Tribun Makassar
Pengamat Sebut Burhanuddin Baharuddin dan Putra La Tinro Potensi Tambah Elektoral PPP Sulsel
Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Sulawesi Selatan merekrut dua tokoh baru menghadapi pemilihan umum 2024.
Penulis: Ari Maryadi | Editor: Sudirman
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -- Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Sulawesi Selatan merekrut dua tokoh baru menghadapi pemilihan umum 2024.
Pertama mantan Bupati Takalar Burhanuddin Baharuddin.
Kedua tokoh muda Andi Liu Were La Tinro, putra dari anggota DPR RI fraksi Gerindra La Tinro La Tunrung.
Pengamat politik Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Firdaus Muhammad menilai kehidiran putra tokoh Enrekang dan Takalar itu jadi energi baru PPP.
Meski masih muda, Firdaus menilai Fauzan melakukan manuver merekrut dua kader baru.
"Manuver Imam cukup monumental dengan mengait politisi berpengalaman. Kehadiran tokoh itu berpotensi menaikkan elektoral partai. Jika mereka kerja maksimal, PPP bisa menambah kursi," kata Firdaus saat dihubungi Senin (22/11/2021).
Jika mampu bekerja maksimal, Firdaus menilai kehadiran dua tokoh itu berpotensi menambah elektoral PPP ke depan.
"Berpotensi menaikkan elektoral partai. Jika mereka kerja maksimal, PPP bisa menambah kursi," katanya.
Sementara itu pengamat politik Universitas Muhammadiyah Makassar, Andi Luhur Priyanto mengatakan salah satu ukuran performa kepemimpinan di partai politik yang strategis adalah kemampuan rekrutmen kader.
Menurutnya, pimpinan partai yang kapabel adalah mereka yang mampu melakukan rekrutmen pada tokoh-tokoh politik muda potensial dan berpengalaman.
"Keberhasilan merangkul figur-figur muda potensial dan mengakomodasi politisi senior berpengalaman, menjadi resources partai yang berharga menghadapi pelbagai momentum politik ke depan," kata Luhur, Senin (22/11/2021).
Luhur mengatakan, kemampuan Imam Fauzan mengakomodasi tokoh-tokoh politik berpengalaman sekaligus merangkul tokoh-tokoh muda potensial untuk vote getter memberi diferensiasi di kepengurusan DPW PPP Sulsel yang baru.
Tinggal kemampuan Imam Fauzan untuk mengorkestrasi sumberdaya partai tersedia.
Luhur menilai, pemimpin partai berusia muda belia memang perlu memperlihatkan determinasi dan inovasi kepemimpinan.
"Hanya dengan begitu, ia bisa menjawab keraguan publik sekaligus mengirim sinyal kompetisi ketat pada partai-partai lain," ujarnya.