Tribun Maros
Usaha Tambak Kepiting Mulai Dilirik Warga Desa Minasaupa Maros, Hasilnya Dikirim ke Cina & Singapura
Warga Desa Minasaupa, Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan sudah setahun melakukan budidaya kepiting bakau.
Penulis: Nurul Hidayah | Editor: Sudirman
TRIBUNMAROS.COM, MAROS - Warga Desa Minasaupa, Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan sudah setahun melakukan budidaya kepiting bakau.
Petani tambak, Burhan mengatakan, terdapat 3 jenis bibit yang dikembang biakkan warga di Desa Minasaupa.
"Ada tiga jenis yang dikembang biakkan di tambak warga, pertama jenis larva yang baru bisa di panen setelah empat bulan," katanya.
Adapula bibit kepiting ukuran 5 gram yang di panen setelah 1-2 bulan usai ditebar.
Selain itu, kepiting kurus yang sengaja digemukkan.
"Ini kepiting yang tidak lolos sortir oleh petani tambak dibeli, kemudian digemukkan lagi. Jenis ini yang paling cepat proses panennya yakni 15 hari saja," jelasnya.
Bibit kepiting ini dibeli dari luar Kabupaten.
"Kalau larva dibeli di Barru, sementara yang kepiting kurus itu dibeli di Manokwari," tuturnya.
Hal utama yang perlu diperhatikan dalam proses budidaya kepiting bakau ini adalah pemberian pakan.
"Kalau yang larva itu diberi makan udang rebon, sementara yang lainnya diberi makan ikan bete-bete, sekali sehari," lanjutnya.
Ia mengatakan ada banyak keuntungan yang diperoleh dalam budidaya kepiting bakau jika dibandingkan ikan atau udang.
"Kalau kepiting pemeliharannya mudah, modalnya sedikit, keuntungannya lebih banyak dan resiko terkena penyakit lebih rendah" sebutnya.
Burhan mengatakan hasil dari budidaya kepiting cukup menjanjikan.
Tak hanya pasarkan di Maros, Kepiting ini bahkan diekspor hingga manca negara.
"Biasanya di jual di pengepul yang nanti akan dikirim ke Cina atau Singapura," lanjutnya.
Diketahui, saat ini terdapat 30 warga yang telah membudidakan kepiting bakau di Desa Minasaupa.
Lahan yang digarap sekitar 12 hektar.