HUT Makassar ke 414
Salawati Daud, Perempuan Pertama Jadi Wali Kota Makassar dan Anggota PKI
Kota Makassar (dulu bernama Ujungpandang atau Ujung Pandang) pernah dipimpin seorang perempuan, perempuan wali kota pertama.
Pada tahun 1945, Salawati menerbitkan majalah Wanita di Makassar.
Majalah tersebut terbit dua kali sebulan.
Jumlah oplahnya berjumlah ribuan tiap terbit.
Selain majalah Wanita, ia juga memimpin majalah Bersatu, yang oplahnya mencapai 2.000-an.
Usai Proklamasi 17 Agustus 1945, Makassar langsung diduduki Sekutu yang diboncengi NICA.
Sam Ratulangi, tokoh yang ditunjuk Bung Karno sebagai Gubernur Sulawesi, ditangkap.
Banyak tokoh pemuda yang memprotes penangkapan ini.
Rakyat Sulawesi Selatan marah.
Sejak September 1945, bentrokan antara rakyat dan pelajar melawan NICA sudah terjadi. S
alah satunya adalah aksi pelajar perguruan islam Datu Museng, yang mengibarkan Merah-Putih di sekolahnya.
Saat itu pemuda dan pelajar membentuk Pusat Pemuda National Indonesia (PPNI).
Organisasi ini diketuai oleh Manai Sophiaan. Tak lama kemudian, Manai Sophiaan ditangkap oleh NICA.
Ia disekap di markas NICA di Empress Hotel.
Kejadian inilah yang memicu kemarahan pelajar Makassar. 29 Oktober 1945, pelajar menyerbu Empress Hotel dan mengibarkan Merah Putih di sana.
Salawati Daud sudah aktif dalam gerakan itu. Ia bersama kawan-kawannya di Partai Kedaulatan Rakyat mendirikan “Tim Penerangan” untuk mengkampanyekan penolakan terhadap kehadiran kolonialis Belanda di Sulawesi.