Yayasan Hadji Kalla Beri Pelatihan Trauma Healing ke 63 Pemerhati Kesehatan Mental di Sulbar
Pelatihan ini dimaksudkan untuk memberikan ilmu dan pengetahuan tentang Psychological First Aid (PFA).
Penulis: Rudi Salam | Editor: Ina Maharani
Serta melakukan pendekatan sebagai pendengar aktif, untuk membantu korban menenangkan diri.
Kemudian nantinya akan menghubungkan korban ke tenaga profesional sesuai kebutuhannya.
Pimpinan cabang Dompet Dhuafa Sulsel Rahmat Hidayat menuturkan bahwa program PFA ini adalah salah satu program yang penting untuk dilaksanakan pasca bencana alam.
Untuk diketahui, PFA merupakan dukungan praktis layaknya kotak obat darurat yang bisa digunakan non profesional untuk membantu menenangkan emosional.
“Sementara dalam penanganan korban menuju ke tahap lanjutan, harus ditangani oleh tenaga profesional, yaitu psikolog, dan psikiatri. Oleh karena itu, kegiatan ini membutuhkan lebih banyak orang yang terlibat dalam intervensi ini,” jelasnya.
PIC Teknis Assesment IMZ Consulting Riki Wirahmawan mengungkapkan tujuan dari Training PFA ini yaitu untuk memahami cara mengidentifikasi berbagai macam gangguan psikologis yang dialami individu ketika bencana.
Juga mmahami konsep kerangka kerja, dan langkah PFA serta meningkatkan kemampuan teknik pendampingan psikososial di masa respon hingga recovery bencana.
Dirinya berharap setiap peserta yang hadir mendapatkan berbagai macam insight dari proses pelatihan ini.
Baik materi hingga relasi sadar akan begitu dibutuhkan dirinya di tengah masyarakat, dalam menyikapi kondisi alam yang tidak terprediksi.
“Peserta mampu memahami dengan baik dan terampil secara sistematis dan profesional dalam menangani efek psikososial penyintas, sehingga siap untuk diterjunkan ke lapangan,” pungkasnya.
Keterangan foto: Yayasan Hadji Kalla menggelar pelatihan Trauma Healing dengan tema Psychological First Aid (PFA) kepada sejumlah masyarakat pemerhati kesehatan mental di Majene, Sulawesi Barat (Sulbar), Kamis - Jumat (7-8/10/2021).
Foto: Yayasan Hadji Kalla