Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Reuni 212

Massa Reuni 212 Pertanyakan TNI/Polri Bawa Senjata, DS: Kalau Bawa Panci Itu Namanya Roy Suryoooo

Denny Siregar menyoroti massa Reuni 212 yang mempertanyakan mengapa aparat TNI dan Polri membawa senjata saat mengamankan aksi.

Editor: Sakinah Sudin
Kolase Tribun Timur/ Sakinah Sudin
Roy Suryo (istimewa) dan Denny Siregar (YouTube Cokro TV). 

TRIBUN-TIMUR.COM - Pegiat media sosial Denny Siregar kembali berkomentar terkait aksi Reuni 212.

Denny Siregar menyoroti massa Reuni 212 yang mempertanyakan mengapa aparat TNI dan Polri membawa senjata saat mengamankan aksi.

"Ya, polisi ma TNI pasti bawa senjata lah... Kalau bawa panci ma pompa dragon, itu namanya Roy suryoooo..," tulis Denny Siregar lewat akun Instagram @dennysirregar, Jumat (3/11/2021) dini hari, seperti dilansir Tribun-timur.com.

Tampak Denny Siregar memposting capture artikel berjudul Aksi Massa Reuni 212 Pertanyakan Mengapa Aparat TNI Polri Bawa Senjata, Ini Bukan Perang.

Dilansir dari humas.polri.go.id, massa aksi Reuni 212 terlibat adu mulut saat sedang berkumpul di perbatasan Jalan Abdul Muis dengan Jalan Budi Kemuliaan, Kelurahan Petojo Selatan, Kecamatan Gambir, Kota Jakarta Pusat, Kamis (2/12/2021) pagi hari.

Awalnya massa tersebut kembali berkumpul yang sebelumnya sempat diminta membubarkan diri.

Kemudian ketika hendak dihalau ke salah satu pom bensin Pertamina yang terletak di Jalan Abdul Muis, massartampak kesal.

"Enggak usah bawa senjata pak, ini bukan perang. Jangan menakuti rakyat," ujar salah seorang pemuda peserta aksi Reuni 212.

"Kalau mau angkat senjata ke Papua saja sana itu diurusin, gak beres-beres sampai sekarang," teriaknya lagi.

Kemudian tampak belasan sepeda motor trail dari anggota Brimob Polda Metro Jaya dan Kodam Jaya TNI menghalau peserta aksi agar membubarkan diri.

Sejumlah petugas kepolisian yang berjalan kaki kemudian menenangkan massa meminta massa untuk membubarkan diri dan pulang ke rumah masing-masing.

"Tolong demi ketertiban umum jangan berkerumun, jangan melakukan aksi. Kegiatan ini sudah dilarang oleh pemerintah," kata salah seorang anggota kepolisian yang menghalau massa peserta aksi Reuni 212.

Diketahui, acara Reuni 212 tetap digelar di kawasan Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta Pusat, Kamis (2/11/2021) meski belum mengantongi izin dari kepolisian.

Dilansir dari Kompas.com, Ketua Persaudaraan Alumni (PA) 212 Slamet Maarif mengatakan, acara Reuni 212 tidak perlu mendapatkan izin dari kepolisian.

Sebab, menurut Slamet, hal itu merujuk Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum.

"Cukup pemberitahuan, bukan izin, dan itu koordinator lapangan sudah melayangkan ke Polda Metro Jaya," ujar Slamet, Rabu kemarin.

Sebelumnya, kegiatan Reuni 212 tahun ini hanya akan digelar di Masjid Az Zikra, Sentul, Kabupaten Bogor.

Namun, setelah memperhatikan situasi dan perkembangan, panitia juga menggelar acara di Ibu Kota.
Kepolisian kemudian memasang barrier dan kawat berduri di sekitar Patung Kuda untuk menahan massa yang mencoba masuk area tersebut.

Polda Metro Jaya juga menyiapkan rekayasa lalu lintas kendaraan berupa penutupan sejumlah ruas jalan di sekitar Patung Kuda. (Tribun-timur.com/ Sakinah Sudin/ Kompas.com/ Rindi Nuris Velarosdela)

Denny Siregar: Pagi kadrun 212 . . Amplopnya Sudah Siap, Nanti Dibagi di Lokasi yaaa.

Kemarin, Denny Siregar juga berkomentar terkait aksi Reuni 212.

Denny Siregar menuliskannya lewat cuitan di akun Twitter @Dennysiregar7.

"Pagi kadrun 212..

Amplopnya sudah siap, nanti dibagi di lokasi yaaa..," tulis Denny Siregar, Kamis (2/12/2021) pukul 8.29 pagi, seperti dilansir Tribun-timur.com.

Diketahui, Reuni 212 dijadwalkan hari ini, Kamis (2/12/2021).

Namun, Polda Metro Jaya hingga kini belum mengeluarkan izin untuk acara tahunan milik PA 212 itu.

Alhasil, nama aksi Reuni 212 berubah nama menjadi Aksi Super Damai.

Sebelumnya, Denny Siregar berkomentar terkait pernyataan Polri terkait Reuni 212 di Patung Kuda.

"Nah, gitu pak @DivHumas_Polri..

Tegas. Jangan mau diancam2. Negara jangan kalah ma preman, apalagi yg berbaju agama.," tulis Denny Siregar, Rabu (1/12/2021) pukul 9.50 malam.

Cuitannya disertai link artikel Kompas.com berjudul Polisi Ancam Pidanakan Panitia dan Peserta jika Nekat Gelar Reuni 212 di Patung Kuda.

Reuni 212 di Kawasan Patung Kuda Ganti Nama Jadi 'Aksi Super Damai'

Diberitakan sebelumnya, Ketua Persaudaraan Alumni (PA) 212 Slamet Ma'arif menyatakan rencana acara yang bakal digelar di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat pada Kamis (2/12/2021) hari ini, hanya sebatas Aksi Super Damai.

Oleh karenanya, kata dia, tak perlu mengantongi izin dari pihak manapun termasuk kepolisian.

Pernyataan ini diungkapkan Slamet, sebagai respons atas keputusan dari Polda Metro Jaya yang hingga kini belum mengeluarkan izin untuk acara tahunan milik PA 212 itu.

"Di patung kuda itu aksi super damai (unjuk rasa) menyatakan pendapat di depan umum dengan tuntutan Bela Ulama, Bela MUI dan Ganyang koruptor," kata Slamet saat dikonfirmasi wartawan kemarin, dilansir dari artikel Tribunnews.com dengan judul Reuni 212 di Kawasan Patung Kuda Ganti Nama Jadi 'Aksi Super Damai', Ini Alasannya

Hal itu dikatakan Slamet, merujuk pada Undang-Undang Nomor 9 tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikam Pendatapan di Muka Umum yang di mana setiap sektor bisa melakukan aksi tanpa mengantongi izin di tempat umum.

Sebagai syaratnya kata dia, Panitia Reuni PA 212 sudah melayangkan pemberitahuan kepada Polda Metro Jaya yang diserahkan pada Senin (29/11/2021) kemarin.

"Berdasarkan UU No 9 cukup pemberitahuan bukan izin dan itu korlap sudah melayangkan ke Polda Senin kemarin," ucapnya.

Diketahui seruan Aksi Super Damai yang tertuang dalam poster telah tersebar di berbagai platform media sosial. 
Bahkan untuk di Twitter, tagar PutihkanJakarta212 sempat trending di linimasa aplikasi berbagi cuitan tersebut.(Tribun-timur.com/ Sakinah Sudin, Tribunnews.com/ Rizki Sandi Saputra)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved