Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tanaman Emas

Termasuk di Sulawesi, Inilah Sebaran Tanaman yang Dapat Menghasilkan Emas di Indonesia

Hamim menyebut, terdapat sejumlah tanaman yang mengekstrak emas dengan menyerap logam berat diantaranya juga logam mulia.

Editor: Muh. Irham
ist
Ilustrasi emas 

TRIBUN-TIMUR.COM - Emas biasanya didapatkan dengan cara menambang. Namun, tahukah Anda, emas juga bisa didapatkan dari sebuah pohon.

Adalah Prof Dr Ir Hamim MSI, dari Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Institut Pertanian Bogor (IPB) yang memaparkan hal itu dalam Orasi Ilmiah Guru Besar Tetap IPB. 

Hamim menyebut, terdapat sejumlah tanaman yang mengekstrak emas dengan menyerap logam berat diantaranya juga logam mulia.

Menurut penjelasannya, logam berat merupakan komponen yang tidak mudah terdegradasi dan keberadaannya di tanah bisa mencapai ratusan tahun. 

Sementara itu, tumbuhan, kata dia, memiliki mekanisme fisiologis yang memungkinkan untuk dapat menyerap logam berat dari lingkungannya.

Tumbuhan ini dapat digunakan sebagai agen pembersih lingkungan. Adapun proses pembersihan komponen berbahaya untuk dikonsumsi dengan tanaman ini dikenal sebagai fitoremediasi. 

Dia mengatakan, beberapa jenis tumbuhan yang dapat menyerap logam berat dalam jumlah besar di dalam jaringannya, disebut tumbuhan hiperakumulator.

"Selain bisa dimanfaatkan dalam fitoremediasi, tumbuhan ini juga bisa digunakan untuk menambang logam yang memiliki nilai ekonomi tinggi seperti nikel, perak, emas, platinum dan talium atau suatu kegiatan yang dikenal sebagai fitomining,” kata Hamim melansir dari laman resmi IPB University, Minggu (28/11/2021). 

Lalu di Daerah Mana dan Jenis Tanaman Apa Saja yang dapat Menghasilkan Emas?

Untuk diketahui, tumbuhan hiperakumulator biasanya banyak ditemukan di wilayah dengan kandungan logam tinggi misalnya tanah serpentine dan ultramafic.

Indonesia, kata Hamim, termasuk negara dengan lahan ultramafic terbesar di dunia yang meliputi wilayah Kalimantan, Sulawesi, Maluku hingga ke Papua. 

“Namun potensi tumbuhan hiperakumulator di daerah ini belum tergali secara optimal, sehingga perlu mendapat perhatian dari berbagai pihak sehingga potensinya bisa digali dan dimanfaatkan untuk tujuan fitoremediasi dan fitomining,” jelasnya.

Menurut Hamim, selain tumbuhan hiperakumulator yang hidup di wilayah ultramafic, ada beberapa jenis tumbuhan yang juga berpotensi besar untuk digunakan sebagai agen fitoremediasi maupun fitomining.

Adapun contohnya tanaman penghasil minyak non-pangan (non-edible oil) seperti Jarak Pagar (Jatropha curcas), Jarak Kastor (Ricinus communis), Mindi (Melia azedarach) dan Kemiri Sunan (Reutealis trisperma) serta tanaman aromatic (penghasil minyak atsiri) seperti Vetiver (Vetiveria zizanioides)

“Hasil percobaan membuktikan bahwa jenis-jenis tumbuhan tersebut mampu bertahan tumbuh pada media cair mengandung Pb dan Hg serta pada media tailing tambang emas," ujarnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved