Inilah Penyebab Sebenarnya Jenderal Andika Marahi Prajurit saat Rapat, Kemarin Marahi Kopassus
Kali ini Andika Perkasa memarahi anggotanya lantaran dinilai tidak serius menghadiri rapat.
TRIBUN- TIMUR.COM - Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa kembali mendapat sorotan lantaran marahi prajuritnya.
Sebelumnya, Jenderal Andika Perkas juga marah lantaran terjadinya bentrokan antara prajurit Komando Pasukan Khusus (Kopassus) yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Nanggala dengan personel Brimob Polri yang tergabung dalam Satgas Amole di Timika, Papua, Sabtu (27/11/2021).
Kali ini Andika Perkasa memarahi anggotanya lantaran dinilai tidak serius menghadiri rapat.
Prajurit tersebut berani bermain handphone saat rapat virtual.
Video detik-detik kemarahan Jenderal Andika Perkasa pun beredar luas.
Video berdurasi satu menit 30 detik itu memperlihatkan Jenderal Andika Perkasa sedang memimpin rapat secara daring.
Dalam video tampak mantan Pangkostrad memanggil nama Kasrem Merauke Kolonel Arh Hamim Tohari.
"Mas Hamim, lihat saya. Ini Mas Hamim, kan, di Merauke?" kata Andika dilansir dari video yang beredar.
Andika lantas menyingung kualitas anak buah dari Danrem 174 Merauke Brigjen TNI Bangun Nawoko itu.
Dalam video yang beredar Kolonel Hamim diduga sedang bermain handphone saat Andika Perkasa berbicara.
Melihat itu, Paglima TNI meminta Hamim untuk menjauhkan telepon genggamnya.
Pasalnya, Andika menyebut dirinya tidak akan sering berbicara.
Sehingga meminta untuk semua anggotanya mendengarkannya saat berbicara.
"Enggak usah lihat handphone, saya bicara enggak sering. Handphone geser," kata Jenderal Andika Perkasa dengan suara sedikit meninggi.
Andika kemudian meminta Hamim fokus mengikuti rapat tanpa melihat ponsel.
"Mas Hamim handphone geser... ke samping kiri, jauh, " ucap Panglima TNI Andika Perkasa sambil mengarahkan tangannya.
Andika juga meminta Hamim untuk mengulang apa yang sedang disampaikannya.
"Ulangi coba apa yang saya bicarakan barusan," tambahnya.
Dilansir dari Tribun Video, Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa melakukan kunjungan kerja di Jayapura, Papua.
Kedatangan Jenderal Andika ke Papua ini merupakan yang pertama setelah dilantik menjadi Panglima TNI.
Saat melaksanakan konferensi pers di Makodam XVII/Cenderawasih Rabu (1/12/2021) kemarin, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa menjelaskan bahwa pola penugasan pengamanan di Papua akan dilaksanakan dengan pola pendekatan teritorial dan sosial.
Untuk itu semua satuan yang ditugaskan nantinya akan ditempatkan di Kodim dan Koramil setempat.
Andika juga mengatakan bahwa pola pengamanan yang dilaksanakan di Papua akan sama seperti di wilayah Indonesia lainnya.
Saat ini jumlah Kodim yang ada di wilayah Kodam XVII/Cenderawasih masih kurang misalnya Korem 174/ATW Merauke yang saat ini terdapat 3 Kodim, Korem 173/PVB Biak terdapat 4 Kodim dan Korem 172/PWY Jayapura terdapat 5 Kodim.
Pastikan proses oknum yang bentrok di Papua
Jenderal Andika memastikan akan memproses semua oknum anggota TNI yang terlibat dalam bentrokan di Papua.
Hal itu disampaikan Andika menanggapi bentrokan yang melibatkan Kopassus dan personel Brimob Polri di Timika.
"Pusat Polisi Militer TNI bersama-sama dengan Pusat Militer TNI AD sedang lakukan proses hukum terhadap semua oknum anggota TNI yang terlibat dalam dugaan tindak pidana di Timika tersebut," ujar Andika melalui pesan singkat kepada Kompas.com, Senin (29/11/2021).
Selain itu, Andika memastikan bahwa TNI juga telah berkoordinasi dengan Polri untuk melakukan proses hukum terhadap oknum anggota Polri yang terlibat.
"TNI juga sudah lakukan koordinasi dengan Polri untuk lakukan proses hukum terhadap oknum anggota Polri yang terlibat dalam dugaan tindak pidana di Timika tersebut," kata Andika.
Diberitakan, prajurit Satgas Nanggala Kopassus terlibat keributan dengan personel Satgas Amole di Timika, Papua, Sabtu.
Keributan itu terjadi di lokasi Ridge Camp Pos RCTU Mile 72. Tepatnya di depan Mess Hall, Timika.
Kapolda Papua Irjen Mathius Fakhiri memastikan kasus bentrokan ini hanya sekadar salah paham.
"Tidak ada bentrok itu, salah paham saja. Sudah diselesaikan, sudah berdamai. Nanggala juga kan itu di bawah Kapolda, karena di bawah Operasi Nemangkawi. Amule juga sama di bawah Kapolda, sudah diselesaikan langsung," kata Mathius dikutip dari Tribunnews.com, Senin (29/11/2021).
Diberitakan sebelumnya, peristiwa tersebut bermula dari personel Satgas Amole Kompi 3 yang berada di pos RCTU Ridge Camp Mile 72 berjualan rokok.
Kemudian, personel Satgas Nanggala sebanyak 20 orang hendak membeli rokok.
Namun, mereka tidak terima dengan mahalnya rokok membuat anggota Satgas Nanggala melakukan pengeroyokan terhadap anggota Satgas Amole.
Selanjutnya personel yang berada di lokasi Pos RCTU melakukan perlawanan dan menyisir lokasi kejadian guna menyelamatkan rekan-rekan yang terluka.
Akibat dari kejadian itu, lima anggota polisi dari Satgas Amole terluka dan mendapatkan perawatan medis.
Kelima anggota yang menjadi korban yakni Bripka Risma, Bripka Ramazana, Briptu Edi, Bharaka Heru Bharatu Munawir, dan Bharatu Julianda. (Tribun-timur.com/Tribun-video/Kompas.com)