Anwar Abbas
Anwar Abbas Ternyata Dedengkot Muhammadiyah Berani Pertanyakan Penangkapan Ustad Farid Okbah
Anwar Abbas menjadi topik perbincangan netizen di Twitter ternyata mantan petinggi Muhammadiyah.
TRIBUN-TIMUR.COM- Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) pusat, Anwar Abbas menjadi topik perbincangan netizen di Twitter.
Pernyataannya soal Ustad Farid Okbah menjadi perbincangan.
Bahkan, banyak mengkritik komentar Anwar Abbas yang menyerempet soal Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Ia juga sempat memberikan pernyataan cenderung membela Ustad Farid Okbah.
"Sepanjang pengetahuan saya yang bersangkutan adalah seorang ulama yang anti dengan tindak kekerasan, tapi kok dia ditangkap oleh Densus 88," kata Anwar dalam keterangan yang diterima dikutip dari artikel tribunnews dengan judul Kaget Ada Anggotanya Ditangkap Densus 88, Waketum MUI Anwar Abbas Minta Penjelasan Polri.
Lalu siapa Anwar Abbas?
Baca juga: Anwar Abbas Langsung Sorot Pernyataan Menag Gus Yaqut Soal Doa Semua Agama Dalam Acara Kemenag
Anwar Abbas adalah salah satu kader organisasi masyarakat (ormas) Muhammadiyah.
Anwar Abbas lahir 15 Februari 1955, adalah seorang ulama, dosen, dan ahli ekonomi Islam Indonesia.
Ia menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia periode 2020-2025.
Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia periode 2015-2020, dan salah satu Ketua Pengurus Pusat Muhammadiyah periode 2015-2020.
Ia juga pernah memegang jabatan Bendahara Umum PP Muhammadiyah.
Tak hanya itu, ia pernah memimpin Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Baca juga: MUI Kutuk Bom Gereja Makassar, Anwar Abbas Minta Jangan Dikaitkan dengan Agama dan Suku
Selama berkarier di Muhammadiyah, dia banyak dekat dengan petinggi organisasi bentukan KH Ahmad Dahlan ini.
Salah satu yang dekat dengan dia adalah mantan ketua umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin.
Saat Din menikah, dia adalah orang yang menyampaikan pertama kali ihwal percerain dengan istri terdahulu.
Tulisannya pun menjadi trending topik di Tribun Timur, Januari 2021 lalu.
Kriminalisasi Ulama
Anwar pun meminta agar Polri bisa menjelaskan hal ini sejelas-jelasnya kepada publik.
"Sebab kita juga berkepentingan dengan menjaga nama baik Presiden Jokowi. Sebab meskipun yang bertindak ini adalah Densus 88 tapi yang terkena getahnya tentu adalah Presiden Jokowi," katanya.
Baca juga: Anwar Abbas Sebut Jokowi Harus Dihukum Seperti HRS, Ferdinand Hutahaean: Jangan Jadi Penebar Fitnah
Anwar berpendapat jika tak ada penjelasan dari Polri, pemerintahan Jokowi bakal dianggap oleh sebagian elemen masyarakat telah melakukan kriminalisasi terhadap ulama.
"Tapi betulkah Presiden Jokowi yang telah memerintahkan penangkapan ini ? Saya terus terang tidak yakin dan tidak percaya. Saya tidak yakin presiden jokowi akan memerintahkan hal itu," katanya.
"Untuk itu, saya meminta kepada pihak-pihak yang terlibat dalam penangkapan ini supaya juga menjaga nama baik Pak Jokowi sebagai presiden agar beliau bisa bekerja dengan tenang untuk mengatasi masalah-masalah yang sekarang sedang dihadapi oleh bangsa ini dan jangan beliau diganggu serta terganggu oleh hal-hal yang seperti ini," katanya.
Ketua PP Muhammadiyah itu mengatakan Densus 88 melihat ada orang yang tindakannya dicurigai berpotensi mengarah kepada terorisme, maka sebaiknya Densus 88 menemui mereka terlebih dahulu.
"Lalu memberikan peringatan dan penjelasan-penjelasan kepada yang bersangkutan dengan baik sehingga mereka akan mengevaluasi diri dan melakukan perbaikan-perbaikan sehingga mereka tidak perlu ditangkap seperti sekarang ini," ujarnya.
Dia juga berharap Densus 88 bisa mempertimbangkan tindakan-tindakan yang akan dilakukannya supaya tidak berimbas kepada nama baik Presiden kita.
"Kalau sekarang saya lihat sumpah serapah keluar, tetapi yang disumpah serapahi itu bukanlah Densus 88, tapi Presiden Jokowi yang merupakan pemimpin dari pemerintahan yang berkuasa saat ini," tandasnya.
Baca juga: Sosok dan Rekam Jejak Anwar Abbas, Berani Protes Jokowi dan Minta Dihukum Seperti Rizieq Shihab
Kepolisian RI membenarkan tim Densus 88 Antiteror Polri menangkap seorang ustaz bernama Ahmad Farid Okbah di daerah Bekasi, Jawa Barat pada Selasa (16/11/2021) pagi.
Selain Ustaz Farid, penyidik Densus 88 juga menangkap dua orang lainnya di Bekasi. Mereka adalah Ahmad Zain An-Najah yang diduga merupakan anggota komisi fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan seorang Ustaz bernama Anung Al-Hamat.
Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Pol Ahmad Ramadhan membenarkan informasi tersebut. Ketiganya ditangkap oleh tim Densus 88 pada Selasa pagi tadi.
"Ya, benar," kata Ramadhan kepada wartawan, Selasa (16/11/2021).
Namun demikian, Ramadhan tak menjelaskan lebih lanjut terkait kronologis penangkapan ketiganya. Hingga saat ini, pihaknya masih menunggu informasi tim Densus 88 Antiteror Polri.
Sementara itu, Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo mengaku belum mengetahui informasi penangkapan terduga teroris oleh tim Densus 88 Antiteror Polri.
Namun biasanya, penangkapan terduga teroris berdasarkan pengembangan dari penyidik Densus 88.
"Dugaan teroris itu tentunya dari hasil pemeriksaan dan pengembangan yang ditangkap," kata Dedi.(tribun-timur.com/tribunnews.com)
Baca juga: Profil Anwar Abbas Wakil Ketua MUI Minta Jokowi Dihukum Seperti Habib Rizieq Karena Kerumunan
Baca juga: Anwar Abbas Bongkar Alasan Din Syamsuddin Ceraikan Istri Kedua Novalinda dan Menikahi Rashda Diana
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/makassar/foto/bank/originals/hasim0118112021.jpg)