Vanessa Angel Tewas
Tips Berkendara yang Aman dari Pebalap Rio Haryanto
Kematian Vanessa Angel dan suaminya Bibi Ardiansyah karena kecelakaan, juga menjadi perhatian pebalap mobil, Rio Haryanto.
TRIBUN-TIMUR.COM - Kematian Vanessa Angel dan suaminya Bibi Ardiansyah karena kecelakaan, juga menjadi perhatian pebalap mobil, Rio Haryanto.
Rio mengaku turut berduka cita atas meninggalnya Vanessa Angel dan suaminya.
Artis Vanessa Angel meninggal dengan suaminya karena kecelakaan tunggal di Tol Jombang-Mojokerto pada 4 November 2021.
Vanessa Angel kecelakaan saat hendak pergi ke Surabaya. Namun, belum sampai ke tujuan, ia menjadi korban kecelakaan Tol Jombang.
Ia dan suaminya meninggal, sedangkan anaknya, Gala Sky, serta pengasuh, Siska Lorensa, dan sopir, Tubagus Joddy selamat dari kecelakaan mobil tersebut.
Kini, peristiwa tragis itu membuat Rio Haryanto berduka cita atas kejadian yang menimpa keluarga Vanessa dan Bibi Ardiansyah.
"Saya berduka atas kepergian Vanessa Angel dan suaminya, Bibi Ardiansyah. Peristiwa yang sangat menyakitkan bagi keluarga. Apalagi pasangan ini meninggalkan anak yang masih kecil," kata Rio melalui postingan Instagram, Minggu (7/11/2021).
Ia juga menyatakan, kecelakaan lalu lintas memang tidak ada hentinya karena setiap kejadian tidak dijadikan pelajaran bagi pengendara lainnya.
"Kecelakaan lalu lintas terus terjadi dan terus terjadi karena sebuah kecelakaan tidak selalu jadi pelajaran atau peringatan bagi pengendara lainnya," kata Rio.
Sebagai seorang ahli di bidang otomotif , Rio Haryanto pun menerangkan banyak pelajaran yang bisa diambil agar bisa selamat saat berkendara.
Di Indonesia, nama Rio Haryanto memang tidak asing. Ia adalah pebalap mobil profesional.
Rio sempat berhasil tembus menjadi pembalap F1. Kemudian, ia juga sempat balapan di ajang Asian Le Mans bergabung dengan T2 Motorsports.
Saat ini, ia dan pembalap Indonesia lainnya, Haridarma Manoppo bahkan kerap memberikan edukasi tentang dunia otomotif, khususnya mobil melalui kanal Youtube Top Driver Indonesia.
Terkait peristiwa yang menimpa Vanessa Angel, ia pun memberikan tips agar selamat berkendara, terutama saat cara aman berkendara di jalan tol dan berjarak jauh.
"Saya ingin berbagi tentang apa yang harus dipersiapkan saat berkendara, terutama di jalan tol dan jarak jauh agar kita, keluarga kita, dan pengendara lain selamat sampai tujuan," katanya.
Ada beberapa hal yang harus dipelajari oleh para pengendara saat akan atau hendak mengemudikan mobil.
"Kita harus mengetahui kondisi kendaraan yang akan digunakan. Misalnya, kita memastikan seluruh fungsi keamanan mobil dalam kondisi baik. Contohnya, mesin, rem, dan ban," kata Rio Haryanto.
Kemudian, ia juga menegaskan, semua orang di dalam mobil harus mengenakan sabuk pengaman untuk meminimalisir risiko terberat jika terjadi kecelakaan.
"Kedua, setelah kita berada di dalam mobil segera gunakan safety belt. Bukan hanya untuk pengemudi, tetapi untuk seluruh penumpang karena begitu terjadi kecelakaan seluruh isi kabin dan penumpangnya akan terpental hebat. Bisa dibayangkan tubuh akan terlontar dari kursi mungkin membentur atap, kaca, jendela, dan sebagainya," ujarnya.
"Berbeda apabila tubuh diikat oleh sabuk keselamatan, tubub tetap pada posisinya dan tidak berlindah atau terpental-pental. Ini tidak menghilangkan risiko terburuk, tetapi setidaknya mengurasi risiko terburuk apabila hal itu harus terjadi," kata Rio menambahkan.
Selain itu, pengendara disarankan jeli terhadap permukaan jalan yang dilalui karena setiap jalan tol berbeda-beda.
"Pengemudi harus peka terhadap jalan yang dilalui. Permukaan jalan di Indonesia termasuk di jalan tol berbeda-beda. Pengemudi harus peka seperti apa permukaan jalan yang dilalui," katanya.
Menurut Rio, pengemudi harus mengurangi kecepatan jika melalui permukaan jalan bergelombang.
Kemudian, diperlukan juga mengurangi kecepatan saat berada di area jalan tol yang sangat terbuka, seperti jalan tol arah Jakarta-Bandung.
"Ketika ada jalan bergelombang segera kurangi kecepatan. Beberapa jalan tol juga ada yang memiliki kontur menurun dan terbuka lebar, di sekeliling jalan jauh dari pohon dan beton pemisah. Misalnya jalan tol dari Jakarta menuju Bandung. Area jalan seperti ini memungkinkan angin mempengaruhi laju kendaraan, kendaraan yang melaju di area seperti ini berpotensi melayang karena dipengaruhi oleh gravitasi yang berkurang, segera kurangi kecepatan," katanya.
Kemudian, ia juga mengingatkan hal penting yang kerap diabaikan orang saat berkendara, yaitu memainkan ponsel.
"Banyak bermain handphone saat mengemudi. Entah melihat peta atau upload di sosial media. Jauhkan handphone, apabila memerlukan petunjuk biarkan orang yang duduk di sebelah pengemudi yang membantu membantu melihat peta di handphone," katanya.
Ia mengatakan, satu detik saja tidak berkonsentrasi terhadap kemudi, maka sangat berpotensi terjadi kecelakaan.
"Menurut survey, meleng 1 detik saja potensi kecelakaan sudah menanti di depan mata. Bisa dibayangkan apabila kendaraan melaju dalam kecepatan 100 km/jam, kita meleng 1 detik. Itu sama dengan kita membiarkan mobil melaju sejauh 27 meter, tanpa kita melihat ke depan. Kalau kita meleng 2 detik, 3 detik, akan sangat bahaya sekali," ujar Rio Haryanto.
Setelah itu, ia juga menegaskan agar para pengendara mematuhi aturan batas kecepatan di jalan tol.
Ia mengaku, jika mobil dikemudikan dalam kecepatan sangat tinggi akan menyebabkan kendaraan sulit dikendalikan ketika melintasi jalan berlubang.
"Patuhi speed limit. Di jalan tol, kecematan maksimum yang wajib dipatuhi adalah 60 km/jam, 80 km/jam, atau tercepat 100 km/jam. Faktanya, saya sering melihat mobil dipacu dengan kecepatan yang berlebihan sampai 120 km/jam hingga 160 km/jam, pada kecepatan seperti itu ada undakan atau jalan berlubang, akan berakibat mobil melambung dan sulit untuk dikendalikan," katanya.
Menurut Rio, saat mengemudikan mobil sesuai batas kecepatannya, maka kendaraan masih bisa menghindar dari potensi kecelakaan.
"Patuhilah kecepatan yang dianjurkan agar kita masih punya jarak yang cukup untuk mengerem dan menghindar dari kendaraan lain atau hal lain yang berpotensi membuat celaka. Speed limit harus dipatuhi, apalagi kalau kita bepergian bersama keluarga, mobil dalam posisi terisi penuh, beban mobil yang berat mempengaruhi daya dorong sehingga pengereman menjadi lebih lambat dibanding mobil dengan kondisi sedikit penumpang, kerja rem menjadi lebih berat," katanya.
Terakhir, Rio juga menekankan, agar pengemudi benar-benar dalam keadaan fit dan tidur cukup saat akan berkendara.
