Kasus Suap Nurdin Abdullah
Sidang Nurdin Abdullah, Aminuddin Menangis Saat Ditanya Jaksa Soal Masjid di Pucak
Aminuddin alias Yamang adalah bendahara masjid di tanah milik Nurdin Abdullah yang berada di Pucak Maros.
Penulis: Kasdar Kasau | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Aminuddin menitikkan air mata saat menjadi saksi sidang lanjutan dugaan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) perizinan dan pembangunan infrastruktur Sulsel tahun 2020-2021.
Sidang secara offline digelar di Pengadilan Negeri (PN) Makassar Jl Kartini, Rabu (6/10/2021).
Terdakwa Gubernur Sulsel Diberhentikan Sementara Nurdin Abdullah dan Mantan Sekdis PUTR Edy Rahmat (ER) hadir via virtual.
Sidang ini membahas proyek pembangunan masjid di kawasan Kebun Raya Pucak, Kampung Ara, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros, Sulsel.
Aminuddin alias Yamang adalah bendahara masjid di tanah milik Nurdin Abdullah yang berada di Pucak Maros.
Lantas apa yang membuat Aminuddin menangis?
Musababnya, tempat ibadah yang telah lama dinantikan kini tersandung kasus korupsi.
Aminuddin mengaku selama hidupnya di Kampung Ara belum ada masjid.
"Saya beberapa kali mengajukan pembangunan masjid, tapi tidak ada donatur pak," katanya kepada Jaksa Penuntut Umum (JPU).
Mantan kepala Dusun Ara ini ditunjuk sebagai bendahara.
"Saking senangnya, saya gunakan dana pribadi untuk buka rekening," kata Aminuddin.
Masjid tersebut belum sempat diberi nama.
Kini disegel pihak Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) sebagai barang bukti.
"Tapi sering digunakan ibadah," katanya.
Seperti yang diketahui dari beberapa persidangan sebelumnya, selain dana dari pribadi NA, ada juga bantuan CSR dari Bank Sulselbar.
Ditambah beberapa donatur dari perusahaan yang menyumbang untuk pembangunan masjid.
"Iya, semua dana masuk di rekening panitia. Kurang lebih Rp 1,101 miliar tergunakan semua dan tercatat," katanya dalam persidangan Rabu siang.
"Ada yang untuk beli bahan bangunan sama kasi upah atau gaji tukang," tambahnya.
Secara rinci, mantan kepala dusun desa Arra ini mengutarakan, sumber dananya berasal dari dana CSR Bank Sulselbar yang terlebih dahulu telah diajukan proposal.
Di luar itu, ia juga membuat sebanyak 5 proposal tambahan untuk diserahkan ke Wandi.
"Saya datang langsung membawa proposal ke Bank Sulselbar dan Alhamdulillah kami mendapat sekitar Rp300 juta-Rp400 juta," katanya.
Menurutnya ada juga 5 proposal yang ia serahkan ke Wandi.
Wandi merupakan tukang taman dari BSD Tangerang Selatan.
Didatangkan langsung NA ke Makassar untuk mengurus lahan NA di kawasan Pucak Maros.
"Terserah dia mau ajukan ke siapa yang jelas bisa bantu pembangunan masjid. Dan Alhamdulillah ada juga dana yang masuk di rekening, disampaikan oleh Pak Wandi kepada saya," ujar Aminuddin.
Saat itu, Wandi juga bertindak sebagai arsitek masjid pucak dan mengawasi jalannya pembangunan.
"Iya Pak Wandi banyak urus pembangunan karena jujur saja kami masyarakat awam tidak paham," katanya.
"Hanya bantu pantau kualitas pekerjaan saja. Tapi kami juga bentuk panitia yang secara sah dipemerintahan desa. Ada ketua, bendahara, dan lainnya," jelasnya.(*)
Laporan Wartawan tribun-timur.com, Kasdar