Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Benny Wenda

Jelas-jelas Ditolak Warga Papua, Benny Wenda Muncul Lagi Cari Kesempatan di Perhelatan PON XX Papua

Belum kapok deklarasinya sebagai presiden ditolak rakyat papua, benny wenda kembali cari panggung, bawa-bawa pon sampai rasisme

Editor: Arif Fuddin Usman
RNZI/Korol Hawkins
Benny Wenda. Belum kapok deklarasinya sebagai presiden ditolak rakyat papua, benny wenda kembali cari panggung, bawa-bawa pon sampai rasisme 

TRIBUN-TIMUR.COM - Momen perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua menjadi ajang Benny Wenda cari panggung.

Sempat namanya ditolak warga Papua saat deklarasi Papua Barat merdeka pada akhir 2020 lalu, kini sosok Benny Wenda muncul lagi.

Tahun 2020 lalu, Benny Wenda menggemparkan Indonesia dengan mendeklarasikan diri sebagai presiden sementara Papua Barat.

Deklarasi tersebut bukan hanya dikecam oleh Pemerintah Indonesia, tetapi juga ditolak rakyat Papua sendiri.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD, saat itu menyatakan bahwa pimpinan United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) tersebut tengah merancang negara ilusi.

Menurutnya, deklarasi pendirian negara Papua Barat juga tidak memenuhi syarat.

Misalnya, mengenai keberadaan masyarakat, wilayah, dan pemerintahan, hingga pengakuan dari dunia internasional.

Ia pun mempertanyakan bagaimana Benny Wenda memimpin negara dengan kewarganegaraannya yang telah dicabut di Indonesia dan berada di Inggris sebagai tamu.

Terkait kewarganegaraan Benny Wenda, juga menjadi alasan Organisasi Papua Merdeka (OPM) menolak klaimnya terkait pembentukan Pemerintah Sementara Papua Barat.

Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB-OPM) tak bisa mengakui klaim tersebut karena menurut mereka Benny Wenda merupakan warga negara asing.

"Benny Wenda lakukan deklarasi dan umumkan pemerintahannya di negara asing yang tidak mempunyai legitimasi mayoritas rakyat bangsa Papua, dan juga di luar dari wilayah hukum revolusi," kata Juru Bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambon, kepada VOA melalui keterangan tertulisnya, Rabu (2/12/2020).

Menurutnya, Benny Wenda adalah warga negara Inggris, "menurut hukum international bahwa warga negara asing tidak bisa menjadi presiden Papua Barat," katanya.

Tapi, seolah tak kapok dengan penolakan tersebut, baru-baru ini Benny Wenda muncul dengan pernyataannya yang menuding bahwa Indonesia “menari di atas kuburan” rakyatnya, terkait penyelenggaraan PON di Papua.

Melansir Morning Star (6/10/2021), Benny Wenda mencap acara yang digelar hingga 15 Oktober itu sebagai

“latihan PR oleh pemerintah Indonesia untuk menutupi bukti pembunuhan massal” di Papua Barat.

“Saya meminta orang-orang saya untuk mengabaikan permainan ini dan fokus untuk membebaskan kami dari tirani ini,” kata Benny Wenda.

Benny menambahkan bahwa Papua Barat sedang berduka selama tiga tahun operasi militer Indonesia yang meningkat.

Dia mengaku memiliki informasi baru yang mengungkapkan bahwa setidaknya 26 tokoh politik terkemuka dan 20 pemimpin intelektual dan agama telah meninggal secara misterius di Papua Barat.

Itu diungkapkan Benny dalam tiga tahun terakhir setelah berbicara tentang pelanggaran hak asasi manusia dan ketidakadilan.

Menurutnya, banyak dari mereka ditemukan tewas di kamar hotel dengan serangan jantung yang tidak dapat dijelaskan dan tidak ada bukti forensik untuk memverifikasi klaim Indonesia tentang penyebab kematian mereka.

“Ini adalah pembunuhan sistematis, bagian dari rencana Jakarta untuk menghapus semua perlawanan terhadap kekuasaannya di Papua Barat,” tuduhnya.

Ia mengatakan, kematian tersebut terjadi pada saat yang sama ketika Indonesia mengirim lebih dari 20.000 tentara baru ke Papua Barat.

"Mereka membunuh kami karena kami berbeda, karena kami berkulit hitam," ujarnya.

Benny Wenda pun mengatakan bahwa lebih dari 50.000 orang Papua Barat telah mengungsi sejak Desember 2018.

Selain itu, menurutnya lonjakan pasukan pada bulan April telah menyebabkan tindakan keras lebih lanjut terhadap rakyatnya.

Benny Wenda sendiri melarikan diri dari tahanan Indonesia pada Oktober 2002 silam, ia diduga melarikan diri ke Papua Nugini sebelum akhirnya melanjutkan perjalanan ke Inggris.

Ia ditangkap polisi lantaran dituding menghasut masyarakat dan memimpin sejumlah pertemuan gelap untuk menyerang pos-pos TNI/Polri pada Juni 2002.

Pada 2003, tak lama setelah melarikan diri dari Indonesia, Benny memperoleh suaka dari Pemerintah Inggris dan menetap di sana bersama keluarganya.

Lama menetap di Inggris, Benny pun memiliki jaringan internasional yang luas, bahkan pernah bertemu Komisi Tinggi Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang difasilitasi Pemerintah Vanuatu.

Jejaring internasionalnya semakin berkembang lewat penghargaan yang ia terima dari Dewan Kota Oxford pada 17 Juli 2019, yang juga membuat Pemerintah Indonesia meradang. 

Siapa Benny Wenda Presiden Papua Barat

Siapa Benny Wenda Presiden Papua Barat di negara dipimpin Jokowi? Disebut dalang kerusuhan, tapi diakui di Inggris.

Benny Wenda kembali membuat 'gaduh' setelah ia mendeklarasikan diri sebagai presiden sementara Papua Barat mulai 1 Desember 2020.

Papua Barat merupakan salah satu provinsi di negara yang dipimpin Presiden Jokowi atau Joko Widodo.

Hal ini ia sampakan dalam siaran persnya pada Selasa (1/12/2020) kemarin.

"Pengumuman ini menandai perlawanan intensif terhadap koloni Indonesia di Papua Barat sejak 1963," katanya sebagaimana dilansir Kompas.com.

Diketahui, sebelum ini Benny Wenda juga sempat ramai diperbincangkan terkait kerusuhan di Papua dan Papua Barat pada 2019 lalu.

Ia disebut Istana sebagai dalang kerusuhan di Papua dan Papua Barat.

Soal Benny Wenda yang disebut sebagai dalang kerusuhan di Papua, hal ini disampaikan Kepala Kantor Staf Presiden, Moeldoko pada Senin (2/9/2019).

"Ya jelas toh. Jelas Benny Wenda itu. Dia mobilisasi diplomatik, mobilisasi informasi yang missed, yang enggak benar. Itu yang dia lakukan di Australia, lah, di Inggris, lah," ujar Moeldoko di kantornya, Gedung Bina Graha, Jakarta, seperti dikutip Tribunnews dari Kompas.com.

Benny Wenda lahir di Lembah Baliem dan menghabiskan masa mudanya di sebuah desa terpencil di kawasan Papua Barat.

Bersama keluarganya, Benny hidup dari bercocok tanam.

Saat menjalani masa mudanya, Benny Wenda menyebutkan kehidupannya ketika itu begitu tenang.

Hal itu ditulis Benny Wenda di situs resminya. (*)

Artikel ini telah tayang di Intisari-Online.com dengan Judul "Belum Kapok Deklarasinya Sebagai Presiden Ditolak Rakyat Papua, Benny Wenda Kembali Cari Panggung, Bawa-bawa PON sampai Rasisme

Sumber: Grid.ID
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved