Sekolah Birokrasi
Enam Langkah Strategis Efektivitas Birokrasi, Apa Saja?
Ada enam langkah strategis dalam mencapai efektivitaas birokrasi menurut guru besar Fisip Unhas, Prof Sangkala.
Penulis: Kasdar Kasau | Editor: Sudirman
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Ada enam langkah strategis dalam mencapai efektivitaas birokrasi menurut guru besar Fisip Unhas, Prof Sangkala.
Pertama aspek kepemimpinan, perannya sangat penting karena menjadi motor penggerak utama dalam organisasi.
Ketidak adaan pemimpin dapat berdampak pada ketidak beraturannya berbagai macam pekerjaan yang diperlukan.
"Peran pemimpin disini adalah bagaimana menentukan visi terhadap setiap proyek inovasi untuk kegiatan mereka di dalam organisasi," terangnya.
Lanjutnya, pimpinan harus mempertimbangkan tiga faktor, pertama faktor nilai, aspek kedua adalah pendekatan, ketiga adalah struktur.
Langkah kedua adalah komunikasi, langkah ini akan mampu membantu memastikan kepada semua orang dan mampu menyelaraskan tujuan bersama tepat, cepat dan tersedia.
Ketiga adalah Akuntibility, Pemimpin perlu menerapkan akuntabilitas kinerja yang mampu menguraikan harapan mereka dari setiap anggota di dalam organisasi.
Tndakan-tindakan apa yang bisa memberikan imbalan atau konsekuensi bagi mereka untuk mencapai tahapan tertentu karena itu setiap individu harus bertanggungjawab atas tugasnya.
Keempat faktor pelayanan, fokus kepada penerapan sistim pelayanan yang lebih efektif kepada masyarakat.
Memiliki proses pelayanan yang sederhana dengan beberapa langkah yang dapat membantu meningkatkan ketepatan dan memastikan layanan tepat diterima oleh masyarakat.
Faktor kelima adalah performance atau kinerja, Pemimpin harus memilih orang yang tepat pada posisi yang dipilih agar target dapat dicapai dengan baik.
"Para pimpinan juga harus mempertahankan pegawai yang dipandang berbakat dan memberikan reward kepada mereka untuk bertahan di dalam organisasi dan memberikan peluang kepada mereka untuk terus berkembang," ungkapnya.
Terakhir adalah pengukuran, organisasi tentu wajib mengukur dan menganalisis setiap program kegiatan dan prosesnya sehingga itu bisa dinilai sejauh mana pencapaiannya.
"Menggunakan pengukuran dapat melacak kemajuan pegawai dan mempertahankan kualitas yang sama secara berkelanjutan karena mereka punya indikator sejauh mana dipandang efektif, efisien dan berkelanjutan," jelas alumni SMA Ampera Makassar 1983 ini.
Ia memaparkan, pimpinan seyogyanya menggunakan sistem yang mampu mendorong dan membuat pegawai itu bertanggungjawab atas tindakan mereka.
Lantas bagaimana mengukur birokrasi yang efektif itu?
Seringkali birokrasi menggunakan skoring untuk menilai kinerja mereka secara teratur yang benar.
Bagaimana birokrasi tergantung rencana strategisnya.
"Didalam regulasi yang ada kebijakan dari PANRB disebut kebijakan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah cara mengukur sejauh mana organisasi itu mampu mencapai target yang sudah ditentukan," jelasnya.
Selain itu, bisa juga menggunakan indikator kinerja utama untuk melihat pegawai apakah sudah mencapai tujuan yang diinginkan.
Didalam PERMENPAN 8 tahun 2021 mengenai indikator kerja individu DPP 30 juga berkaitan dengan manejemen kinerja.
"Jadi sudah ada semuanya secara regulasi tinggal bagaimana kemudian mampu kita implementasikan di dalam masing-masing organisasi," katanya.
Penting juga kita ketahui, apa kiat-kiat untuk menjadi organisasi yang efektif.
"Caranya bagikan kepada pegwainya itu pertanyaan mengenai mengapa," ujarnya.
Pastikan pegawai mengetahui tujuan dan nilai pekerjaan yang mereka lakukan sehingga termotivasi untuk melaksanakan pekerjaan yang lebih baik.
"Jadi menjawab kata mengapa itu penting diberikan oleh pimpinan sehingga pegawai bisa terlibat dengan baik didalam setiap pekerjaan," tuturnya.
Kedua mengakui keberhasilan pegawai, ini penting secara regulasi diatur dan diberikan reward kepada pegawai yang mampu melaksanakan kinerja dengan baik.
Pegawai bisa termotivasi dan berinovasi sehingga bisa terus menerus mampu menampilkan performa yang baik sehingga mereka merasa diakui.
Ketiga bagaimana pimpinan memberikan otonomi artinya pegawai mengontrol dirinya sendiri sehingga mampu bekerja dengan nyaman sehingga tidak terlalu taktis ini bisa mengeluarkan seluruh potensi mereka.
Berikutnya adalah mempertimbangkan layanan masyarakat yang dilayani oleh birokrasi, bahwa anggaran dari rakyat sehingga diharapkan masyarakat puas dengan kinerja organisasi.
"Inilah saya kira tips bagaimana mengelolah birokrasi yang efektif," ucapnya. (*)
Laporan Jurnalis Tribun-Timur.com - Kasdar.