Tribun Makassar
PTM Makassar Tunggu Zona Kuning, Pemkot Siapkan 200 Ribu Antigen untuk Siswa
eski Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Makassar belum bisa dipastikan, Wali Kota Makassar telah mempersiapkan 200 ribu swab antigen untuk siswa
Penulis: Andi Muhammad Ikhsan WR | Editor: Suryana Anas
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Meski Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Makassar belum bisa dipastikan, Wali Kota Makassar, Danny Pomanto telah mempersiapkan 200 ribu swab antigen untuk siswa.
Hal ini untuk memastikan keselamatan siswa sebelum kembali masuk sekolah.
"Kami siapkan untuk memastikan anak-anak kita sehat untuk belajar tatap muka tapi tergantung statusnya," ujarnya, Rabu (8/9/2021).
"Ini pasti saya akan bicarakan matang dengan Forkompinda untuk memutuskan," lanjut Danny.
Kata Danny, swab antigen ini akan dilakukan minimal dua hari sebelum PTM.
Namun, saat ini pihaknya masih menunggu pembaruan status zona.
Sebab, status tersebut ditentukan pemerintah pusat.
"Itu harus menjelang masuk, minimal dua hari sebelum itu, atau dihari pertama diantigen dulu, begitu. Tapi kita masih (PPKM) level 4 ini, jadi belum bisa," jelasnya.
Kata Danny, meski kasus Covid-19 di Makassar sudah menurun.
Namun Danny menerangkan, jika status level 4 ini disebabkan karena tracing di Makassar masih dianggap lemah.
Padahal menurutnya, kebijakan seperti swab on the road, sudah masuk kategori tracing.
"Bayangkan kita sudah melakukan swab on the road, itu lebih 10 ribu loh kita test dalam satu bulan," katanya.
Sebelumnya, Dewan Pendidikan Kota Makassar, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dan Dinas Pendidikan Kota Makassar, mengusulkan pembelajaran tatap muka (PTM) di Makassar digelar September 2021.
Hal tersebut disampaikan saat melakukan Forum Group Discussion (FGD) bersama Epidemiolog, Ketua Komisi D DPRD Makassar, Dinas Pendidikan (Disdik) Makassar, dan pihak PGRI Sulsel, Jumat (3/9/2021).
Rudi mengatakan, dalam FGD kemarin, Dinas Pendidikan Makassar mengaku telah menggodok aturan terkait PTM.
Termasuk rencanan membentuk Satuan Tugas (Satgas) untuk mengawasi penerapan PTM tersebut.
Laporan wartawan Tribun Timur AM Ikhsan