Penjajahan
Tahukah Anda, Ada 10 Negara di Dunia Ini yang Tak Pernah Dijajah, Semuanya di Asia
Daftar negara mana yang tidak pernah dijajah ini tersebar mulai Thailand di tenggara hingga negara-negara Timur Tengah
TRIBUN-TIMUR.COM - Di dunia ini, hampir semua negara pernah dijajah oleh bangsa lainnya. Namun, tahukah Anda, ada 10 negara di dunia ini yang tak pernah dijajah.
Semua negara-negara yang tak pernah dijajah tersebut berada di Asia.
Daftar negara mana yang tidak pernah dijajah ini tersebar mulai Thailand di tenggara hingga negara-negara Timur Tengah seperti Arab Saudi, Iran, dan Afghanistan.
Berikut adalah daftar negara tidak pernah dijajah yang dihimpun dari World Atlas.
1. Arab Saudi
Urutan pertama dalam daftar negara yang tidak pernah dijajah ini adalah Arab Saudi, yang sejak dulu diperintah oleh para pemimpin dari wilayahnya sendiri.
Pada abad ke-16, Kekaisaran Ottoman menguasai sebagian besar Arab Saudi dan tetap berkuasa sampai 1918.
Selama kekuasaan itu, keluarga kerajaan Saudi mulai berjuang menguasai negara. Gerakan politik ini bertepatan dengan Perang Dunia 1 ketika Inggris berperang melawan Kekaisaran Ottoman.
Untuk melemahkan Kekaisaran, Inggris memberikan dukungan dalam pemberontakan pan-Arab.
Pada akhir perang, Ottoman kehilangan kendali atas Arab Saudi dan meninggalkannya.
2. Iran
Negara mana yang tidak pernah dijajah selanjutnya adalah Iran. Dulu Inggris dan Rusia tertarik mengendalikan Kekaisaran Persia, yang sekarang menjadi Iran.
Rusia berhasil merebut beberapa wilayah utara (sekarang salah satunya adalah Turkmenistan) pada abad ke-19.
Demikian juga, pasukan Inggris memperoleh kekuasaan di timur Kekaisaran Persia, dekat Pakistan saat ini.
Waktu itu sebagian besar Iran berada di bawah kekuasaan Dinasti Qajar, yang meminjam uang dari bank-bank Eropa.
Namun, karena tidak dapat melunasi, Pemerintah Inggris dan Rusia sepakat bahwa mereka akan mengontrol dan membagi pendapatan Persia dari berbagai sumber.
Kekaisaran Persia tidak pernah menyetujuinya, sehingga mencegah negara tersebut dijajah secara resmi.
3. Jepang
Negeri Sakura" juga mampu melawan penjajahan Eropa. Sebaliknya, pemerintahnya dapat membentuk pengaruh yang kuat di Taiwan, Korea, dan Sakhalin Selatan.
Pemerintah Jepang menyadari ancaman invasi Barat dan sebagai tanggapan, memprakarsai Restorasi Meiji tahun 1868. Reformasi sosial dan politik ini mempersiapkan negara untuk berhasil mengalahkan Qing China selama Perang China-Jepang Pertama.
Ketika Rusia kemudian menyerang, pasukan Jepang siap dan memenangi Perang Rusia-Jepang tahun 1905. Selama Perang Dunia II, Jepang mengambil keuntungan untuk mencaplok Korea dan Manchuria, menjadi kekuatan kolonial juga.
4. Korea
Alih-alih jatuh di bawah kendali Eropa, Korea diperintah oleh kekuatan Asia. Korea dikuasai Qing China sampai 1895 ketika Pemerintah Jepang mengambil alih kendali setelah menang Perang Sino-Jepang Pertama.
Itu adalah kolonisasi resmi pertama Jepang pada 1910, sehingga Korea dapat dikatakan sebagai negara yang tidak pernah dijajah bangsa Eropa.
5. Thailand
Selama abad ke-19, Thailand yang saat itu adalah Kerajaan Siam, menjadi buffer state (negara pemisah/penyangga) dua kekuatan besar di sekelilingnya.
Kerajaan Siam terletak di antara Indo-China yang dikuasai Perancis (sekarang menjadi Vietnam, Laos, dan Kamboja) serta Burma (kini Myanmar) yang dikuasai Inggris.
Raja Chulalongkorn mengadopsi beberapa kebiasaan Eropa dan menerapkan teknologi Benuar Biru untuk mencegah penjajahan.
Upaya diplomatiknya membantu Siam memiliki hubungan dekat dengan Inggris dan Perancis, sehingga mencegah sebagian besar kerajaannya jatuh di bawah kekuasaan Eropa.
Saat negara-negara Eropa berupaya menguasai dunia, Kekaisaran China adalah kekuatan yang sangat besar, sering dibandingkan dengan Kekaisaran Ottoman.
Ukuran negara yang sangat besar membuat China sulit dijajah. Inggris dan Perancis, alih-alih mendapatkan kekuasaan kolonial, hanya bisa menguasai impor dan ekspor China.
Melihat hal tersebut, AS, Rusia, dan Italia juga menginginkan hal yang sama. Alih-alih dijajah, wilayah pesisir China dibagi untuk para kekuatan Barat, menyebabkan Dinasti Qing kehilangan sebagian, tetapi tidak semua kendalinya.
7. Afghanistan
Afghanistan, seperti Kekaisaran Persia, menarik perhatian pasukan Inggris dan Rusia. Akan tetapi, militer Afghanistan dapat menaklukkan tentara Inggris dalam Perang Anglo-Afghanistan Pertama tahun 1839.
Pasukan Inggris sekali lagi berusaha menguasai Afghanistan dalam Perang Anglo-Afghanistan Kedua, 1878-1880.
Selama perang tersebut, Inggris mampu menegosiasikan kontrol hubungan luar negeri Afghanistan, sedangkan Afghanistan mempertahankan kontrol domestik.
8. Nepal
Selama 1814 hingga 1816, pasukan militer Nepal bertempur dalam Perang Anglo-Nepal. Namun, British East India Co memiliki pasukan yang lebih besar dan mampu menguasai sekitar 30 persen wilayah Nepal.
Dalam hal ini, fitur geografis negara itu menguntungkannya dan pegunungan menghalangi perjalanan Inggris.
Tidak mau menghadapi medan yang berat, pasukan Inggris meninggalkan Nepal sebagai negara merdeka, menciptakan zona perbatasan untuk India yang masih diduduki Inggris.
Selain itu, tentara Inggris terkesan dengan kemampuan militer pasukan Gurkha dan merekrut mereka untuk menjadi tentara kolonial.
9. Bhutan
Bhutan, seperti Nepal, terletak di pegunungan Himalaya, yang membuatnya menjadi medan sulit untuk diinvasi.
Selama 1772-1774, militer Inggris bertempur dan menguasai beberapa wilayah kecil Kerajaan Bhutan.
Namun, kontrol ini coba dinegosiasi oleh Bhutan. Sebagai imbalan untuk pemindahan pasukan Inggris, Kerajaan Bhutan setuju untuk membayar mereka 5 kuda dan memberi kendali atas industri penebangannya.
Meski ada perjanjian ini, kedua negara berada dalam ketidaksepakatan perbatasan yang konstan sampai 1947, ketika India memperoleh kemerdekaannya dan pasukan Inggris menarik diri dari daerah tersebut.
10. Ethiopia
Negara yang tidak pernah dijajah berikutnya adalah Ethiopia, yang berhasil mempertahankannya dari invasi bangsa Eropa pada 1880-1914.
Saat itu orang-orang Eropa saling bersaing untuk menyerang dan menjajah negara-negara di Afrika.
Pada akhir periode invasi, sekitar 90 persen Afrika dijajah oleh negara-negara Eropa. Pada tahun 1867, Raja Tewodros menulis korespondensi dengan Ratu Victoria dari Inggris, yang tidak pernah menjawab.
Raja Tewodros lalu marah dan memenjarakan beberapa warga Inggris pada 1868, dan menolak membebaskannya.
Pasukan Inggris menyerbu tetapi gagal menggulingkan Raja. Pada 1888 pasukan Italia tiba, tetapi bernegosiasi dengan Ethiopia dan hanya mengambil alih Eritrea.
Ethiopia berhasil mengalahkan tentara Italia dalam Perang Italia-Ethiopia Pertama tahun 1896. Berikutnya pada 1935, pasukan Italia di bawah komando Benito Mussolini kembali menyerbu, dan kali ini menduduki Ethiopia serta menggulingkan Kaisar Haile Selassie.
Akan tetapi, Kaisar Selassie mendapatkan kembali kendali pada akhir Perang Dunia II pada 1941 dan mencaplok koloni Italia di Eritrea pada tahun 1943, sehingga Ethiopoa termasuk negara tidak pernah dijajah.(*)