Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

HUT Kota Makassar

Dulu, HUT Makassar Dirayakan Setiap 1 April, Kenapa Kini Dirayakan Setiap 9 November? Ini Alasannya

Rentetan acara mulai dengan perkusi, tunrung pakkanjara, tari kolosal dan lantunan lagu-lagu Bugis Makassar di Anjungan Pantai Losari

Editor: Muh. Irham
TRIBUN-TIMUR.COM/SANOVRA
Kue Taripang jadi ikon HUT ke-414 Makassar. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Kota Makassar merayakan Hari Ulang Tahun ke 414, Selasa (9/11/2021). Perayaan dilakukan secara sederhana karena Pandemi Virus Corona masih terjadi.

Tahun lalu, suasana seperti ini juga dirasakan warga Makassar saat merayakan HUT Kota Makassar.

Meski begitu, puncak perayaan hari jadi Kota Makassar didesain dengan penuh nuansa adat. Rentetan acara mulai dengan perkusi, tunrung pakkanjara, tari kolosal dan lantunan lagu-lagu Bugis Makassar digelar di Anjungan Pantai Losari, Makassar.

Acara tersebut hanya dihadiri oleh pejabat terkait seperti Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto, Wakil Wali Kota Fatmawati Rusdi, Plt Gubernur Sulsel, beberapa kepala daerah, Forkopimda, ketua/anggota DPRD Makassar, ketua partai, dan beberapa tokoh masyarakat.

Namun tahukah Anda, jika beberapa tahun sebelumnya, HUT Kota Makassar dirayakan setiap tanggal 1 April, bukan 9 November seperti saat ini.

Penggantian tanggal HUT Kota Makassar menjadi 9 November dimulai pada tahun 2000 lalu.

Perubahan hari jadi dari tanggal 1 April ke 9 November terjadi pada masa pemerintahan Wali Kota Makassar era Amiruddin Maula. Perubahan tersebut diatur dalam Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 1 Tahun 2000 tentang Penetapan Hari Jadi Kota Makassar.

Menurut perda tersebut, perubahan tanggal hari jadi itu didasarkan pada kembalinya nama Makassar yang memiliki latar belakang sejarah, sosial budaya, sosial politik, ekonomi, dan agama yang diimplementasikan dalam berbagai dimensi kehidupan yang dapat dibanggakan di masa lalu. 

Hari jadi Kota Makassar pun dikaji kembali guna menemukan hari jadi yang lebih sesuai dengan keberadaan Kota Makassar masa lalu, kini dan masa depan. Melalui berbagai pengkajian, maka diputuskanlah bahwa hari jadi Makassar diperingati setiap tanggal 9 November.

Tanggal 9 November merujuk pada penyatuan Kerajaan Gowa dan Kerajaan Tallo pada 9 November 1607, dalam peristiwa salat Jumat bersejarah di Masjid Tallo. 

Tanggal 9 November 1607 merupakan hari di mana Salat Jumat pertama di Masjid Tallo sehingga penduduk Kerajaan Gowa Tallo secara resmi dinyatakan memeluk Islam. Pada waktu bersamaan pula, Salat Jumat juga digelar di Masjid Mangallekana di Somba Opu.

Sebelum itu, Raja Gowa ke-XIV II Mangngerangi Daeng Manrabia dengan gelar Sultan Alauddin bersama Raja Tallo, Karaeng Katangka Mangkubumi I Mallingkaang Daeng Manyonri resmi memeluk Islam setelah diislamkan oleh ulama Abdul Ma'mur Khatib Tunggal atau Dato' Ri Bandang yang berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat.

Sebelum menjelang abad ke-21, tanggal 1 April menjadi rujukan orang-orang atas perkara Hari Jadi Makassar. Tanggal tersebut berasal dari keputusan pemerintah Hindia-Belanda di Batavia menjadikan Makassar sebagai daerah yang memiliki otonomi sendiri (gemeente) pada 1 April 1906.

Alasan penetapan Makassar menjadi daerah yang berhak mengatur diri sendiri tak lepas dari statusnya sebagai pusat pemerintahan kolonial di Pulau Sulawesi. Terjadi pertumbuhan pesat di bidang ekonomi sehingga diperlukan pembangunan dan kebijakan politik khusus. Selain Makassar, turut dibentuk gemeente di Batavia, Medan, Semarang, dan Surabaya.

Karenanya, Gubernur Sulawesi Henri Nicolas Alfred Swart meneken keputusan menetapkan Makassar sebagai Gementelijk Ressort atau Gemeente pada 1 April 1906 dalam Staatsblad (Lembaran Negara) Nomor 171 (Irawan Soejito, Sejarah Pemerintahan Daerah di Indonesia 2, 1984).

Sejumlah sejarawan beranggapan bahwa 1 April jadi penanda sahih lahirnya Makassar sebagai kota modern. Mereka turut menyodorkan fakta bahwa pusat pemerintahan Gowa-Tallo berada di Gowa, di saat Makassar hanya sekadar bandar perdagangan.

Adopsi tanggal 1 April sebagai Hari Jadi Makassar dipegang selama nyaris satu abad. Sejak tahun 2019, Pemerintah Kota Makassar menetapkan setiap tanggal 1 April sebagai Hari Kebudayaan.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved