Tribun Makassar
Puluhan Sopir Petepete Makassar Mogok Kerja, Desak Kenaikan Tarif
Aksi mogok itu berlangsung di pintu keluar Terminal Mallengkeri, Jl Sultan Alauddin, Kecamatan Rappicini Makassar
Penulis: Muslimin Emba | Editor: Suryana Anas
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Puluhan sopir petepete atau angkutan kota (angkot) di Kota Makassar mogok mengangkut penumpang.
Aksi mogok kerja itu berlangsung di pintu keluar Terminal Mallengkeri, Jl Sultan Alauddin, Kecamatan Rappicini, Rabu (3/11/2021) siang.
Mereka meminta adanya penyesuaian tarif baru.
Buntut, dari hilangnya peredaran bahan bakar jenis premium di sejumlah SPBU.
Pasalnya, selama premium mulai dihilangkan, mereka terpaksa beralih ke pertalite.
Kondisi itu memaksa para sopir mengeluarkan biaya operasional lebih.
"Harus ada kenaikan tarif pak, karena tidak adami premium kita dapat. Sementara harga pertalite Rp 7.500 lebih (per liter)," kata Anca (21) sopir asal Takalar saat ditemui.
Harga BBM jenis premium sebelum menghilang di peredaran Rp 6.450 per liter.
Ia pun meminta agar tarif dari Pasar Sentral Takalar ke Karebosi-Bulusaraung Makassar, naik dari Rp 12 ribu ke Rp 15 ribu.
Hal senada diungkapkan Asri (40) sopir asal Pallangga, Kabupaten Gowa.
Ia juga meminta kenaikan tarif Rp 5 ribu ke Rp 7 ribu untuk rute atau trayek terminal Cambayya Gowa-Karebosi Makassar.
"Susah sekali sekarang, bensin mahal, sementara penumpang juga sepi. Makanya kalau bisa ada kenaikan tarif," keluh Asri.
Tidak berselang lama aksi mogok itu berlangsung, Ketua Organda Kota Makassar, Saenal Abidin (51) tiba menemui para sopir.
Ia datang menemui dan mencatat aspirasi atau permintaan para sopir.
"Jadi selama premium yang harganya Rp 6.450 per liter tidak ada, mereka (para sopir) meminta adanya penyesuaian tarif," kata Saenal Abidin ditemui di lokasi yg sama.