Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Dulu Dianggap Kuda Hitam, Kini Gatot Nurmantyo Beber PR Andika Perkasa Soal Laut China Selatan

Pria berusia 56 tahun itu dijadwalkan akan dilantik Presiden Joko Widodo (Joko) menjadi Panglima TNI pada Rabu (17/11/2021).

Editor: Ansar
Zuhdiar Laei
Mantan Panglima TNI Jendral (Purn) Gatot Nurmantyo. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Ingat Mantan Panglima TNI Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo?

Kini mengingatkan Andika Perkasa soal Laut China Selatan merupakan tempat yang sangat sensitif.

Jenderal Andika Perkasa, akan mengemban tugas sebagai Panglima TNI.

Pria berusia 56 tahun itu dijadwalkan akan dilantik Presiden Joko Widodo (Joko) menjadi Panglima TNI pada Rabu (17/11/2021).

Andika Perkasa akan mengganti Marsekal Hadi Tjahjanto yang pensiun pada November tahun ini.

Kepala Sekretariat Presiden, Heru Budi Hartono, membenarkan bahwa Andika akan dilantik Jokowi hari ini.

Heru mengatakan pelantikan Andika akan Panglima TNI akan dilaksankan di Istana Negara.

"Sesuai dengan doorstop Bapak Presiden saat peresmian tol di Serang, beliau menyampaikan besok (Rabu, 17 November 2021) akan dilaksanakan pelantikan panglima," kata Heru, Selasa (16/11/2021), seperti dikutip dari Kompas.com.

Pelantikan Andika menjadi Panglima TNI akan dilakukan Jokowi bebarengan dengan melantik sejumlah duta besar negara sahabat.

Mantan Panglima TNI Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo membeberkan pekerjaan rumah yang harus dilakukan Panglima TNI ke depan.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajukan nama Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa sebagai calon Panglima TNI kepada DPR RI.

Gatot Nurmantyo mengingatkan Laut China Selatan merupakan tempat yang sangat sensitif.

Ia mengatakan kebijakan pemerintah di Laut China Selatan adalah membuat situasi dan kondisi di sana kondusif dan tidak melalukan kegiatan yang bisa menyebabkan situasi di sana tidak kondusif.

Hal tersebut disampaikannya dalam program Kabar Petang Tv One yang ditayangkan di kanal Youtube TvOneNews, Rabu (3/11/2021).

"Inilah yang harus dilakukan seorang Panglima TNI Andika dengan melakukan diplomasi-diplomasi militer," kata Gatot dikutip, Jumat (5/11/2021).

Selain itu, kata Gatot, Pulau Natuna yang berdekatan dengan Laut China Selatan merupakan pulau terluar yang didesain untuk menghadapi dan mengantisipasi kondisi aktual.

Untuk itu, kata dia, fasilitas yang mendukung tersebut perlu dilengkapi Andika.

"Kemudian juga kita tahu semuanya bahwa di Natuna adalah pulau yang terluar yang didesain untuk siap menghadapi mengantisipasi kondisi-kondisi terkini, yang belum itu perlu dilengkapi lagi, sehingga semuanya siap," kata Gatot.

Gatot menjelaskan, sebagai Panglima TNI Andika juga harus bisa menciptakan interoperabilitas antarmatra.

"Kemudian, beliau bisa mengkonsolidasikan semuanya itu sehingga TNI solid.

Tapi yang paling penting adalah jati diri TNI harus dipegang teguh yaitu tentara rakyat, tentara pejuang, dan tentara nasional," kata Gatot.

Dulu, nama Gatot Nurmantyo menjadi sorotan publik beberapa waktu belakangan.

Mantan Panglima TNI itu kini menjadi satu di antara deklarator Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI).

Semula gerakan KAMI dideklarasikan di Tugu Proklamasi Jakarta Pusat, Selasa (18/7/2020) lalu lalu menyebar ke beberapa daerah.

Nama Gatot Nurmantyo sebenarnya tidak asing lagi di telinga khalayak sebab ia pernah menduduki jabatan strategis di militer, terlebih TNI AD.

Sebelum menjadi Panglima TNI, Gatot Nurmantyo pernah menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) ke-30.

Selepas pensiun, Gatot Nurmantyo sempat masuk dalam bursa capres-cawapres di Pilpres 2019.

Nah, pada Pilpres 2024, nama Gatot Nurmantyo kembali disebut oleh sebuah lembaga survei sebagai tokoh yang berpotensi maju.

Berikut rekam jejak Gatot Nurmantyo sebagaimana dirangkum Tribunnews.com dari berbagai sumber:

Iklan untuk Anda: Ulang tahun ke -110 mendirikan ROLEX - Diskon 90%
Advertisement by
 

1. Karier di TNI

Gatot Nurmantyo.
Gatot Nurmantyo. (TribunWow.com)

Gatot Nurmantyo adalah lulusan Akademi Militer (Akmil) tahun 1982 dan berpengalaman di kecabangan infanteri baret hijau Kostrad.

Karier pria kelahiran Tegal 13 Maret 1960 di dunia militer terbilang cukup cemerlang.

Sebelum ditarik ke Jakarta, Gatot Nurmantyo pernah berdinas di Papua menjadi Komandan Kodim 1707/Merauke kemudian Komandan Kodim 1701/Jayapura.

Setelah pindah ke Jakarta, karier Gatot Nurmantyo semakin menanjak.

Ia pernah menjadi Komandan Komando Pembinaan Doktrin, Pendidikan dan Latihan TNI Angkatan Darat (Kodiklat), Panglima Komando Daerah Militer V/Brawijaya, dan Gubernur Akademi Militer.

Kemudian pada 2013, ia diangkat menjadi Panglima Komando Cabang Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) ke-35.

Setahun menjabat Pangkostrad, Gatot Nurmantyo menjadi Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) pada 2014–2015.

2. Calon tunggal Panglima TNI

Gatot Nurmantyo
Gatot Nurmantyo (TRIBUNNEWS.COM/HERUDIN)

Puncaknya, Gatot Nurmantyo dipilih oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon tunggal Panglima TNI.

Nama Gatot diusulkan Jokowi ke DPR pada 9 Juni 2015.

Setelah lolos dalam uji kepatutan dan kelayakan di DPR, Gatot dilantik menjadi Panglima TNI menggantikan Moeldoko yang pensiun pada 1 Agustus 2015.

Gatot Nurmantyo resmi pensiun pada 31 Maret 2018.

Sebelum pensiun, posisinya digantikan oleh Marsekal Hadi Tjahjanto yang saat itu menjabat Kepala Staf TNI Angkatan Udara.

Gatot Nurmantyo tercatat menjadi prajurit TNI selama 36 tahun sejak 1982.

3. Harta Kekayaan

Berdasarkan LHKPN yang diakses Tribunnews.com, Selasa (29/9/2020) di laman elhkpn.kpk.go.id, harta kekayaan Gatot pada 2018 tercatat sebesar Rp 26,6 miliar.

Harta itu terdiri atas 17 bidang tanah di berbagai tempat.

Selain itu, Gatot juga memiliki tiga mobil serta sejumlah harta lainnya.

Jumlah harta Gatot naik hampir 100 persen dibanding saat awal menjabat sebagai panglima TNI pada 2015 yakni sebesar Rp 13,9 miliar, atau naik sebesar Rp 12,7 miliar.

4. Masuk bursa capres-cawapres di Pilpres 2019

Setelah tak lagi menjadi perwira TNI aktif, nama Gatot santer disebut dalam berbagai lembaga survei calon presiden atau wakil presiden pada Pilpres 2019.

Dikutip dari Kompas.com, hasil survei nasional Poltracking Indonesia sempat menyebut Gatot dinilai oleh publik sebagai figur yang paling tepat mendampingi Joko Widodo pada Pilpres 2019.

Selain itu, nama Gatot Nurmantyo juga masuk daftar cawapres mendampingi Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Namun, saat itu Gatot Nurmantyo secara tak langsung menyiratkan dirinya akan berkiprah di dunia politik.

Puncaknya, Gatot Nurmantyo memastikan dirinya tidak memihak kubu manapun dalam Pilpres 2019.

5. Deklarasikan KAMI

Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo
Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo (KOMPAS.com/ANDI HARTIK)

Setelah sekian lama tak muncul, kini Gatot Nurmantyo ikut mendeklarasikan KAMI.

Saat deklarasi KAMI, Gatot Nurmantyo mengingatkan ancaman perang proksi atau proxy war di Indonesia.

"Pada tanggal 10 Maret 2014 saya berkesempatan dialog dengan civitas akademika Universitas Indonesia," kata Gatot dikutip dari akun Youtube Realita TV, Selasa (18/8/2020).

"Saya berbicara antara lain tentang proxy war, yang kini telah menjadi ancaman luar biasa terhadap kedaulatan suatu bangsa," lanjut dia.

Ia menegaskan, KAMI merupakan gerakan moral dan bukan ingin berkembang menjadi partai politik.

6. Dianggap jadi 'kuda hitam' di Pilpres 2024

Beberapa waktu lalu, lembaga riset Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis 15 nama tokoh yang dinilai berpotensi berlaga pada Pilpres 2024.

Dari 15 nama tersebut, ada nama Gatot Nurmantyo yang dianggap menjadi "kuda hitam" atau sosok yang dapat memberikan faktor kejutan.

Namun, pendapat berbeda justru disampaikan Direktur Eksekutif Indo Barometer, M Qodari yang menilai Gatot belum cukup kuat untuk maju dalam Pilpres 2024.

Menurut Qodari, elektabilitas Gatot Nurmantyo belum cukup kuat jika dihubung-hubungkan dengan Pilpres 2024 mendatang.

Hal itu, kata dia, bisa dilihat pada Pilpres 2019 lalu. Jika memang Gatot kuat, maka sudah pasti dia dipinang oleh partai politik untuk maju pilpres.

(Tribunnews.com/Kompas.com)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved