Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tribun Makassar

Besok, IJTI Sulsel Gelar Talkshow Jurnalisme Profesional di Tengah Disrupsi Digital

Berkaca dari peristiwa yang sering terjadi, media mungkin tidak berhasil membuat publik memercayai sesuatu, tetapi selalu berhasil membuat publik memi

Penulis: Kasdar Kasau | Editor: Imam Wahyudi
IST
Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Pengurus Daerah Sulawesi Selatan, akan menggelar talkshow di Warkop Dottoro, Jl Boulevard, Kota Makassar, Senin (25/10/21). Talkshow bertajuk "Disrupsi Teknologi Digital; Antara Informasi dan Opini Publik". 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Pengurus Daerah Sulawesi Selatan, akan menggelar talkshow di Warkop Dottoro, Jl Boulevard, Kota Makassar, Senin (25/10/21).

Talkshow bertajuk "Disrupsi Teknologi Digital; Antara Informasi dan Opini Publik". Kegiatan ini merupakan rangkaian Road to Kongres VI Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia di Lombok Nusa Tenggara Barat pada 29 hingga 31 Oktober 2021.

Kegiatan yang akan digelar secara hybrid dimulai pukul 19.00 Wita dengan mengundang lima pembicara, yakni Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto, Bupati Maros Andi Syafril Chaidir Syam, Ketua KPID Sulsel Hasrul Hasan, Ketua IJTI Yadi Hendrian, serta Dewan Pertimbangan IJTI Imam Wahyudi.

Kegiatan ini juga mengundang sejumlah organisasi profesi yang ada di Makassar, untuk ikut live interaktif melalui zoom.

Ketua IJTI Sulsel Andi Muhammad Sardi atau lebih dikenal dengan sapaan Idho mengatakan, Talkshow Road to Kongres IJTI di Lombok akan
membahas jurnalisme profesional di tengah disrupsi digital.

Ia mengatakan, para pembicara akan mengupas lebih dalam profesionalisme seorang jurnalis dan media dalam menghadapi teknologi digital di era 4.0.

"Talkshow dengan membahas disrupsi digital ini juga bertujuan menyatukan sudut pandang antara media, lembaga independen, dan pejabat pemerintahan terkait professional jurnalisme di tengah disrupsi digital," ungkap Idho.

Menurut Idho, disrupsi teknologi dan kebebasan pers saat ini menjadi dilema dalam tuntutan menghadirkan jurnalisme yang berkualitas. Ia mengatakan, informasi adalah oksigen di negara demokasi yang menjadi barang publik.

"Jika kualitas informasi yang diberikan untuk publik tidak berkualitas, bisa berdampak pada kualitas demokrasi," katanya.

Lebih jauh Idho menjelaskan bahwa di era disrupsi teknologi, informasi di internet, justru dimanipulasi oleh opini-opini publik yang dilakukan pasukan siber yang disebutnya sebagai tentara bayaran. Mereka melakukan manipulasi opini publik secara sistematis, sehingga sesuatu yang sebenarnya tidak ada akhirnya dianggap publik ada.

Berkaca dari peristiwa yang sering terjadi, media mungkin tidak berhasil membuat publik memercayai sesuatu, tetapi selalu berhasil membuat publik memikirkan suatu isu.

Menyikapi persoalan-persoalan yang dihadapi itu, talkshow nantinya akan membahas tiga topik utama, yakni tantangan yang dihadapi oleh jurnalis dan industri media di tengah disrupsi digital 4.0; tantangan yang
dihadapi oleh industri media dan jurnalis saat ini menghadapi manipulasi opini dari publik, dan langkah yang dilakukan untuk optimalisasi peran media dan jurnalis kedepan untuk menguatkan
demokrasi indonesia.

"Tantangan jurnalisme yang berkualitas yang dibahas di antaranya adalah adanya ekonomi politik konglomerasi media, budaya talking dan clickbait, manipulasi opini publik di media sosial, rendahnya kesadaran publik tentang jurnalisme berkualitas sebagai tanggung jawab bersama dan kekerasan terhadap jurnalis," ungkapnya.

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved