Kementan
Syahrul Yasin Limpo ke Hipmi: Jangan Hanya Jadi Pengusaha Konstruksi dan Properti, tapi Juga Petani
Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo menyemangati kader Himpunan Pengusaha Muda Indonesia ( Hipmi ) Provinsi Sulawesi Selatan ( Sulsel ) agar tak
TRIBUN-TIMUR.COM - Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo menyemangati kader Himpunan Pengusaha Muda Indonesia ( Hipmi ) Provinsi Sulawesi Selatan ( Sulsel ) agar tak hanya menjadi pengusaha yang sukses bergerak di bidang konstruksi dan properti, namun juga menjadi pengusaha di sektor pertanian atau petani milenial yang dapat merubah pembangunan pertanian menjadi maju, mandiri, dan modern berbasis ekspor.
Pasalnya, Hipmi memiliki peran memajukan sektor pertanian dalam mengurai tantangan-tantangan ke depan yang menuntut kebutuhan pangan yang lebih besar dan sekaligus meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.
"Hipmi memiliki tanggung jawab menentukan kemajuan Sulawesi Selatan dan Hipmi bertanggungjawab hidupnya negeri, bangsa dan rakyat yang lebih baik ke depan. Bertani itu hebat, menjadi petani muda itu keren. Berusaha di sektor pertanian itu tidak pernah menghianati hasil. Jadi, Hipmi punya peluang menjadi petani dan pengusaha di sektor pertanian yang hebat," kata Syahrul Yasin Limpo dalam Executive Seminar bertema "Urban Farming for Millennials" yang diselenggarakan BPD Hipmi Sulsel, di Makassar, Sulsel, Sabtu (27/11/2021).
Demikian siaran pers Kementerian Pertanian ( Kementan ) kepada Tribun-Timur.com.
Mantan Gubernur Sulsel dua periode ini menekankan, Hipmi harus mampu menemukan seperti posisinya, sehingga dapat meneruskan sesuatu agar Indonesia menjadi lebih maju, mandiri, dan modern.
Jika Hipmi tidak maju ke depan, yakni tidak berakselerasi menjadi petani millennial, maka negeri ini dikuasai negara lain, khususnya dalam pemenuhan kebutuhan pangan.
"Dengan Hipmi terjuan ke pertanian, tentu pertanian kita semakin modern. Kita tidak lagi mengendarai traktor dengan manual, tapi cukup pakai remote control dari jarak jauh. Produksi komoditas pertanian kita pun naik dengan kualitas tinggi dan ekspor pun menjadi semakin tinggi. Kuncinya adalah dengan adik-adik Hipmi harus mengembangkan inovasi dan artificial intellingence," tuturnya.
Lebih lanjut, Syahrul Yasin Limpo menyebutkan peluang ekspor komoditas pangan Indonesia sangat tinggi.
Saat ini, jajaran Direktorat Jenderal Hortikultura Kementan bersama eksportir milenial sedang berada di Belanda dalam rangka mempromosikan komoditas unggulan, yakni kopi, buah, dan bunga untuk meningkat volume ekspor.
"Ada peluang ekspor bunga kita ke Belanda nilainya mencapai Rp 5 triliun. Belum lagi peluang ekspor komoditas pangan lainnya dengan negara tujuannya yang banyak. Peluang ini terbuka lebar, tinggal adik-adik Hipmi mau terjun dengan akselerasi yang dapat mendongkrak produksi, kualitas, dan volume ekspor," kata dia.
"Yang terpenting bagi adik-adik Hipmi agar menjadi pengusaha sukses di sektor pertanian adalah jangan berteori, tapi yang terpenting adalah melakukan aksi nyata di lapangan. Butuh modal, saya siapkan dana KUR dan butuh lainnya saya bantu, asal mau terjun ke lapangan menjadi petani," ujarnya.
Perlu diketahui, berdasarkan data BPS, di masa pandemi Covid -19 hanya sektor pertanian yang nilai ekspornya tumbuh positif.
Nilai ekspor pertanian di tahun 2020 sebesar Rp 390,16 triliun, naik menjadi Rp 451,77 triliun di tahun 2021.(rilis)