"Persiapkan diri dengan baik sebelum bepergian. Pastikan pengemudi dalam kondisi sehat, badan fit, tidur cukup, dan tidak lelah," katanya.
Video Rio Haryanto beri tips aman berkendara di jalan tol.
Sopir Vanessa Angel Update Medsos Sebelum Kecelakaan
Vanessa Angel meninggal bersama suaminya setelah kecelakaan tunggal di KM 672 Tol Jombang arah Surabaya, Jawa Timur, Kamis (4/11/2021).
Sebelum kecelakaan Tol Jombang yang tragis itu, sopir Vanessa Angel sempat update Instastory melalui akun Instagram.
Postingan itu berupa video yang menunjukkan suasana jalan tol dari dalam mobil yang dikemudikannya.
Walaupun postingan itu sudah dihapus dari akun Joddy, tapi videonya terlanjur tersebar, bahkan viral di media sosial.
Akibatnya, sopir Vanessa Angel pun mendapatkan banyak kecaman dari warganet.
Warganet menilai Joddy mengebut saat mengemudikan mobil yang ditumpangi keluarga kecil Vanessa Angel.
Selain netizen biasa, video Instastory sopir Vanessa ini bahkan dianalisis Roy Suryo.
Roy Suryo adalah pakar telematika sekaligus tetangga dari Vanessa dan Bibi Ardiansyah.
Melalui Instagram, ia mengunggah cuitannya di Twitter tentang banyaknya netizen yang meminta dia untuk melihat video Instastory Joddy.
Ia pun menyampaikan hasil analisisnya terhadap video viral itu.
"Di balik musibah Vanessa Angel di Tol Km 672, saya banyak dikonfirmasi Insta-Story sopirnya, Tb Joddy (yg sdh dihapus). IS ini dibuat di Km 555, 117 km sblm kecelakaan, sekitar jam 11.52. Bila Laka tjd jam 12.36, artinya kec Pajero +- 159 km/jam? Biarlah TAA Polisi yg menganalisisnya," tulisnya dalam caption Instagram.
Kini, saat hadir dalam pemakaman Vanessa dan Bibi Ardiansyah, Roy Suryo pun menjelaskan lagi tentang hasil analisisnya.
Ada kejanggalan antara temuannya dari video Instastory dengan pengakuan sopir Vanessa Angel.
Kepada polisi, sang sopir mengaku mengantuk saar mengemudikan mobil Pajero Vanessa dan Bibi.
Namun, hasil analisis Roy Suryo menunjukkan pengakuan Joddy seperti kurang logis karena dalam video menunjukkan sang sopir mengemudikan mobil dalam kecepatan tinggi.
"Kalau dikatakan mengantuk, rasanya kok tidak. Mengantuk itu kecenderungan kecepatannya pelan. Ini kecepatannya sangat-sangat tinggi," kata Roy, Jumat (5/11/2021), seperti yang dilansir dari dari Tribun Jakarta.
Roy menyatakan, video Instastory diposting Tubagus Joddy 44 menit sebelum kecelakaan.
"Sopir yang bersangkutan itu menyatakan mengantuk, tapi sebenarnya 44 menit sebelum kejadian dia sempat mengunggah di Instastory dan itu dalam kecepatan yang cukup tinggi," katanya di TPU Islam Malaka, Ulujami, Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
Kecelakaan terjadi pada pukul 12.32, sedangkan video Instastory diunggah pada pukul 11.44.
"Jadi ada 44 menit dari KM 555 itu ketika dia mengunggah Instastory sampai dia di KM 672," ujar Roy Suryo.
Kemudian, pakar telematika itu menjelaskan perkiraan kecepatan mobil tang dikemudikan sopir Vanessa Angel.
"Saya hitung ternyata kecepatannya cukup tinggi, rata rata 159 Km/jam. Jadi kalau rata-rata itu bisa jadi suatu saat bisa melebihi dari 170 Km/jam atau bahkan 180 Km/jam," katanya.(*)