Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Nikita Mirzani Ambil Ancang-ancang Serang KPI Buntut Kasus Pelecehan Seksual Sesama Karyawan Viral

Sebuah foto bertuliskan 'KPI' yang berlatarkan warna hitam. Dalam caption, janda tiga anak itu menyematkan satu buah emoji saja.

Editor: Waode Nurmin
Instagram/@nikitamirzanimawardi_172
Nikita Mirzani beri sindiran pedas untuk KPI Pusat pasca diserang kasus pelecehan seksual karyawannya 

TRIBUN-TIMUR.COM - Kasus dugaan Pelecehan Seksual yang terjadi di internal Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) ikut jadi sorotan Nikita Mirzani.

Entah maksudnya apa, tapi Nikita Mirzani sempat memposting tulisan KPI di feed Instagramnya kemarin.

Artis yang kerap dijuluki Nyai itu mengunggah dengan caption singkat tetapi pedas.

KPI Pusat sejak Kamis (2/9/2021) masuk ke jajaran topik Trending Twitter Indonesia.

KPI Pusat memang sering disoroti akibat aksinya membloki, memboikot, menurunkan, hingga mengeblur beberapa tayangan di televisi.

Namun, kenyataannya pihak KPI Pusat dan karyawannya malah tak terhindarkan dari kasus pelecehan seksual sesama karyawan.

Kasus ini pun membuat citra KPI Pusat semakin tercoreng.

KPI beri surat teguran ke stasiun TV
KPI beri surat teguran ke stasiun TV (Instagram/@kpipusat)

Beberapa program dan selebriti jadi 'korban' pedang keadilan KPI, tak terkecuali Nikita Mirzani.

Tak pelak saja, Nikita krimkan unggahan menertawakan apa yang terjadi dengan KPI.

Itu diunggahnya pada Kamis (2/9/2021) malam melalui @nikitamirzanimawardi_.

Sebuah foto bertuliskan 'KPI' yang berlatarkan warna hitam.

Dalam caption, janda tiga anak itu menyematkan satu buah emoji saja.

Tetapi emoji yang dikirim Nikita Mirzani sangat satir.

Nyai hanya menambahkan emoji tertawa keras dalam kolom postingan.

Ia pun juga menandai akun Instagram milik KPI.

Pada akhirnya, unggahan milik Nikita Mirzani itu dihapus.

Nikita sempat kesal dengan teguran KPI atas program yang dibawakan pada Februari 2021 silam.

Saat itu, KPI menegur program Nih Kita Kepo di Trans TV karena dianggap memamerkan kekayaan dengan adegan menghamburkan dollar ke lantai sebagai fokus teguran.

"KPI SEDANG MEMANAS DAN TIDAK BAIK BAIK SAJAAA,, PANTAU TERUS KASUSNYA JANGAN SAMPAI LENGAHH," 

"Hajar....,"

"Waduh nyai ampe posting bgni," 

"Please Jgn ikut Campur, bahaya tar ente di boikot di tv lho, serem,"

"Suarakan nyai..KPI itu apasih giliran spongebob di sensor..ternyata oh ternyata orang dalamnya banyak yg bobrok,"

"Mantap .. semoga terungkap sama nyai .. kesian baca di akun gosip anak org di sayang sama ortunya ,dapet kerja di kpi malah di gituin coba bayangin bu ibu,"

Pada Februari 2021 lalu, acara Nih Kita Kepo yang dipandu Nikita Mirzani mendapat teguran dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).

Teguran tertulis untuk acara Nih Kita Kepo itu disampaikan pihak KPI melalui akun instagram, Rabu (10/2/2021).

KPI menegur adanya salah satu episode Nih Kita Kepo yang dianggap tidak mengindahkan aturan KPI.

Dimana episode Nih Kita Kepo itu dianggap menyalahi aturan tentang perlindungan anak dan remaja dalam aspek penyiaran.

"KPI Tegur “Nih Kita Kepo” Trans TV

Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) menjatuhkan sanksi administratif teguran tertulis kepada Program Siaran “Nih Kita Kepo” di Trans TV.

Program ini dinilai tidak mengindahkan Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS) KPI tahun 2012 tentang perlindungan terhadap anak dan remaja dalam aspek isi siaran.

Demikian ditegaskan KPI Pusat dalam surat teguran tertulis untuk Trans TV, Jumat (5/2/2021) lalu," keterangan dalam surat teguran tertulis dari KPI tersebut.

Pihak KPI menjelaskan adanya tayang yang menampilkan bintang tamu dua miliarder muda  yakni Indra Kesuma dan pacarnya Vanessa di Nih Kita Kepo pertengahan Januari lalu.

Pada adegan itu terlihat bahwa Indra Kesuma dan Vanessa memamerkan sejumlah barang branded.

"Adapun bentuk pelanggaran “Nih Kita Kepo” yakni menampilkan koleksi barang-barang branded dan mewah Indra dan Vanessa berupa topi, kalung, jam tangan, cincin, sepatu, baju dan mobil.

