Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kementan

Jagonya TNI AD Bisa Hidupkan Pertanian di Perbatasan Indonesia dan Papua Nugini, Kementan Apresiasi

Anggota TNI AD dari Batalyon Infanteri 131/Braja Sakti atau Yonif 131/BRS melakukan inisiasi penguatan pangan lokal di wilayah penugasan perbatasan

Editor: Edi Sumardi
DOK KEMENTAN RI
Anggota TNI AD dari Batalyon Infanteri 131/Braja Sakti atau Yonif 131/BRS saat menyemprot tanaman cabai di perbatasan Skouw, Jayapura, Provinsi Papua. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Anggota TNI AD dari Batalyon Infanteri 131/Braja Sakti atau Yonif 131/BRS melakukan inisiasi penguatan pangan lokal di wilayah penugasan perbatasan Skouw, Jayapura, Provinsi Papua.

Skouw adalah satu dari kota perbatasan Indonesia dan Papua Nugini yang berada di Distrik Muaratami, 60 kilometer dari Kota Jayapura.

Inisiasi ini berupa kegiatan bercocok tanam.

Mereka menanam tujuh jenis komoditas, yaitu ubi kayu, pepaya, cabai, melon, semangka, kacang panjang, terong, sampai dengan penanaman jagung berskala cukup besar.

Yonif 131/BRS bekerja sama dengan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua ( BPTP Papua ) dan Balai Karantina Pertanian Kelas I Jayapura.

Perwira Seksi Teritorial dari Satgas Yonif 131/Braja Sakti, Lettu Ibrahim menjelaskan, penguatan pangan lokal melalui cara berkebun adalah rutinitas tambahan prajurit yang dilakukan sejak Maret 2020 untuk kebutuhan harian satgas dan memberi edukasi pada masyarakat.

"Sambil mengajar, kami juga ingin menunjukan kepada masyarakat bahwa pangan adalah bagian penting dalam kehidupan. Alhamdulillah respon mereka sangat positif," ujar Ibrahim di Markas Satgas Pamtas PLBN Skouw, Jumat (12/11/2021).

Demikian siaran pers Kementerian Pertanian RI atau Kementan kepada Tribun-Timur.com.

Menurut Ibrahim, wilayah perbatasan Skouw adalah wilayah subur yang bisa ditanami komoditas apa saja.

Bahkan pertanian di sana tidak mengenal kata gagal karena hasilnya selalu memuaskan.

"Kami ingin menunjukan kepada masyarakat bahwa tanah disini benar-benar subur. Sekali lagi tanah papua benar-benar subur," katanya sambil menunjukkan pertanaman sayuran dan buah di perbatasan.

Secara teknis, kata Ibrahim, mereka membagi tugas.

Pertama, mereka yang melakukan olah tanah dan kedua prajurit yang melakukan semai dan perawatan.

Keduanya pun saling bergantian melakukan penyiraman pagi dan sore hari.

Uniknya penyemaian benih sudah dilakukan sejak keberangkatan di kapal perang yang membawa mereka dari Teluk Bayur, Padang, Sumatera Barat.

"Setelah tumbuh, pagi sampai sore kami siram dan beralih ke tanaman muda yang lebih pendek umurnya. Kemudian saat panen raya, kami undang seluruh pejabat Jayapura dan seluruh masyarakat di sini juga kami undang semua," katanya.

Mengenai hal ini, Ibrahim berharap sektor pertanian di tanah Papua semakin berkembang pesat.

Apalagi pemerintah melalui Kementerian Pertanian sudah membuat banyak program dan akses lain untuk memfasilitasi petani dalam bertani.

"Perlu dikembangkan dengan melibatkan masyarakat. Menurut saya dikembangkan lebih besar lagi, tentunya dengan dukungan yang lebih kuat," katanya.

Ibrahim mengatakan dalam waktu tugas yang tidak lama, pertanaman ini hasilnya sangat baik, dan akan bermanfaat bagi prajurit berikutnya yang akan bertugas di perbatasan Skouw.

Mengenai hal ini, Kepala Biro Humas Kementan, Kuntoro Boga Andri menyampaikan apresiasi atas berbagai kegiatan TNI dalam menghidupkan sektor pertanian di tanah Papua.

Bagi Kementan, kehadiran TNI sangat penting dalam mewujudkan kedaulatan pangan.

"Penting sekali rekan-rekan TNI aktif melakukan kegiatan pertanian. Mereka bisa jadi seperti penyuluhnya petani-petani lokal. Apalagi mereka sudah mengetahui tentang teknologi, bibit, varitas dan sebagainya. Tinggal perlu di dampingi oleh penyuluh kita (Kementan) yang ada di lokasi," katanya.

Ke depan, Kuntoro berharap unit kerja Kementan di Papua seperti BPTP dan Karantina mampu bersinergi, dan mendukung kegiatan prajurit yang sangat positif seperti ini.

Bagaimana pun juga, kata Kuntoro, pertanian Indonesia saat ini harus semakin maju dengan memanfaatkan teknologi dan mekanisasi.

"Teknologi perlu diterapkan agar produksinya mampu mencapai hasil maksimal. Apalagi TNI ini kan sesuai arahan Panglima diminta membantu penguatan ketahanan pangan, dan ketahanan negara harus dijaga melalui pangan yang cukup," kata dia.(rilis)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved