Yayasan Hadji Kalla Beri Pelatihan Trauma Healing ke 63 Pemerhati Kesehatan Mental di Sulbar
Pelatihan ini dimaksudkan untuk memberikan ilmu dan pengetahuan tentang Psychological First Aid (PFA).
Penulis: Rudi Salam | Editor: Ina Maharani
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Yayasan Hadji Kalla menggelar pelatihan Trauma Healing dengan tema Psychological First Aid (PFA) kepada sejumlah masyarakat pemerhati kesehatan mental di Majene, Sulawesi Barat (Sulbar), Kamis - Jumat (7-8/10/2021).
Pelatihan yang bekerjasama dengan Dompet Dhuafa, dan Inspirasi Melintas Zaman (IMZ) ini diikuti oleh 63 peserta.
Mereka berasal dari masyarakat umum dengan berbagai macam latar belakang.
Mulai dari guru, pegawai, mahasiswa, hingga para orang tua di wilayah Sulawesi Barat.
Kegiatan ini dibuka oleh Abdul Hakim sebagai Manager Bidang Kemanusiaan Dan Lingkungan Yayasan Hadji Kalla, Rahmat Ahmad, S.Sos selaku Kasubag Kepegawaian BPBD, IMZ Consulting diwakili oleh Riki Wirahmawan.
Pelatihan ini menghadirkan Maya Sita Darlina, S.Psi., M.Si ahli Psikolog IMZ selaku pembicara.
Perwakilan Yayasan Hadji Kalla, Abdul Hakim menjelaskan bahwa program ini menjadi salah satu yang instrumen penting, dalam penanganan pasca bencana yang kini menjadi fokus dari Yayasan Hadji Kalla.
Yayasan Hadji Kalla melalui bidang Kemanusiaan Lingkungan dan Kesehatan akan terus fokus menjalankan program kemanusiaan.
Terutama penanganan pasca-bencana untuk membantu warga bisa cepat pulih dari trauma setelah bencana terjadi.
“Kita berharap ini adalah langkah awal yang baik untuk semua yang terlibat dalam program penanganan pasca-bencana alam, trauma psikologis adalah hal yang penting untuk menjadi fokus kita dalam membantu,” katanya via rilis ke tribun-timur.com.
Yayasan Hadji Kalla akan konsisten dalam menjalankan program ini di wilayah lain yang juga rawan terjadi bencana alam.
Sehingga penyembuhan trauma pasca-bencana bisa dilakukan dengan cepat dan terarah.
Pelatihan ini dimaksudkan untuk memberikan ilmu dan pengetahuan tentang Psychological First Aid (PFA).
Pertolongan pertama pada masalah psikologis dan bagaimana cara memperkuat imun pasca terjadinya bencana alam.
Dalam tahap pelatihan pertolongan pertama pada psikologi ini, para peserta diberi bekal landasan PFA yang meliputi pengamatan situasi keamanan, gejala serta bantuan yang dibutuhkan korban.
Serta melakukan pendekatan sebagai pendengar aktif, untuk membantu korban menenangkan diri.
Kemudian nantinya akan menghubungkan korban ke tenaga profesional sesuai kebutuhannya.
Pimpinan cabang Dompet Dhuafa Sulsel Rahmat Hidayat menuturkan bahwa program PFA ini adalah salah satu program yang penting untuk dilaksanakan pasca bencana alam.
Untuk diketahui, PFA merupakan dukungan praktis layaknya kotak obat darurat yang bisa digunakan non profesional untuk membantu menenangkan emosional.
“Sementara dalam penanganan korban menuju ke tahap lanjutan, harus ditangani oleh tenaga profesional, yaitu psikolog, dan psikiatri. Oleh karena itu, kegiatan ini membutuhkan lebih banyak orang yang terlibat dalam intervensi ini,” jelasnya.
PIC Teknis Assesment IMZ Consulting Riki Wirahmawan mengungkapkan tujuan dari Training PFA ini yaitu untuk memahami cara mengidentifikasi berbagai macam gangguan psikologis yang dialami individu ketika bencana.
Juga mmahami konsep kerangka kerja, dan langkah PFA serta meningkatkan kemampuan teknik pendampingan psikososial di masa respon hingga recovery bencana.
Dirinya berharap setiap peserta yang hadir mendapatkan berbagai macam insight dari proses pelatihan ini.
Baik materi hingga relasi sadar akan begitu dibutuhkan dirinya di tengah masyarakat, dalam menyikapi kondisi alam yang tidak terprediksi.
“Peserta mampu memahami dengan baik dan terampil secara sistematis dan profesional dalam menangani efek psikososial penyintas, sehingga siap untuk diterjunkan ke lapangan,” pungkasnya.
Keterangan foto: Yayasan Hadji Kalla menggelar pelatihan Trauma Healing dengan tema Psychological First Aid (PFA) kepada sejumlah masyarakat pemerhati kesehatan mental di Majene, Sulawesi Barat (Sulbar), Kamis - Jumat (7-8/10/2021).
Foto: Yayasan Hadji Kalla