Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kasus Suap Nurdin Abdullah

Keterangan 2 Direktur Perusahaan Agung Sucipto Terkait Nurdin Abdullah

Arman Hanis pertanyakan soal tugas dan fungsi Raymond sebagai asisten sekaligus direktur di perusahaan milik kontraktor Agung Sucipto (AS). 

Penulis: Muhammad Fadhly Ali | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM/MUHAMMAD FADHLY ALI
Jaksa Penuntut Umum Komisi Pemberantasan Korupsi (JPU KPK) kembali menghadirkan saksi untuk kasus dugaan suap dan gratifikasi perizinan dan infrastruktur Sulsel di Pengadilan Negeri (PN) Makassar Jl Kartini, Kamis (16/9/2021). 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Jaksa Penuntut Umum Komisi Pemberantasan Korupsi (JPU KPK) kembali menghadirkan saksi untuk kasus dugaan suap dan gratifikasi perizinan dan infrastruktur Sulsel di Pengadilan Negeri Makassar, Jl Kartini, Makassar, Kamis (16/9/2021).

Penasehat Hukum Nurdin Abdullah, Arman Hanis mengkonfirmasi saksi atas nama Raymond Ferdinand Halim selaku direktur Agung Perdana Bulukumba yang juga komisaris PT Cahaya Sepang Bulukumba.

Ini terkait pernyataan saksi berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) waktu pemeriksaan di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Jakarta.

Arman Hanis pertanyakan soal tugas dan fungsi Raymond sebagai asisten sekaligus direktur di perusahaan milik kontraktor Agung Sucipto (AS). 

"Apakah selama Anda mencatat pesan di WA yang dikirimkan AS, apa ada nama Nurdin Abdullah yang anda catat ?" tanya Arman.

Raymond mengaku, selama dirinya mencatat apa yang disampaikan AS memang sering ada nama Eks Sekretaris Dinas PUPR Pemprov Sulsel Edy Rahmat (ER), sementara nama lain seperti NA sama sekali tidak ada. 

"Tidak ada sama sekali pak. Tidak pernah sama sekali pak," ujarnya.

Sementara itu, saksi atas nama Andi Gunawan yang juga direktur perusahaan infrastruktur milik AS mengaku, memang sering bertemu dengan Nurdin Abdullah sejak menjabat sebagai bupati Bantaeng sampai saat menjadi gubernur Sulsel. 

"Saya tidak pernah berinteraksi dengan beliau untuk meminta proyek," katanya.

"Kalau berinteraksi dengan beliau untuk membicarakan soal kepemudaan sering pak, karena beliau orang cerdas dan selalu jadi panutan kami. Saya tidak pernah membahas soal proyek kalau ketemu dengan beliau (NA)," jelasnya. 

Ditempat yang sama, Kepala Dinas PUPR Kabupaten Bulukumba, Rudy Rahmat mengaku selama NA menjabat tidak pernah mendengar langsung atau informasi bahwa Nurdin Abdullah meminta uang kepada kontraktor.

"Setahu saya tidak pernah sama sekali," singkatnya. 

Sedangkan, Mantan Bupati Bulukumba, Andi Sukri Sappewali menjelaskan, selama dirinya menjadi bupati Bulukumba belum pernah mendengar atau mendapat permintaan dari Nurdin Abdullah agar memenangkan salah satu perusahaan di pekerjaan infrastruktur di Bulukumba. 

"Pak AS pernah menyampaikan ke saya akan membantu (Pasangan Tomy-Kr Lompo di Pilkada Bulukumba 2020), selanjutnya saya tidak tahu karena saya tidak mau tahu soal itu," jelasnya. 

"Pak NA kalau di saya, tidak pernah mengirimkan orang untuk memenangkan tender, walaupun ada anggaran Rp 60 miliar (Bantuan keuangan daerah)," tambahnya.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved