Kapten Indonesia
Kapten Indonesia: Kepulangan Pekerja Migran Picu Ledakan Pengangguran yang Sudah Mendapai 30 Juta
pengangguran sudah di kisaran 30 jutaan dari akumulasi pengangguran sebelum pandemi, kepulangan Pekerja Migran Indonesia (PMI) dan ledakan PHK
TRIBUN-TIMUR.COM, JAKARTA - Ketua DPD RI, La Nyalla Mahmud Mattalitti, menekankan pentingnya mengawal potensi Pekerja Migran Indonesia (PMI) dari hulu hingga hilir.
Pasalnya, menurut Ketua DPR RI La Nyalla Mahmud Mattalitti, PMI berpotensi mendatangkan devisa Rp700 Triliun hingga Rp1.300 Triliun per tahun.
Hal itu disampaikan La Nyalla Mahmud Mattalitti saat menerima audiensi Dewan Pengurus Pusat Komunitas Penyedia Tenaga Kerja Internasional Indonesia, DPP Kapten Indonesia, di Ruang Kerja Ketua DPD RI, Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (31/8/2021).
Hadir dalam audiensi tersebut Staf Khusus Ketua DPD RI Sefdin Syaifudin dan Togar M. Nero. Sedangkan Abdul Rauf Tera didampingi Bendahara Umum Kapten Indonesia Syarifah Mila Syofie serta dan pengurus DPP Kapten Indonesia Eka dan Ahdan.

"Perlu sekali pengawalan pekerja migran Indonesia dari hulu. Sebab, hal ini berkaitan dengan SDM kelas dunia. Untuk hilirnya yaitu setelah pulang dari luar negeri juga perlu dioptimalkan. Tidak kemudian menjadi pengangguran lagi. Mereka bisa dilatih untuk menjadi pengusaha atau paling tidak bisa membuka lapangan kerja baru," jelas La Nyalla Mahmud Mattalitti.
Senator asal Jawa Timur ini juga mendukung sepenuhnya langkah Kapten Indonesia dan bersiap bersinergi dalam implementasi ide-ide cemerlang Kapten Indonesia, terutama seputar Pekerja Migran Indonesia (PMI).
Baca juga: Rakernas Kapten Indonesia di Makassar dihadiri Ketua DPD RI LaNyalla Mattalitti Didampingi 4 Senator
Baca juga: Tujuh Tawaran Solusi Kapten Indonesia Mengatasi Dampak Buruk Covid-19 bagi Ketenagakerjaan
Baca juga: Bukan Kapten Amerika, Kapten Indonesia Berjuang untuk Buruh Migran, Ini 9 Maklumat Kapten Indonesia
"DPD selalu menjadi aspirator bila ada masalah dan gagasan bagus untuk dikerjakan bersama karena ini agenda konkrit untuk kepentingan bangsa," kata La Nyalla Mahmud Mattalitti.
Ketua Umum Kapten Indonesia, Abdul Rauf Tera, mengaku sudah siap membentuk pengusaha baru dari para Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang sudah pulang ke Indonesia.
"Kita siap menjadi konsultan gratis bagi pengusaha eks pekerja migran. Karena ini bisa menjadi solusi bagi TPT atau Tingkat Pengangguran Terbuka Indonesia yang mencapai sekitar 3 juta per tahun sebelum pandemi. Misalnya kita bentuk satu juta pengusaha, dengan satu pengusaha ini memiliki dua karyawan artinya menyelesaikan TPT dua juta pertahun," jelas Abdul Rauf Tera.
Melalui Ketua DPD RI La Nyalla Mahmud Mattalitti, Abdul Rauf Tera juga meminta agar pemerintah segera membuka akses Pekerja Migran Indonesia (PMI) keluar negeri.
Karena, menurut Abdul Rauf Tera, SDM sudah sangat banyak dan terlalu lama menunggu.
Sementara angka pengangguran sudah di kisaran 30 jutaan dari akumulasi pengangguran sebelum pandemi, kepulangan Pekerja Migran Indonesia (PMI), dan ledakan PHK perusahaan-perusahaan lokal akibat efek Covid-19.
Harapan DPP Kapten Indonesia, pemerintah membuka selebar-lebarnya penempatan pekerja migran ke negara-negara tujuan potensial.
"Kami yakin Pekerja Migran Indonesia (PMI) masih sangat dibutuhkan oleh negara lain. Hanya memang kita harus mengikuti prosedur dan protokol kesehatan yang sudah ditetapkan dan itu tidak menjadi masalah," ucap Abdul Rauf Tera.
Kapten Indonesia juga minta dukungan DPD agar bisa terlibat dalam menertibkan PMI ilegal yang jumlahnya sekitar 6 juta dari total PMI 10 juta menurut data World Bank.
"Berkaitan dengan ilegal atau non prosedural ini harus dibenahi. Data pemerintah bahwa PMI yang resmi kurang lebih 3.740.000 saja, sisanya pekerja yang di luar negeri itu non prosedural alias ilegal. Tentu saja kondisi itu membuat kita semua miris bagaimana nasib dan perlindungannya," jelas Abdul Rauf Tera.
Tentang Kapten Indonesia
Tidak seperti Kapten Amerika yang superhero dalam Captain America: The Winter Soldier, Kapten Indonesia bertekad jadi superhero dalam penyedia tenaga kerja.
Itulah sebabnya, Kapten Indonesia didirikan pada Hari Buruh Internasional, Mau Day 1 Mei. Hari Buruh Internasional 2020 ini adalah dies natalis pertama Kapten Indonesia.
Lembaga yang bertekad menjadi superhero buruh itu menyebut diri Komunitas Penyedia Tenaga Kerja Indonesia, disingkat Kapten Indonesia.
Sembilan poin penting yang ditawarkan Kapten Indonesia untuk perubahan nasib buruh:
1. Perlu Swastanisasi urusan Buruh secara massive, professional dan terkontrol
2. Wajib dilahirkan syistem ketengakerjaan yang memudahkan warga negara indoensia keluar Negri dengan melihat potensi Pekerjaan yang semakin besar
3. Perlunya dilahirkan Kurikulum berbasis Kompetensi dan pengembagan SDM Unggul
4. Wajib secara terbuka pemerintah memaksimalkan Perlindungan dan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) dengan benar dan Manusiawi
5. Segera pemerintah membentuk SATGAS PEMUTIHAN Buruh ILLEGAL disemua negara karna ini.merugikan kedua bela Negara baik Indonesia maupun negara Tujuan karna bekerja tidak bayar pajak
6. Indonesia harus segera memiliki Penjaga NKRI dengan mengontrol semua data Pekerja MÌGRAN baik yang keluar Negri maupun yang masuk ke Indonesia, karna sampai hari ini tidak ada lembaga Kredible menjelaskan berapa Pekerja Migran Indonesia (PMI) di luar negri, berapa orang yang sudah kembali ketanah air, bagaimana Rekam Jejaknya, dan lain-lain.
7. Perlu pelibatan dan penguatan legitimasi syarekat buruh dan Lembaga Penyedia tenaga kerja oleh pemerintah atas semua masalah-masalah yang timbul dalam dunia BURUH
8. Hilangkan Istilah Pekerja Formal, Non Formal dan Informal diluar negeri karna pada intinya hanya menyensarakan Pekerja Migran Indonesia (PMI) dan menggalikan kuburan untuk jalan tidak diberi hak-haknya secara maksimal dan ajang merendahkan Pekerja Migran Indonesia (PMI)
9. Segera menuntaskan OMNIBUSLOW khususnya poin-poin ketenagakerjaan, atau bila perlu hentikan saja karna hanya menimbulkan keresahan bagi pekerja dan pemilik Perusahaan yang ujung-ujungnya merugikan kedua bela pihak.