Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Otobiografi Dahlan Abubakar

Dahlan Abubakar Kebut Otobiografi Penuhi Permintaan Ayah, Kepala Ibu Diinjak Hingga Sumpah Pocong

Rekaman dialog Pak Kiai dan Daeng Naba di RRI beberapa tahun silam juga masih utuh dalam koleksi Abubakar di Bima

Editor: AS Kambie
zoom-inlihat foto Dahlan Abubakar Kebut Otobiografi Penuhi Permintaan Ayah, Kepala Ibu Diinjak Hingga Sumpah Pocong
dok.tribun
Otobiografi Dahlan Abubakar. Dicetak di Yogyakarta, terbit November 2021

Buku yang dicetak di atas kertas “bookpaper” (yang ringan) tersebut sebanyak sekitar 600 eksemplar (19 dos) tiba di kediaman penulis di Makassar, Rabu (3/11/2021) sore.

Sekitar 196 eksemplar lainnya dikirim ke Mataram dan selanjutnya ke Bima dan sudah tiba di tanah kelahiran penulis, Rabu (3/11/2021).

“Sebanyak 200 eksemplar dicetak dalam bentuk “hardcover dan masih di percetakan di Yogyakarta,” ujar penulis kepada media, Rabu (3/11/2021) malam.

Di dalam buku itu ikut memberikan testimoni singkat tiga Rektor Unhas pada masanya, yakni Prof Dr Basri Hasanuddin MA, Prof Dr dr Idrus A Patrusi, dan Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu MA yang menempati halaman awal dan lampiran buku.

Buku ini dibuka dengan prolog yang ditulis Prof Dr Ahmad Thib Raya MA, Pelaksana Tugas Rektor UIN Alauddin Makassaer (2015), dan ditutup dengan epilog Dr Hamdan Zoelva SH MH (Ketua Mahkamah Konstitusi RI 2013-2016).

Selain itu, terdapat 41 testimoni yang terdiri atas 9 profesor, seorang mantan direktur utama bank pemerintah, 11 (mantan) wartawan, dan selebihnya sahabat dan mantan mahasiswa penulis yang terangkum ke dalam 10 bab.

Isinya bertutur tentang perjalanan anak desa sejak lahir hingga menjalani masa purnabakti sebagai abdi negara di Tanah Makassar.

Menurut penulis, buku ini mulai ditulis sudah sangat lama.

Begitu lamanya sehingga sudah lupa dan tidak diketahui dimulai tahun berapa. Setiap file naskah dibuka, selalu ada perubahan kisah.

Terakhir karena alasan buku akan terlalu tebal, akhirnya sejumlah naskah dipangkas.

Salah satu pengalaman penulis di dalam buku ini yang mungkin tidak pernah dialami wartawan lain adalah meliput sumpah pocong di Masjid Katangka Kabupaten Gowa.

“Meskipun naskah-naskah tersebut dihilangkan, tidak mengurangi daya tarik buku ini,”ujar doktor ilmu bahasa dengan kajian bahasa jurnalistik bernada promosi.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved