Mutasi Polri
Penyebab Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo 'Potong Kepala' Kapolres Lutra AKBP Irwan Sunuddin
Sebanyak sembilan perwira menengah Polri dicopot dari jabatannya, lalu "diparkir" di Pelayanan Markas atau Yanma Polri.
TRIBUN-TIMUR.COM - Sebanyak sembilan perwira menengah Polri dicopot dari jabatannya, lalu "diparkir" di Pelayanan Markas atau Yanma Polri.
Pencopotan mereka tertuang dalam empat surat telegram yang masing-masing bernomor ST/2277/X/KEP./2021, ST/2278/X/KEP./2021, ST/2279/X/KEP./2021, dan ST/2280/X/KEP./2021 bertanggal 31 Oktober 2021.
Kadiv Humas Polri, Irjen Argo Yuwono mengatakan, pencopotan tersebut merupakan komitmen Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo memberikan sanksi tegas kepada anggotanya yang melanggar.
Oleh Listyo, ini disebut sebagai "potong kepala".
Sementara, Kadiv Humas menyebut ini merupakan bagian dari penyegaran organisasi.
"Penyegaran organisasi dan komitmen Kapolri yang salah dicopot," kata Argo yang juga masuk dalam gerbong mutasi Polri, Senin (1/11/2021).
Argo dimutasi menjadi Aslog Kapolri.
Sembilan perwira yang dicopot yaitu Dirpolairud Polda Sulbar Kombes Franciscus X Tarigan,
Pamen Polda Kaltara Kombes Budi Suherman, dan Pamen Polda Sulbar Kombes Edy Daryono.
Kemudian, Kapolres Labuhan Batu Polda Sumut AKBP Deni Kurniawan, Kapolres Pasaman Polda Sumbar AKBP Dedi Nur Andriansyah, dan Kapolres Tebing Tinggi Polda Sumut AKBP Agus Sugiyarso.
Selanjutnya, Kapolres Nganjuk Polda Jatim AKBP Jimmy Tana, Kapolres Nunukan Polda Kaltara AKBP Saiful Anwar, dan Kapolres Luwu Utara Polda Sulsel AKBP Irwan Sunuddin.
Kenapa Kapolres Lutra dicopot?
Kenapa Kapolri mencopot Kapolres Lutra?
Sebelum Kapolres dicopot, Kasat Reskrim Polres Luwu Utara, AKP Amri lebih dulu dicopot dari jabatannya.
Amri digantikan oleh Iptu Putut Yudha Pratama.
Yudha sebelumnya menjabat Kanit Reskrim Polsek Biringkanaya, Makassar.
Pergantian jabatan ini tertuang dalam Surat Telegram Kapolda Sulsel Nomor STR/689/X/KEP/2021 tertanggal 21 Oktober 2021.
Disebutkan, Amri dimutasi sebagai perwira menegah Yanma Polda Sulsel.
Dalam telegram itu, dikatakan pula bahwa perwira berpangkat "tiga balok" itu tengah dalam pemeriksaan.
"Dalam rangka riksa," demikian isi telegram itu.
Selain Amri, dua anggotanya juga ikut dimutasi ke Polda Sulsel.
Adalah Kaurmintu Satreskrim Aipda Sadar dan Banit 32 Unitidik Satreskrim Briptu Ashari.
Keduanya dimutasi sebagai Ba Yanma Polda Sulsel.
Dalam telegram itu juga ikut dijelaskan kedua anggota Satreskrim itu dalam status riksa.
Mutasi keempat perwira itu diduga erat kaitannya dengan penembakan terhadap terduga pelaku penganiayaan dan pembakaran buron bernama Ilham.
Saat penangkapan lima peluru bersarang di tubuh Ilham.
Kejadian ini juga menuai reaksi keluarga Ilham di Balebo, Luwu Utara.
Mereka bahkan sudah dua kali turun ke jalan melakukan demo di Polres Luwu Utara.
Seperti yang dilakukan pada Selasa (12/10/2021).
Warga demo menuntut perlakuan tidak manusiawi terhadap Ilham.
Terduga pelaku kasus penganiayaan dan pembakaran dilumpuhkan polisi dengan timah panas karena melawan saat akan ditangkap.
Koordinator aksi, Kamal, mengatakan tindakan aparat kepolisian saat menangkap Ilham sangat jauh dari standar SOP dan melanggar HAM.
"Kami meminta keadilan dan menuntut pencopotan Kapolres, Kasat Reskrim serta menindak tegas oknum yang melakukan kriminalisasi terhadap Ilham," ujar Kamal dalam orasinya.
Kapolri sebelumnya sempat mengingatkan agar tiap pimpinan di Polri mampu menjadi teladan bagi anggota lainnya.
Listyo menekankan, dirinya tidak akan segan menindak tegas pimpinan yang tak mampu mengelola anak buah dengan baik.
"Terhadap anggota yang melakukan kesalahan dan berdampak kepada organisasi, maka jangan ragu melakukan tindakan. Kalau tak mampu membersihkan ekor, maka kepalanya akan saya potong," kata Listyo saat menutup pendidikan Sespimti Polri Dikreg ke-30, Sespimen Polri Dikreg ke-61, dan Sespimma Polri Angkatan ke-66, Kamis (28/10/2021).
Menurut Listyo, jika pimpinan bermasalah, anggota lainnya bakal ikut bermasalah pula.
Karena itu, ia mengingatkan agar seorang pemimpin harus mencontohkan hal-hal baik dan mampu bersikap tegas.
"Ada pepatah, ikan busuk mulai dari kepala. Kalau pimpinannya bermasalah maka bawahannya akan bermasalah juga," ucapnya.(tribun-timur.com/tribunnews.com/kompas.com)