maka kita mengelilingi dunia bulat, 360 derajat. Jadi cita-cita saya telah tercapai,” ucapnya.

Mengambil Jurusan Budidaya Perairan

Prof Jamaluddin Jompa menuturkan awalnya hingga bisa mengambil jurusan budidaya perairan di FKIP Unhas.

Ia mengatakan awalnya hanya berpikir untuk bisa masuk dengan bebas tes di Unhas. Alasannya karena masalah ekonomi. Sebab, jika tak lulus lewat jalur bebas tes, takutnya tak bisa kuliah karena tidak mampu membayar biaya pendaftaran.

Selain itu, ia realistis bahwa untuk kuliah itu butuh biaya besar. Ia pun konsultasi dengan beberapa temannya. Untuk Fakultas Kedokteran dan Fakultas Teknik jelas butuh biaya besar.

Sementara Prof Jeje kala itu memasang target cepat selesai dengan biaya murah.

“Jadi saya putuskan pada saat itu, karena rumah saya dekat denagn laut dan sungai, saya suka cari ikan, jadi mungkin bidang ini yang ingin saya kembangkan melalui kesarjanaan di masa mendatang. Pada saat itu makanya saya memilih budidaya perikanan,” bebernya.

Ahli di Bidang Biologi dan Kelautan

Prof Jamaluddin Jompa dikenal ahli di bidang biologi dan kelautan. Ia mengaku hal ini tidak sama sekali direncanakan.

Dia membeberkan esensi dari belajar bukan hanya mempelajari bidang yang digeluti, melainkan mempelajari tren, mempelajari dunia sekitar di waktu sekarang dan di masa mendatang.

Prof Jeje mengatakan, ketika menempuh pendidikan strata satu, ia banyak belajar bahwa ke depan sumber daya itu ada di laut yang maha luas.

Tujuh puluh persen bumi  adalah laut, sehingga ia beralih mempelajari kelautan tanpa meninggalkan perikanan.

Setelah itu Prof Jeje melihat hal yang tidak diperhatikan Indonesia pada masa itu, yakni terumbu karang.

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved