Akhirnya Pemerintah Erdogan Tanggapi Surat Cut Putri, Cucu Sultan Aceh Terkait Situs Sejarah
Cut Putri mengirimkan surat resmi kepada Erdogan berisi permohonan bantuan kepada pemimpin Turki untuk membantu Aceh
Dia menuturkan, semua masyarakat Aceh punya kewajiban untuk merawat semua situs sejarah Aceh, seperti makam para para sultan kesultanan Aceh, cagar budaya, dan situs-situs sejarah lainnya.
Apalagi Aceh sejak dulu sangat melekat dengan Islam.
"Aceh merujuk pada Islam. Aceh berperadaban tinggi, kaya budaya, dan di masa lampu juga dikenal ke seluruh dunia," kata dia.
Saat ini, di tengah-tengah tergerusnya nilai-nilai sejarah dan budaya, Cut Putri merasa prihatin dan merasa wajib berada di garda terdepan untuk mengawalnya.
"Kalau bukan kita siapa lagi yang akan menjaganya, jangan sampai anak cucu kita lupa tentang sejarah," kata Cut Putri.
Keturunan Rasulullah
Saat ini, Cut Putri bersama yayasannya juga sedang berupaya maksimal untuk menjaga dan merawat satu di antara situs sejarah paling penting untuk Aceh, yakni makam Sultan Sayed Jamalul Alam Badrul Munir.
Sultan ke-20 di Kesultanan Aceh yang menurut sejarah adalah cucu dari keturunan Rasulullah Saw.
Makam tersebut menurut Cut Putri berada di kawasan Jalan Mohammad Jam Banda Aceh, tepatnya di belakang salah satu warung makan kawasan itu.
Cut Putri merasa miris karena kompleks makam itu kini seperti tak terawat bahkan ada dua makam di samping makam Sang Sultan sudah tersemen.
"Tidak banyak yang tahu, padahal itu adalah makam Sultan Aceh keturunan Rasulullah Saw. Di situ ada empat makam, tapi kini tinggal dua karena dua lagi sudah tersemen.
Kita perlu bersama-sama, termasuk pemerintah untuk menyelematkan lokasi itu," katanya.
Merujuk sejarah, makam itu, kata Cut Putri, masuk dalam Taman Poteu Jeumaloy, sebuah taman yang dibangun saat Istana Darud Donya (istana Kesultanan Aceh) masih ada sebelum dihancurkan oleh Belanda.
Di taman itu katanya ada empat makam, makam Sultan Sayed Jamalul Alam Badrul Munir dan istrinya Pocut Wan Syarifah Aja Permaisuri.
Dua makam lagi adalah makam Sultan Sayed Badrul Alam (ayah Sultan Sayed Jamalul Alam Badrul Munir) dan makam Sayed Syarif Ibrahim yang tak lain adalah kakeknya.