Ngovi Tribun Timur
Darmawan Denassa Raih 8 Penghargaan, RHD Bahkan Pernah Dikunjungi Tamu dari 72 Negara
Ketika dirinya diberi apresiasi dia menganggap itu sebagai penyemangat dan penambah energi.
Penulis: Sayyid Zulfadli Saleh Wahab | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM, GOWA - Rumah Hijau Denassa (RHD) tidak hanya dikenal secara lokal dan nasional.
RHD ini bahkan sudah terkenal ke mancanegara.
RHD ini terletak di Borongtala, Kelurahan Tamallayang, Kecamatan Bontonompo, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
Pemilik RHD ini ialah Darmawan Denassa. Ia merupakan peraih Kalpataru 2021 Bidang Perintis Lingkungan.
Tak hanya itu, Darmawan Denassa juga telah meraih sejumlah penghargaan sejak 2011.
Darmawan Denassa mengatakan jika seseorang konsisten maka pemerintah akan selalu hadir.
Menurut dia, ketika dirinya diberi apresiasi dia menganggap itu sebagai penyemangat dan penambah energi.
Namun kata dia, hal tersebut bukanlah tujuan utama.
"Sejak 2011 kita sudah dapatkan pengargaan dari Gubernur sebagai pelopor pengemban perpustakaan di Sulsel," ujarnya saat menjadj narasumber Ngobrol Virtual Tribun Timur seri#50, Rabu (22/9/2021).
Pada masa itu lanjut dia, pihaknya masih dalam swadaya. Meski demikian dia mengaku memiliki niat yang kuat.
Selain itu, dia juga pernah meraih penghargaan menjadi nominasi poeple the year.
Pada tahun 2013, kembali mendapatkan penghargaan Kampung Iklim dari Kementerian Lingkung.
"2017 Alhamdulillah kami dimuliakan dipanggil oleh ibu Iriana Joko Widodo dam ibu Mufida Yusuf Kalla dalam pl penerima Anugerah PAUD Nasional dari Kemendikbud RI sebagai Tokoh Peduli PAUD," sebutnya.
Kemudian, penghargaan Gubernur Sulsel sebagai Pendirian Kampung Literasi Borongtala 2017.
Anugrah Gubernur atas Kontribusi pada Pembangunan Sulsel 2008-2018.
Penghargaan Pemkab Gowa atas penyelamatan Keanekaragaman Hayati.
Dan tahun ini penerima Kalpataru sebagai Perintis Lingkungan 2021 dari KLHK RI.
Sehingga total penghargaan yang diterimanya ada 8 penghargaan.
Denassa menyebut RHD telah dikunjungi tamu dari 72 negara di dunia.
Tiga di antaranya ialah Norwegia, Autralia dan Jepang.
"Jadi ada yang datang ruas negara dikirim oleh kementerian, ada yang memang request datang belajar ke Denassa. Jadi itu yang spesifik dari Rumah Hijau Denassa," ujarnya.
Dikatakan area konservasi di Indonesia itu banyak dan beragam.
"Botanikal Garden yang keren itu juga sangat banyak milik pemerintah, swasta. Namun yang sepsifik karena kami menyelamatkan keanekaragaman hayati dan menyelamatkan kisah dari balik tanaman dari segi sosilogi, ekologi, ekonomi dan kulturalnya," jelasnya.(*)
Laporan Wartawan TribunGowa.com, Sayyid Zulfadli