Polri
Putri Kuli Panggul Kini Banggakan Orangtua, Briptu Era Septiana Jadi Pasukan PBB di Afrika
Salah satu Polwan yang berprestasi sehingga berangkat jadi Pasukan Perdamaian PBB adalah Briptu Era Septiana. Ia bertugas di Sudan, Afrika.
“Latihannya berat terutama fisik, pengetahuan bahasa dan kemampuan membawa senjatanya karena tiba-tiba ada situasi urgent (Mendesak-red) itu yang dilatih,” ucap Era.
Lanjut Polwan yang sehari-hari bertugas di Ditreskrimsus Polda Bangka Belitung ini, sejak menginjakan kaki di Sudan, September 2020 lalu banyak sekali tantangan yang harus ia rasakan.
Seperti halnya kesulitan dalam berkomunikasi dengan masyarakat sekitar, lantaran tak semua orang di sana mengerti bahasa Inggris. Namun, beruntungnya ada seorang Liaison Officer atau LO yang dapat berkomunikasi lancar dengan masyarakat sekitar.
“Masyarakat di Sudan mau pakai bahasa inggris juga nggak tahu dan tidak terlalu lancar, begitu juga bahasa arab pun beda, tidak sama yang kita pelajari. Bahasa arab yang bener-bener arab banget. Yang lebih penting bahasa isyarat,” tutur lulusan S-1 Hukum Pertiba Pangkalpinang Bangka Belitung ini.
Perbedaan iklim dan cuaca juga turut menjadi perhatian serius.
Di saat musim panas suhu di Sudan bisa mencapai 40 derajat celcius, belum lagi badai pasir yang bisa datang kapan saja.
Begitu juga saat musim dingin suhu disana mencapai minus dua derajat celcius.
“Sering mimisan juga karena cuaca panas. Minumnya juga kita tidak berani air sumur lokal, kita selalu beli botol kemasan yg bersegel. Karena air bersih untuk makan dan minum terbatas,” sebut Era Septiana.
Baca juga: Tiga Jenderal Jadi Perhatian di Hari Lahir Polisi Wanita, Ada Ketua Polwan Sedunia dan Doktor
Siaga senjata 24 jam
Sejak September 2020 berada di negara konflik, Era mengaku sudah dua kali dipindah tugaskan di tempat yang berbeda.
Pertama kali Era diterjunkan di daerah terpencil yang memang tidak ada akses internet yakni di Gulu, Sudan bersama 139 personel lainnya.
Kemudian beberapa bulan setelahnya dipindahkan ke El Fasher, Sudan.
Ia juga menjelaskan, bahwa selama bertugas di Sudan, dirinya melaksanakan tugas sebagai Pasukan Taktis pada Pleton Charlie. Dimana dalam 1 Pleton terbagi menjadi 3 regu, 1 regu berjumlah 9 personel gabungan dari Polwan dan Polisi laki-laki.
“Daerah itu merupakan pemukiman terpencil yang rawan konflik. Di sana tidak kenal internet, tidak ada sinyal telepon. Untuk komunikasi dengan keluarga kita hanya mengandalkan dari peralatan dan itu dengan sistem piket, hanya seminggu sekali,” ungkap Era Septiana.
Dia yang berasal dari Polisi umum, mengaku perlu waktu untuk menyesuaikan diri ketika harus siaga 24 jam membawa senjata api.