Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Bincang Bola

Peringkat Tujuh Klasemen Sementara Liga 1, Hanafing Sebut Penampilan PSM Belum Stabil

Hal ini disampaikan pengamat sepak bola, Muhammad Hanafing Ibrahim saat jadi narasumber di Bincang Bola Virtual Tribun Timur seri 56

Penulis: Kaswadi Anwar | Editor: Sudirman
ist
Pengamat sepak bola, Muhammad Hanafing Ibrahim 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Penampilan PSM Makassar dienam pertandingan Liga 1 2021-2022 belum stabil.

Hal ini disampaikan pengamat sepak bola, Muhammad Hanafing Ibrahim saat jadi narasumber di Bincang Bola Virtual Tribun Timur seri 56, Selasa (5/10/2021).

Tema diangkat, Seri 1 Berakhir, PSM di Peringkat 7 Klasemen, Pantaskah?

PSM hanya mengumpulkan 9 poin dari enam pertandingan. 

Dua kali menang, tiga kali imbang dan sekali kalah. Mencetak 9 gol dan kebobolan 8 gol.

Namun kata dia, hal tersebut tidak hanya dialami PSM Makassar, tapi tim lain juga.

"Penampilan PSM Makassar belum stabil. Hampir semua tim di Liga 1 belum stabil," katanya.

Jika berkaca pada statistik, gaya bermain dari pertandingan ke pertandingan hanya Bhayangkara FC yang tampil stabil.

The Guardian kini berada di puncak klasemen sementara Liga 1. Dengan poin 16.

Tim-tim lain tidak konsisten. Mereka kadang tampil bagus, kadang tampil di bawa performa.

Ia berkesimpulan tim-tim peserta Liga 1, termasuk PSM Makassar, masa persiapannya tidak cukup untuk berkompetisi di Liga 1.

Dalam fase pelatihan itu ada tiga harus dilewati. Persiapan umum, persiapan khusus dan pra kompetisi.

"PSM tak melewati dua fase, yaitu fase persiapan umum dan persiapan khusus. Langsung saja ke fase pra kompetisi," jelas mantan pelatih PSM ini.

Di fase pra kompetisi pun tidak maksimal.

Lantaranhanya uji coba melawan tim lokal di Sulsel saja.

 Padahal di pra kompetisi ada tiga model uji coba. 

Melawan tim yang levelnya di bawah PSM, tim levelnya seimbang dan tim yang agak berada di atas level PSM.

"Ini tidak dilakukan oleh PSM. Uji coba hanya tim lokal. Pelatih mau dievaluasi apanya, ketika lawan hanya tim lokal," ujar Hanafing.

Menurut dia, barulah ketika kompetisi berjalan pelatih mencari bentuk tim.

Apalagi tim yang dilawan cukup berat, sehingga harus bekerja keras.

"Jadi kalau kita lihat belum stabil, ya wajar karena masa persiapan tidak cukup," pria berusia 58 tahun ini. 

Sekarang sudah ada suporter klub Liga 1 yang berdemo menuntut evaluasi bagi pelatih.

Kata Hanafing, menghukum orang dalam situasi seperti ini tidak bisa, kecuali pelatih telah bekerja satu tahun.

Andai kata sudah setahun, itu wajar untuk dihentikan. Sebab waktu selama itu sudah bisa bentuk tim yang bagus.

"Ini situasi latihan kadang terlaksana, kadang tidak. Terus di masa pandemi Covid-19 lagi," jelasnya.

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved