Citizen Reporter
Ritual Mappanaung dan Indahnya Gua Tampalaka Jadi Potensi Wisata Desa Sambueja Maros
TERDAPAT satu dusun yang masih sangat kental dengan adat istiadatnya, tepatnya di Desa Sambueja, Kecamatan Simbang, Kabupaten Maros, Sulsel
Penulis: CitizenReporter | Editor: Edi Sumardi
Ahmad Syauqi
Perwakilan Pemerintah Desa Sambueja, Kecamatan Simbang, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan
Melaporkan dari Maros
TERDAPAT satu dusun yang masih sangat kental dengan adat istiadatnya, tepatnya di Desa Sambueja, Kecamatan Simbang, Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan.
Para pemuda dan pemudi di desa ini yang tergabung dalam Komunitas Pemuda Sadar Wisata (Kopemsat) berinisiatif menggali lebih ke dalam potensi dusun tersebut.
Di dusun ini masyarakatnya punya kebiasaan yang mengakar secara turun-temurun, yakni ritual mappanaung berupa mandi di Telaga Bunting setelah pesta pernikahan.
Saat mandi di telaga, pasangan pengantin baru membawa masakan berupa songkolo (nasi ketan) serta ayam untuk disantap di tempat bernama Tampalaka.
Menurut keterangan dari ketua adat serta masyarakat Dusun Tanalompoa, ritual ini dilaksanakan sebagai bukti ucapan rasa syukur kepada Allah SWT yang dengan rahmat dan izin-Nya sehingga pasangan muda-mudi tersebut bisa menyatu dalam satu ikrar janji, yaitu pernikahan.
Acara aje’ne’ – je’ne’ bagi muda-mudi yang telah melangsungkan pernikahan juga menjadi salah satu potensi budaya desa ini.
Pada awal musim hujan tepatnya, pasangan suami-istri serta warga lainnya melaksanakan ritual mandi bersama di Sungai Tampalaka dengan membawa bekal makanan siap santap.
Ritual ini juga menjadi salah satu kebiasaan masyarakat Tanalompoa secara turun-temurun yang dengan tujuan merayakan kabahagiaan mereka di tempat tersebut.
Pada awal Juli 2021, para pemuda dan pemudi Desa Sambueja yang tergabung dalam Kopemsat berkumpul melaksanakan suatu pertemuan internal membahas tentang rencana pengembangan suatu destinasi wisata yang ada di Dusun Tanalompoa.
Ditambah dengan potensi lainnya di Tampalaka, yakni adanya gua sepanjang sekitar 200 meter yang didalamnya banyak mengandung keistimewaan dan keunikan.
Pemerintah desa juga telah melihat potensi ini sehingga siap mendukung pengembangan destinasi wisata di Tampalaka dengan melalui penganggaran pada APBDes.
Keistimewaan Gua Tampalaka adalah adanya batuan yang menggantung dari langit-langit yang kita kenal dengan stalaktit atau batu tetes dan stalakmit, yaitu kumpulan kalsit yang berasal dari air yang menetes ditambah dengan adanya air mengalir dari dalam gua yang volumenya cukup untuk kegiatan pertanian di dusun tersebut bahkan sampai ke dusun tetangga.
Air mengalir sepanjang kurang lebih 200 meter dari dalam gua membentuk suatu aliran sungai di depan gua menuju area pertanian warga.
Tampalaka merupakan salah satu potensi Desa Sambueja yang sangat bagus untuk pengembangan destinasi wisata alam karena letaknya yang berada pada kaki gunung karst yang cukup panjang serta dekat dengan perkampungan yang masih sangat alami yakni Kampong Banga, dimana penduduknya masih jauh dari penggunaan teknologi dan informasi.
Pemanfaatan aliran air di depan gua menjadi tempat permandian memberikan kesan tersendiri bagi pengunjung untuk menikmati segarnya air pegunungan yang masih jauh dari pencemaran serta polusi.
Pengembangan wisata Tampalaka memberikan dampak yang cukup banyak bagi masyarakat di desa karena mereka dapat menjual makanan dan minuman, cenderamata, serta hasil pertanian dan perkebunan.
Maka dengan sendirinya pendapatan masyarakat akan bertambah sehingga perekonomian masyarakat meningkat.(*)
Citizen report ini ditulis peserta Pelatihan Jurnalistik bagi Seluruh Perangkat Desa dan Pengelolaan Informasi Profil Desa se-Kabupaten Maros yang digelar di Makassar, Kamis (19/8/2021).