Unhas
LPMH Unhas Perlihatkan Sudut Pandang Pulau Lakkang dalam Film Dokumenter
Lembaga Pers Mahasiswa Hukum Universitas Hasanuddin meluncurkan film dokumenter berjudul Lakkang
Penulis: Kaswadi Anwar | Editor: Suryana Anas
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Lembaga Pers Mahasiswa Hukum Universitas Hasanuddin (LPMH-UH) merayakan Anniversary ke-26 di Pondok Samudra 5, Jl Tanjung Bayang, Kota Makassar, Rabu (8/12/2021).
Di Anniversary ke-26, LPMH Unhas meluncurkan film dokumenter berjudul Lakkang. Durasinya 16 menit 29 detik.
Pulau Lakkang merupakan salah satu wilayah di Kecamatan Tallo, Kota Makassar.
Luasnya, 300 hektar diapit oleh tiga sungai, yakni Sungai Tallo, Sungai Pampang, dan Sungai Universitas Hasanuddin (Unhas).
Untuk menuju di Pulau Lakkang ada empat jalur. Lewar dermaga di Kampung Kera-Kera, belakang Unhas, derma samping tol Ir Sutami dan dermaga Kelurahan Pampang dan dermaga di Kelurahan Tallo.
Caranya harus menggunakan perahu dengan tarif Rp 3 ribu hingga Rp 5 ribu.
Dalam film dokumenter, LPMH-UH memperlihatkan sudut pandang Pulau Lakkang.
Pulau Lakkang memiliki sumber daya alam melimpah. Bisa dijadikan sebagai tempat wisata.
Pasalnya, terdapat bunker masa peninggalan Jepang. Konon bungker ini dulu dijadikan sebagai tempat senjata Jepang.
Belum lagi hasil alam melimpah. Lahan yang ada di sana digunakan untuk menambak ikan atau pun udang.
Hal ini bisa dimanfaatkan dalam menaikkan perekonomian masyarakat.
Namun, masyarakat Lakkang tak bisa memaksimalkan potensi yang ada karena keterbatasan infrastruktur.
Masyarakat membutuhkan jembatan untuk menghubungkan Pulau Lakkang dengan daratan Kota Makassar.
Belum lagi persoalan sampah. Sejauh ini sampah hanya ditumpuk di dekat dermaga lalu diangkut menggunakan perahu.
Namun, jumlah perahu mengangkut terbatas, sehingga sampah justru kian menumpuk. Sehingga butuh alat angkut yang lebih besar.
Sebab, jika mengandalkan transportasi perahu butuh biaya lebih jika ingin mengangkut kebutuhan di Pulau Lakkang.
Dewan Pers LPMH-UH, Hanifah Ahsan mengatakan, Pulau Lakkang diangkat sebagai karya dokumenter untuk mengingatkan keberadaan Pulau Lakkang yang kian terpinggirkan.
Kota Makassar semakin hari terus maju dan berdiri gedung pencakar langit, tetapi Pulau Lakkang justru. terabaikan.
"Kita ingin ingatkan kepada kepada Pemerintah Kota Makassar keberadaan Pulau Lakkang. Butuh perhatian, utamanya infrastruktur. Demi menaikkan perekonomian masyarakat Lakkang," katanya Kamis (9/11/2021).
Pemimpin Umum LPMH-UH, Saldy menuturkan film dokumenter menjadi hal baru dibuat di LPMH-UH sejak berdiri 1995.
Sebelumnya, LPMH-UH telah membuat karya secara di online, buletin dana majalah. Di kepengurusan kali ini coba membuat hal baru.
"Kami sebagai pengurus ingin persembahkan hal baru dengan film dokumenter. Semoga karya ini bisa bermanfaat," ucapnya.
Sementara Dewan Pembina LPMH-UH, Rachmat Setyawan mengatakan di usia 26, LPMH-UH bisa tetap eksis dengan tetap memegang ideologi yang dianut, jurnalisme kerakyatan.
Tak hanya itu, inovasi harus terus dilakukan untuk mengikuti perkembangan zaman.
"LPMH-UH harus terus melahirkan karya baik online, cetak maupun digital. Jangan sampai ketinggalan zaman," ucapnya. (*)