Polri
AKP Jubelina Wally, Sosok Polwan Penjaga Perbatasan di Papua-Papua New Guinea
Jubelina Wally, seorang Polwan asal Papua yang menjabat sebagai Kapolsek Muara Tami, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Provinsi Papua.
TRIBUN-TIMUR.COM- Saat ini Polisi Wanita atau Polwan juga banyak menempati posisi strategis di kepolisian.
Padahal, pekerjaan sebagai polisi selalu berhubungan dengan kekerasan.
Apalagi tempat tugas itu berada di daerah konflik.
Tapi, nampaknya tak ada keraguan bagi sosok Polwan saat inin yang kini bertugas di perbatasan.
Ia adalah Jubelina Wally, seorang Polwan asal Papua yang menjabat sebagai Kapolsek Muara Tami, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Provinsi Papua.
Daerah ini adalah area perbatasan dari negara Republik Indonesia (RI) dengan negara tetangga Papua New Guinea (PNG).
Meski ia adalah putri local namun tetap saja pekerjaan ini sangat beresiko.
Baca juga: Kisah Jusuf Manggabarani, Perwira Polri yang Terlalu Cinta pada Brimob dan Tolak Jabatan Kapolres
Pelayan Masyarakat
Jabatan sebagai seorang kapolsek, bagi dirinya bukanlah sekadar jabatan pimpinan yang selalu memerintah bawahannya.
Tetapi jabatan sebagai seorang kepala kepolsian sektor adalah pelayan internal (polisi) juga pelayan eksternal (masyarakat).
Dia menjabat sebagai Kapolsek Muara Tami sejak tahun 2019, kasus yang menonjol di daerahnya lebih kepada penyeludupan ganja dipasok dari Vanuatu PNG.
Kariernya berawal saat ikut Secaba Polri Tahun 1991. Awal penempatan bertugas di Polda Papua. Selanjutnya masuk Secapa Polri Tahun 2008 dari Polres Jayapura (sekarang polresta kota jayapura), dan sekolah Sespima lanjutan Perwira Polri Tahun 2016.
“Untuk menjabat jabatan kapolsek sudah dua kali, pertama Kapolsek Bandara Sentani Tahun 2013, dan Kapolsek Muara Tami Tahun 2019,” kata Jubelina Wally.
Dia menceritakan, dari rangkaian jabatan di lingkungan kepolisian, satu jabatan terlama yang pernah ia emban yakni, saat menjadi Kanit Lantas Polsek Abepura, tapi tidak jadi Kasat lantas.
“Setelah saya menjadi Kapolsek Muara Tami, beberapa bulan kemudian, ada juga Polwan asal Papua yang jadi kapolsek, seperti Kapolsek Pania dan Kapolsek Merauke, jadi kami ada empat Polwan asal Papua yang menjabat jabatan sebagai kapolsek sampai sekarang,” kata AKP Jubelina.
Baca juga: Kisah Tivany Agustina, Dulu Urakan dan Bertato, Kini Jadi Polwan dan Berhijab
Masalah Perbatasan
AKP Jubelina menyampaikan, pergerakan kelompok separatsis tidak ada aktifitas di wilayahnya, sejak tahun 2019 .
Kalau pun ada, mereka di wilayah perbatasan Kabupaten Keerom, arah selatan perbatasan RI-PNG.
Selain soal ganja, permasalah kriminalitas di wilayahnya masuk dalam kategori risiko rendah.
Misalnya orang mabuk, biasanya pendatang, lalu membuat onar dan pergi. Jadi secara keseluruhan Muara Tami aman.
Masuk masa pendemi Covid-19, kasus kriminal baru muncul yakni, pencurian motor (curanmor) dan mereka itu beraksi diwaktu subuh Pagi Pukul 03.00 hingga 04.00 WIT.
Muara Tami dulu, dengan sekarang berbeda.
Setelah akses konektivitas hadirnya Jembatan Youtefa, para curanmor itu mudah melarikan barang curian.
Dia selalu bersinergi dengan lembaga otoritas perbatasan seperti, Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) melalui Pengelolaan Batas Wilayah Negara (PLBN) Skouw, Pos Lintas Batas (PLB) Wutung, dan Satgas Penjaga Perbatasan RI-PNG dari satuan TNI-AD.
Kehadiran Satgas Pamtas TNI dari luar Papua sangat membantu pihaknya di Pos Lintas Batas (PLB) yang dijaga dari unsur kepolisian 5 orang.(*)
Baca juga: Tiga Jenderal Jadi Perhatian di Hari Lahir Polisi Wanita, Ada Ketua Polwan Sedunia dan Doktor