SDN 224 Inpres Lekoboddong
Orangtua Murid SDN 224 Inpres Lekoboddong Tompobulu Bikin Kelas Darurat, Tak Mau Anaknya Celaka
Bangunan sekolah sudah belasan tahun rusak namun belum pernah diperbaiki oleh Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Maros.
Tempat belajar bak rumah kebun tersebut digunakan para murid untuk belajar bergantian.
Murid dan guru duduk melantai. Tak ada meja melajar membuat murid kewalahan menulis.
"Tak ada pilihan bagi kami. Sekolah harus di sini karena memang ini sekolah satu-satunya di kampung," kata dia lagi.
Ruang belajar tersebut didirikan di lingkungan sekolah. Murid kini sedang belajar di sekolah 'alam' sembari menunggu perhatian pihak pemerintah.
"Ruang kelas saat ini tidak layak lagi. Rangka bangunan kelas sudah rapuh, tap dan plapon sudah bocor," kata ketua komite sekolah tersebut.
Sebenarnya orangtua ingin menyekolahkan anaknya di sekolah yang layak, tapi jaraknya cukup jauh.
Harus berjalan kaki belasan kilometer untuk sekolah di sekitar jalan poros.
Orangtua juga prihatin dengan kondisi anaknya jika hujan.

Para murid akan basah kuyup karena air hujan masuk ke dalam ruangan melewati atap bolong.
"Coba bayangkan kalau anak-anak kami sedang belajar tiba-tiba hujan atau ada angin kencang," kata dia.
Rauf menanjutkan, SDN 224 Inpres Lekoboddong memiliki enam ruangan belaja.
Memiliki ruang guru, perpustakaan hingga rumah dinas guru, masing-masing satu unit.
Namun dari jumlah ruangan tersebut, hanya dua yang masih bisa digunakan jika kondisi cuaca normal.
Mereka berharap ada perhatian pemerintah khususnya Disdik Maros agar proses belajar mengajar dapat berjalan lancar di sekolahnya.
"Kasian anak anak-anak kami di sini, tidak memiliki ruangan kelas yang dapat dipergunakan untuk belajar," kata dia.