Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tribun Pinrang

Niat Mulia Isura, Tak Malu Jadi Kuli Bangunan Meski Perempuan

Kisah perempuan kuat kembali datang dari Kabupaten Pinrang. Setelah sebelumnya, viral Nur Aini mahasiswi UNM asal Pinrang jadi buruh angkut semen

Editor: Suryana Anas
tribun-timur/nining
Buruh bangunan perempuan di Pinrang, Isura (31).  

TRIBUNPINRANG.COM, PINRANG - Kisah perempuan kuat kembali datang dari Kabupaten Pinrang. Setelah sebelumnya, viral Nur Aini mahasiswi cantik UNM asal Pinrang yang jadi buruh angkut semen.

Sosok perempuan kali ini adalah Isura (31) meninggalkan rumahnya untuk bekerja sebagai kuli bangunan.

Dalam sehari, ia bisa menjadi kuli bangunan di dua tempat berbeda.

Ditemui di tempat kerjanya, Jalan Andi Pawelloi, Kecamatan Watang Sawitto, Kabupaten Pinrang, Minggu, (12/12/2022).

Isura yang mengenakan setelan baju lengan panjang berwarna hijau ini tampak sibuk mengebor beton.

Usai pekerjaan mengebor betonnya selesai, ia kemudian memasang batu bata untuk pondasi bak kamar mandi.

Sambil memasang batu bata, ia bercerita mengapa memilih menjadi kuli bangunan.

"Alhamdulillah, penghasilan (kuli bangunan) bagus," kata Isura.

Upah kuli bangunannya itu ia terima per 10 hari kerja.

Perempuan yang berumur 31 tahun ini sudah lebih lima tahun menjadi kuli bangunan.

Tepatnya di tahun 2016.

Ia menjadi kuli bangunan setelah orangtuanya meninggal.

"Awalnya ikut sama Om. Karena saya lihat penghasilannya bagus jadi saya teruskan," sebutnya.

Isura memilih untuk menjadi tulang punggung dan membiayai enam orang keluarganya.

Yakni satu adik, dua kakak dan tiga keponakannya.

Selain itu, ia menjadi ibu bagi tiga keponakannya.

Karena belum bersuami dan punya anak, Isura sudah menganggap tiga keponakannya itu sebagai anaknya.

Ia juga membiayai sekolah keponakannya itu.

Jenjang pendidikan keponakannya berbeda-beda.

Ada yang SMA kelas 1, ada yang kelas 4 SD, dan satunya sudah lulus SMA.

"Yang lulus SMA itu belum lanjut kuliah. Katanya mau cari uang dulu baru lanjut kuliah," ucapnya.

Sebagai ibu bagi keponakannya itu, Isura tidak ingin melihat mereka putus sekolah.

"Pendidikan mereka nomor satu. Yang penting mereka belajar dulu," katanya.

Meskipun ibu dari keponakannya itu masih hidup, Isura merasa punya tanggung jawab untuk membiayai mereka.

"Saya anggap mereka anak saya juga," tuturnya.

Ia pun menceritakan bagaimana kedekatan dengan keponakannya itu.

"Mereka ini sehari-hari panggil saya Mama Sura. Mereka sudah anggap saya Mamanya. Saya juga sudah anggap mereka anak," tuturnya.

Diketahui Isura sudah ada di lokasi kerjanya tepat pukul 08.00 Wita. 

Ia selesai bekerja pada pukul 17.00 Wita.

"Kalau saya sudah pulang kerja itu, keponakan saya ini pasti tanya, bagaimana ji pekerjaan hari ini Mama Sura. Capek ki Mama Sura? Mereka semua perhatian sama saya," bebernya.

Rasa capeknya bisa terbayar setelah melihat keponakannya itu menyambutnya.

Saat ditanya, apakah upah dari hasil kuli bangunan itu bisa membiayai enam orang keluarganya, ia tegas menjawab bisa.

"Alhamdulillah bisa. Cukup untuk makan sehari-hari, cukup untuk sekolah keponakan saya dan lain-lain," ujarnya.

Isura tinggal bersama saudara dan keponakannya di Jalan Poros Pinrang-Rappang, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan.

Isura tidak pernah malu saat melakoni pekerjaan ini.

Mengingat pekerjaan kuli bangunan biasanya dilakukan laki-laki saja.

Namun, rasa capek hampir sering menghampiri.

"Kalau pekerjaannya berat, itu tenaganya terkuras betul. Kayak kerja bak mandi dan mengebor. Yang ringan itu kerja plamir," tuturnya.

Kendati demikian, Isura tidak pernah patah semangat.

Hal ini demi membiayai enam orang keluarganya.

"Saya semangat kerja karena banyak yang dibiayai juga," imbuhnya.

Laporan wartawan Tribunpinrang.com, Nining Angreani

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved