Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Jenderal Bintang Lima

Hanya Ada 3 Jenderal Bintang Lima di Indonesia, Pejuang Masa Perang dan Isi Kemerdekaan, Siapa Saja?

Inilah jenderal bintang lima, pangkat tertinggi di TNI dan sejarah mencatat 3 tokoh ini mendapat kehormatan jenderal bintang lima, selain Soeharto?

Editor: Arif Fuddin Usman
Istimewa
Panglima Besar Jenderal Soedirman dalam Pertempuran Ambarawa. Ini peta pikiran Pertempuran Ambarawa. 

Ia dikenal sebagai peletak dasar perang gerilya melawan Belanda saat ia memimpin pasukan Siliwangi pada masa Agresi Militer I Belanda.

Taktik gerilya disusun karena Nasution menyadari bahwa tentara Indonesia tidak akan mampu menghadapi Belanda dengan persenjataan dan strategi yang konvensional.

Gagasannya mengenai perang gerilya telah ia tuangkan dalam buku berjudul Pokok-Pokok Gerilya yang dijadikan referensi di seluruh dunia.

Selain itu, Nasution yang merupakan Kepala Staf Angkatan Bersenjata pada 1965 merupakan salah satu perwira TNI yang menjadi target penculikan dalam peristiwa Gerakan 30 September (G30S).

3. Soeharto

Soeharto lahir di Dusun Kemusuk, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada 8 Juni 1921.

Ia putra dari Kertosudiro, seorang petani sekaligus asisten lurah dalam pengairan sawah desa.

Ibunya bernama Sukirah. Saat beranjak dewasa, Soeharto sempat terpilih sebagai prajurit teladan di Sekolah Bintara, Gombong, Jawa Tengah pada tahun 1941.

Ia resmi menjadi anggota TNI pada 5 Oktober 1945. Di dunia militer, Soeharto memulai karirnya dari pangkat sersan tentara KNIL.

Kemudian komandan PETA, komandan resimen dengan pangkat mayor dan komandan batalyon berpangkat letnan kolonel.

Pada 1 Maret 1949, Soeharto berhasil memimpin pasukannya merebut kembali Kota Yogyakarta dari Belanda dalam peristiwa yang kelak dikenal sebagai Serangan Umum 1 Maret itu.

Seiring waktu berjalan, Soeharto yang memiliki pangkat mayor jenderal ditunjuk menjadi Panglima Korra I Cadangan Umum Angkatan Darat (Caduad), kini Caduad dikenal sebagai Komando Strategis Angkatan Darat (Kostrad).

Korra I Caduad pimpinan Soeharto mendapat kepercayaan melaksanakan operasi Trikora untuk membebaskan Irian Barat (Papua) dari tangan Belanda.

Pada pertengahan Agustus 1962, dilakukan serbuan umum melawan penjajah Belanda dengan sasaran wilayah Biak, Jayapura. Korra 1/Caduad sendiri menurunkan 1 Divisi.

Hal itu menyebabkan pihak Belanda gentar, dan akhirnya mengeluarkan keputusan menyerah tanpa syarat.

Penyerahan Irian Barat ini ditandai dengan berkibarnya bendera Merah Putih pada 1 Maret 1963.

Dalam perkembangan selanjutnya, melalui Keputusan Men/Pangab 19 Februari 1963, Korra I/Caduad dilebur menjadi Komando Strategis TNI Angkatan Darat atau Kostrad.

Soeharto tetap menjadi panglima satuan itu dan menjadi Pangkostrad pertama. Peristiwa Gerakan 30 September (G30S) membuat nama Soeharto melambung.

Ia langsung mengamankan situasi di Jakarta akibat para jenderal Angkatan Darat gugur dalam peristiwa itu.

Artikel ini telah tayang di Intisari-Online.com dengan Judul "Inilah Jenderal Bintang Lima, Pangkat Tertinggi di TNI, Sejarah Mencatat Tiga Tokoh Ini yang Mendapat Kehormatan Jenderal Bintang Lima, Selain Soeharto, Ada Siapa Lagi?

Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved