Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Mahasiswi Unhas Tewas Tergantung

Pesan Terakhir Mahasiswi Unhas yang Tewas Tergantung: Bun, Minta Maafka karena Ternyata Nda Kuatka

Polisi menyebut surat yang ditemukan di kamar mahasiswi Unhas yang tewas tergantung berisi pesan sehingga kuat dugaan korban meninggal karena depresi.

Editor: Sakinah Sudin
Kolase Tribun Timur
Kolase: Sebelum tewas tergantung, Qanita Amelia (20) diduga sempat menulis surat atau pesan ke ayahnya AKBP Andi Yunus Halid dan ibunya Haja Dasriana (istimewa) dan suasana Komplek Bumi Tamalanrea Permai (BTP) Kecamatan Tamalanrea, Makassar, Sabtu (11/9/2021) malam 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Qanita Amelia (20) diduga sempat menulis surat atau pesan ke ayahnya AKBP Andi Yunus Halid dan ibunya Haja Dasriana, sebelum ditemukan tewas tergantung.

Diketahui, Qanita Amelia ditemukan tewas tergantung di dalam kamar rumah, Komplek Bumi Tamalanrea Permai (BTP) Makassar, Sabtu (11/9/2021) malam.

Kepada wartawan, polisi menyebut surat yang ditemukan di kamar korban berisi pesan sehingga kuat dugaan korban meninggal karena depresi.

Pesan itu tertulis di dalam dua lembar kertas binder.

Berdasarkan dokumentasi foto surat yang diperoleh Tribun-timur.com, Qanita Amelia menuliskan pesan untuk ayah dan ibunya.

"Ayah, maafkan anakmu yang durhaka ini. Terlalu bikin malu, semoga ayah bisaji bahagia tanpa saya," tulisnya.

Sementara untuk ibunya dia menulis:

"Untuk Ibu

Bun, minta maafka karena ternyata nda kuatka.

Terlalu berpengaruh adit di hidupku bun. na renggut semua mi. takutka bikin maluki. anggapmi kalau ndadaka itu karena covid. terlalu sakit bun, gara-gara cintaji tapi beginika.

Demikian penggalan surat yang ditulis tangan.

Karena etika jurnalistik, Tribun-timur.com tidak memuat utuh surat tersebut.

Dasriana Sebut Qanita Mahasiswi Cerdas

Kesedihan Dasriana tidak dapat ia sembunyikan saat ia tiba di depan teras rumah, lokasi kejadian.

Kepada polisi, ia mengenal putrinya sebagai sosok mahasiswi yang cerdas.

"Pintar ini anak (Qanita Amelia) kasihan, IPK 3,8 karena termasuk kutu buku juga dia," kata Haja Dasriana terisak.

Dasriana mengatakan Qanita pernah mengirimkan foto seutas tali kepadanya.

Foto itu disertai pertanyaan bernada, " Kuatji ini ma'?"

Sang ibu, pun menjawab dengan meminta Wanita untuk tidak bermain-main.

"Astagfirullah, janganki main-main nak," ucapnya.

Informasi lain yang diperoleh di lokasi, sang ibu Haja Dasriana juga sempat melakukan video call dengan putrinya itu.

Tali jemuran itu berwarna biru dan kini diamankan polisi sebagai barang bukti.

Dasriana tidak kuasa membendung kesedihannya beberapa saat setelah jasad putrinya digotong keluar dari rumah.

Dasriana pingsan dan harus dibopong masuk ke dalam mobil.

Jasad Qanita dibawa ayahnya AKBP Andi Yunus Halid ke rumah duka, di Kabupaten Pangkep, menggunakan mobil pribadi.

Dibawa ke Pangkep

Jasad Qanitadievakuasi langsung oleh ayahnya AKBP Andi Yunus Halid menggunakan mobil pribadi.

Perwira dua bunga melati yang tugas di Polda Sulbar itu membopong langsung jasad anaknya ke dalam mobil bersama beberapa kerabatnya.

Ia tampak begitu tegar, saat baru saja datang dan membawa anaknya ke luar rumah, tempat QA tewas tergantung.

"Terima kasih banyak semuanya," ucap Andi Yunus Halid saat hendak menaiki mobil ke arah polisi dan warga.

Rencananya, jasad QA akan dibawa ke rumah duka di Jl Sukowati, Kabupaten Pangkep.

Dari percakapan di lokasi, pihak keluarga menolak jasad QA untuk diautopsi.(*)

(tribun-timur.com)

Disclaimer: Berita atau artikel ini tidak bertujuan menginspirasi tindakan bunuh diri.

Pembaca yang merasa memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan bunuh diri, jangan ragu bercerita kepada orang dekat, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa.

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved