Bincang Kmpus
Cerita Prof Jamaluddin Jompa Bercita-cita Keliling Dunia, Kini Jadi Guru Besar Ahli Biologi
Hadir sebagai narasumber, Calon Rektor (Carek) Universitas Hasanuddin (Unhas) periode 2022-2026, Prof Jamaluddin Jompa.
Penulis: Kaswadi Anwar | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR – Bincang Kampus Tribun Timur kembali hadir, Jumat (17/12/2021).
Hadir sebagai narasumber, Calon Rektor (Carek) Universitas Hasanuddin (Unhas) periode 2022-2026, Prof Jamaluddin Jompa.
Tema diangkat Lebih Dekat dengan (Carek) Unhas.
Prof Jamaluddin Jompa terpilih sebagai Carek Unhas periode 2022-2026 penyaringan bakal Carek Unhas di Baruga AP Pettarani Unhas pada Selasa (14/12/2021).
Dekan Sekolah Pascasarjana Unhas ini memperoleh 21 suara Senat Akademik Unhas. Menjadi peraih suara terbanyak kedua.
Hanya kalah dari Dekan Fakultas Kedokteran Unhas, Prof Budu yang memperoleh 29 suara. Sedangkan peringkat tiga, diraih oleh Dekan Fakultas Hukum Unhas, Prof Farida Patittingi dengan 11 suara.
Nasib ketiganya untuk menjabat sebagai Rektor Unhas akan ditentukan oleh 17 Majelis Wali Amanat (MWA) Unhas pada 27 Januari 2022.
Tentu banyak bertanya-tanya siapa sebenarnya sosok Prof Jamaluddin Jompa dan bagaimana masa kecilya hingga bisa sukses seperti sekarang ini.
Prof Jamaluddin Jompa lahir di Kabupaten Takalar pada 8 Maret 1967. Usianya kini telah menginjak 54 tahun.
Ayahnya berprofesi sebagai tentara. Masa kecilnya harus berpindah-pindah tempat demi mengikuti tempat bertugas dari sang ayah.
Prof Jamaluddin Jompa menceritakan kehidupan masa kecilnya dihabiskan di asrama tentara. Lebih dekat dengan alam, lantaran lokasi asrama tentara yang berada di tengah hutan.
Ketika masih duduk di bangku sekolah dasar (SD), dia harus berpindah sekolah sebanyak tiga kali karena harus ikuti sang ayah bertugas,
Inilah yang membuatnya berpindah-pindah dalam menempuh pendidikan di perguruan tinggi.
Setelah menyelesaikan pendidikan strata satu tahun 1989 dengan konsentrasi ilmu di budidaya perairan Unhas, ia melanjutkan pendidikan magisternya di bidang coral reef assessment and monitoring di McMaster University Kanada pada tahun 1994.
“Waktu tamat SMA saya pikir harusnya pindah-pindah ketika masuk di perguruan tinggi. Itulah yang melatarbelakangi kenapa setelah selesai di Kanada saya pindah lagi di Australia. Mungkin karena dari yang sudah pindah-pindah,” akunya.