Barang-barang mewah tersebut oleh mereka dipandang sebagai barang yang “murah banget”.

Terdapat pula adegan seorang wanita yang menjadikan beberapa tas koleksinya sebagai bantal untuk tidur dan uang dolar yang dihambur-hamburkan ke lantai," tulis KPI.

Nikita Mirzani ditegur KPI Pusat
Nikita Mirzani ditegur KPI Pusat (Instagram)

Sementara itu, memang tengah heboh kasus yang menyerang KPI atas pelecehan seksual karyawannya di lingkungan kerja.

Beredar pesan dalam sebuah aplikasi pesan singkat di mana telah terjadi aksi perundungan hingga pelecehan seksual di lingkungan kerja Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat.

Adapun kabar tersebut tersiar melalui aplikasi pesan singkat dengan maksud untuk mendapatkan perhatian dari khalayak ramai bahkan ditujukan untuk Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).

Dalam pesan tersebut, pria berinisial MS mengaku menjadi korban dari kejadian ini.

Dirinya menyatakan, kejadian tersebut telah dialaminya sejak 2012 silam.

"Sepanjang 2012-2014, selama 2 tahun saya dibully dan dipaksa untuk membelikan makan bagi rekan kerja senior," tulis MS dalam pesan yang diterima Tribunnews.com, Rabu (1/9/2021).

Dirinya menyatakan, kalau selama ini selalu menerima tindakan intimadasi dari rekan kerja yang dinilainya sudah senior.

Adapun, diketahui MS sendiri merupakan karyawan kontrak yang bekerja di KPI.

Ironisnya terduga pelaku yang ada dalam insiden ini merupakan sesama pria.

"Padahal kedudukan kami setara dan bukan tugas saya untuk melayani rekan kerja. Tapi mereka secara bersama sama merendahkan dan menindas saya layaknya budak pesuruh," ucapnya.

Dirinya mengatakan, sudah tak terhitung berapa kali rekan kerjanya tersebut melecehkan, memukul, memaki, dan merundung tanpa dirinya bisa melawan.

Hal itu karena, MS hanya seorang diri sedangkan para terduga pelaku melakukannya secara beramai-ramai.

"Mereka beramai-ramai memegangi kepala, tangan, kaki, menelanjangi, memiting, melecehkan saya dengan mencorat coret buah zakar saya memakai spidol," katanya.

Kejadian tersebut, kata dia membuatnya merasa trauma dan kehilangan kestabilan emosi.

Bahkan kata dia, kondisi ini telah membuat dirinya merasa stres merasa dihinakan bahkan mengalami trauma yang berat.

"Kadang di tengah malam, saya teriak teriak sendiri seperti orang gila. Penelanjangan dan pelecehan itu begitu membekas, diriku tak sama lagi usai kejadian itu, rasanya saya tidak ada harganya lagi sebagai manusia, sebagai pria, sebagai suami, sebagai kepala rumah tangga," katanya.

Tak tinggal diam, MS mengaku sudah membuat laporan ke berbagai pihak, termasuk Komnas HAM hanya saja dirinya diminta untuk meneruskan laporan tersebut terlebih dahulu ke pihak kepolisian.

Kendati begitu, keputusannya untuk membuat laporan ternyata malah membuat rekannya makin merundung dan mencibir dengan menyatakan kalau dirinya merupakan makhluk yang lemah.

"Sejak pengaduan itu, para pelaku mencibir saya sebagai manusia lemah dan si pengadu. Tapi mereka sama sekali tak disanksi dan akhirnya masih menindas saya dengan kalimat lebih kotor," ucapnya.

MS bahkan mengaku sempat tidak kuat untuk melanjutkan pekerjaan di KPI, hanya saja dirinya menyebut tidak mau menyia-nyiakan kesempatan untuk tetap bisa bekerja.

"Saya tidak kuat bekerja di KPI Pusat jika kondisinya begini. Saya berpikir untuk resign, tapi sekarang sedang pandemi Covid-19 dimana mencari uang adalah sesuatu yang sulit," kata MS.

Di akhir, melalui pesan tersebut, dirinya berharap mendapat atensi lebih dari Presiden RI Joko Widodo untuk dapat menindaklanjuti insiden ini.

Sebab kata dia, sudah terlalu sering dirinya menerima cacian, rundungan hingga pelecehan seksual di lingkungan kerja KPI.

"Dengan rilis pers ini, saya berharap Presiden Jokowi dan rakyat Indonesia mau membaca apa yang saya alami," ucap MS.

"Tolong saya. Sebagai warga negara Indonesia, bukankah saya berhak mendapat perlindungan hukum? Bukankah pria juga bisa jadi korban bully dan pelecehan? Mengapa semua orang tak menganggap kekerasan yang menimpaku sebagai kejahatan dan malah menjadikanya bahan candaan?" katanya. 

Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved