Airlangga Hartarto
Program Kartu Prakerja Jadi Bagian Penanganan Pandemi Covid-19
Hingga Batch ke-21, telah terdapat 75 juta pendaftar sejak program ini dibuka pertama kali pada 11 April tahun 2020.
Untuk itu, standar pelatihan Program Kartu Prakerja disempurnakan secara berkala.
Penyempurnaan standar pelatihan ini merupakan kolaborasi Pemerintah dengan melibatkan dukungan dari Perguruan Tinggi dan Akademisi.
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan dan UMKM Muhammad Rudy Salahuddin mengatakan bahwa pelibatan dan dukungan ini sesuai amanat Regulasi Program Kartu Prakerja yaitu Permenko Perekonomian Nomor 11 tahun 2020.
Dimana Manajemen Pelaksana melibatkan ahli yang membidangi dalam melakukan asesmen terhadap pelatihan.
Untuk mengapresiasi dukungan dan keterlibatan akademisi dalam menjaga standar Kartu Prakerja, Menko Airlangga berdialog langsung dengan para rektor dan yang mewakili Perguruan Tinggi dan Yayasan yang terlibat dalam penyempurnaan standar pelatihan.
Keterlibatan Perguruan Tinggi dan Yayasan yakni dengan cara screening sebelum suatu pelatihan masuk ekosistem Kartu Prakerja dan juga memonitor sesudah pelatihan masuk dalam ekosistem.
Screening dilakukan oleh Tim Asesmen yang berasal dari Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Universitas Airlangga, dan Yayasan Indonesia Mengajar.
Sedangkan monitoring dilakukan oleh Tim Pemantau dari Institut Pertanian Bogor, Universitas Muhamadiyah Malang dan Universitas Nadhlatul Ulama Indonesia.
Tim Asesmen dan Tim Pemantau telah bekerja sejak Oktober 2020 untuk memastikan pelatihan di Program Kartu Prakerja telah memenuhi standar.
"Saya mengucapkan terima kasih atas dukungan ini. Karena Program Kartu Prakerja akan dilanjutkan pada tahun 2022, saya meminta agar Perguruan Tinggi dan Yayasan terus membantu dan mendukung Program Kartu Prakerja,” kata Menko Airlangga via rilis ke tribun-timur.com.
Berkat kolaborasi ini, Program Kartu Prakerja mendapat rating pelatihan mencapai 4,9 dari skala 5, sebanyak 95% peserta mengatakan pelatihan sesuai minat mereka, 98% peserta mengatakan pelatihan meningkatkan kompetensi.
93% peserta mengatakan pelatihan dapat diaplikasikan di tempat kerja/usaha, 79% peserta menggunakan sertifikat pelatihan untuk melamar kerja, dan sepertiga dari yang menganggur sebelum ikut Prakerja, kini sudah bekerja, baik sebagai karyawan maupun wirausahawan.
“Khusus untuk wirausaha, Program Kartu Prakerja sudah dihubungkan dengan fasilitas Kredit Usaha Rakyat, sehingga ini menjadi proses yang tersambung dari bagian prakerja sampai bisa mendapatkan modal untuk menjadi entrepreneur,” ungkapnya.
Pada kesempatan tersebut, Rektor Universitas Indonesia Prof Arif Kuncoro mengatakan bahwa Program Kartu Prakerja melalui pelatihan yang diberikan kepada para penerima merupakan investasi, dan berdasarkan data, insentif yang diberikan setelahnya digunakan para penerima untuk membeli peralatan produksi.
Hal ini tidak hanya menjadi investasi bagi para penerima tetapi juga untuk meningkatkan produktivitas.