Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Penipuan CPNS

Olivia Anak Nia Daniaty Diduga Sampai Tega Menipu Mantan Guru SMA-nya dengan Kedok Meloloskan CPNS

Agustin, mantan guru SMA Olivia Nathania yang menjadi satu korban, hingga kini masih terlihat sangat syok

Editor: Ilham Arsyam
Kolase Tribun Style dari Instagram
Olivia Nathania Putri Nia Daniaty depresi usai dituding lakukan penipuan. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Kasus dugaan penipuan dan penggelapan uang berkedok meloloskan CPNS yang menjerat Olivia Nathania anak penyanyi lawas Nia Daniaty masih diproses di Polda Metro Jaya.

Olivia Nathania dilaporkan korban penipuan berkedok lolos CPNS di Polda Metro Jaya pada Jumat (24/09) kemarin.

Hingga saat ini tengah polisi masih mempelajari laporan itu yang disebut korbannya mencapai 225 orang.

Agustin, mantan guru SMA Olivia Nathania yang menjadi satu korban, hingga kini masih terlihat sangat syok. Bagaimana tidak?

Dirinya bahkan telah mengajak 16 anggota keluarganya untuk berpartisipasi mengikuti tawaran CPNS dari Olivia Nathania.

Untuk biaya perorangnya saja Olivia mematok harga yang tak sedikit, yakni sekitar Rp 25-30 juta.

Agustin mengaku tak mencurigai apa pun karena segala sesuatunya direncanakan oleh Olivia dengan rapi dan baik, ia bahkan diiming-imingi tembus menjadi pegawai di Pemda DKI.

Para peserta bahkan tak diminta untuk mengikuti tes lantaran dianggap sebagai peserta jalur pengganti.

"Uang 30 juta terus kita menyerahkan berkas, terus kita ada tanda tangan di kwitansi. di Pemda DKI,"

"Perlu diketahui bahwa kita ini bukan yang jalur tes karena dia menyampaikan ini adalah CPNS prestasi jalur pengganti, saya tanya apa, jadi gini bu orang sudah punya SK kemudian digantikan karena meninggal karena Covid dan narkoba dan lain sebagainya, jadi posisi kita hanya menggantikan," ucap Agustina, dikutip dari Youtube Hotman Paris Show, Sabtu (02/10).

Tak puas dengan jumlah peserta yang masih sedikit, Olivia meminta Agustina untuk mencarikan calon peserta lain.

Hingga saat Olivia tercatat telah menipu 225 orang dengan total kerugian sekitar Rp 9,7 miliar.

"Akhirnya minta bu kalau masih ada keluarga mumpung saya bisa bantu,''

''akhirnya saya bawalah keluarga saya, kurang lebih 16 orang, anak saya, keponakan, keponakan suami," ucap Agustina merintih.

Transaksi ini dilakukan sejak 2019.

Namun, karena tes CPNS yang terus diundur karena pandemi Covid-19, Agustina dan para peserta lainnya mulai menyadari bahwa mereka ditipu pada bulan Agustus 2021.

Hal tersebut disadarinya saat ada seorang pria yang mengaku telah diminta oleh Olivia untuk berpura-pura menjadi panitia CPNS.

Pria tersebut mengatakan bahwa dirinya tak tahu menahu tentang modus penipuan ini dan hanya pasrah saat dimintai tolong oleh Olivia. Berikut isi rekamannya.

"Nama saya Egi, saya diminta oleh Mbak Oi untuk jadi orang yang bernama Budi yang bekerja di BKD, saya gak mengerti apa-apa tentang perkara ini karena hanya disuruh untuk melakukan hal ini dengan alasan tidak ada sangkut pautnya dengan penipuan namun ternyata telah terjadi indikasi penipuan terhadap beberapa rekan yang merasa kita adalah BKD, demikian laporan saya," ucap pria tersebut dalam rekaman suara.

Agustin pun semakin yakin bahwa apa yang dilakukan Olivia adalah penipuan setelah mantan anak didiknya itu tak pernah menampakkan batang hidungnya pasca rekaman tersebar.

"Sejak rekaman ini di share di grup, sejak itu dia tidak pernah komen lagi, menghilang ditelan bumi," sambung Agustin.

Olivia Dikabarkan Depresi

Olivia Nathania, putri penyanyi Nia Daniaty disebut mengalami tekanan mental akibat dituding melakukan penipuan berkedok CPNS.

Kondisi ini diungkap kuasa hukum Olivia, Susanti Agustina, yang menyebut kliennya depresi.

Apalagi lantaran kasus ini ramai hingga menjadi pemberitaan di masyarakat.

Dilansir kanal YouTube Star Story, Selasa (5/9/2021), Susanti membeberkan persiapan yang digunakan untuk melawan pelapor.

Selain mengumpulkan bukti-bukti, Susanti juga menyiapkan mental Olivia yang merasa namanya tercemar akibat kasus tersebut.

Apalagi, kini Olivia mengalami tekanan berat akibat merasa dikambinghitamkan.

"Pastinya depresilah ya, misalkan kita melakukan sesuatu, terus tiba-tiba ada dipelintirkan sedikit terus ter-blow-up banyak kan pasti psikisnya berat juga," tutur Susanti.

Oleh sebab itu, pihaknya berusaha mengumpulkan bukti kuat untuk membantu Olivia memberikan bantahan.

Namun sayangnya, sejumlah dokumen diklaim terkena banjir hingga tak bisa digunakan sebagai bukti.

Oleh sebab itu, pihaknya hanya bisa bergantung pada bukti rekening koran berisi data transfer dari rekening Olivia.

"Saya bilang dengan adanya seperti itu kan paling enggak ada data pendukung yang dia bisa semakin kuat," tutur Susanti.

"Karena kan memang Olivia ini banyak data-data itu, karena dia pindah dari rumah yang di Kemang itu, karena kena banjir."

"Hampir semua dokumen itu kena banjir, jadi hilang."

"Jadi yang dari rekening koran itu ditelusuri namanya."

Susanti kembali menegaskan bahwa Olivia tak ikut hadir di kantor polisi karena belum siap.

Oleh sebab itu, kedatangannya kali ini untuk meminta pihak kepolisian menjadwalkan ulang pemeriksaan Olivia.

"Iya, ya belum siap diperiksa," tutur Susanti.

"Makanya kita minta reschedule lagi, ini kan undangan klarifikasi, boleh saja."

Diketahui, Olivia dilaporkan oleh mantan gurunya, Agustin, serta seorang pria bernama Karnu yang mengaku menjadi korban.

Di belakang mereka, diklaim ada 225 korban lain yang merasa tertipu tawaran Olivia untuk menjadikannya PNS lewat jalur belakang.

Mereka diminta untuk membayar sekitar Rp 30 juta dan mengikuti pelantikan palsu yang telah diatur.

Menurut kabar, Olivia berhasil meraup Rp 9,7 miliar dari praktik tersebut.

Namun, hal ini langsung dibantah oleh pihak Olivia yang mengaku hanya membuka bimbingan belajar untuk tes CPNS.

(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved