Tribun Makassar
Pendapatan Anjal dan Gepeng di Makassar Capai Rp300 Ribu Sehari
Ada dua macam oknum yang kerap mengeskploitasi anak, yakni orangtua kandung dan orang lain yang sengaja mengumpulkan para anjal.
Penulis: Siti Aminah | Editor: Sudirman
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Eksploitasi anak di Kota Makassar masih marak terjadi.
Mereka dipekerjakan di jalanan untuk mengemis demi kesejahteraan pihak tertentu.
Ada dua macam oknum yang kerap mengeskploitasi anak, yakni orangtua kandung dan orang lain yang sengaja mengumpulkan para anjal.
Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Makassar bersama Dinas Sosial telah menjalankan formula baru untuk menuntaskan masalah ini.
Yakni melalui zero anjal dan gepeng. Program ini perlahan menekan aktivitas mengemis anjal dan gepeng di jalanan.
Hanya saja, program ini belum berhasil menemukan pelaku dibalik maraknya anjal dan gepeng di Makassar.
Kepala Dinas Sosial Makassar, Muhyiddin mengatakan, laporan warga mereka yang mengemis dijalan 'dibeking' oleh oknum tertentu.
Hanya saja, laporan-laporan tersebut tanpa disertai bukti.
"Minimal video supaya ada bukti yang kami pegang, bahwa betul mereka diturunkan dengan mobil tongkang untuk mengemis," ucap Muhyiddin, Rabu (24/11/2021).
Pihaknya akan melaporkan pelaku agar diproses secara hukum.
Sebab, eksploitasi tidak dibolehkan sesuai pasal 76 Undang-undang 35 tahun 2015 tentang perlindungan anak.
Itu juga diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2008 tentang Pembinaan Anjal dan Gepeng.
Lokasi paling banyak anjal yang dieksploitasi ialah flyover. Hanya saja ia mengaku belum menemukan oknum tersebut.
"Belum ada ditemukan, kami minta masyarakat untuk melaporkan, sisa menunggu. Begitu ada arahan saya akan laporkan," tegasnya.
Sejauh ini kata dia, yang banyak melalukan ekploitasi adalah orangtua kandung.