Sisi Spiritual Andi Darussalam Tabusalla
Cerita Baharuddin Lopa, Bob Hasan dan Ibu Kehilangan Paspor di Kakbah
ADS memprotes. Namun diam-diam dia mengupayakan rangkaian lobi agar sahabat ayahnya tetap diterungku di LP Cipinang.
Penulis: Thamzil Thahir | Editor: Saldy Irawan
Kedekatan itu diungkapkan dengan kutipan lugas , "jika Bob Hasan dipenjara 8 tahun, berarti Pak Andi itu empat tahun masuk Nusakmbangan, bisa 3 kali satu minggu."
ADS memang sosok setia kawan.
Meski terlihat meledak-ledak, emosional, namun bukan sosok pendendam.
"Gampang marah, tapi tidak lebih dari 24 jam," kata Syamsuddin Umar (66), salah satu sahabat dan mantan pemain dan Manager PSM Makassar.
Penilaian Syamsuddin ini punya latar sejarah kuat.
Syam mengenal ADS saat masih bujang dan jadi pemain muda di PSM Makassar dan Makassar Utama, dekade tengah 1970-an.
ADS adalah salah satu manager pertama di Makassar Utama, di era perserikatan dan Galatama Indonesia.
Dia, ADS dipercaya Jusuf Kalla, --owner dan sponsor utama-- klub galatama pertama di Makassar itu.
Syam berkisah, almarhum ADS punya latar belakang ninggrat Bugis yang religus.
"Pak Andi itu, karakter Bugis perantau sejati. Tegas, Keras namun gampang terharu."
Dia mengumpamakan ADS hidup di equilibrium rock n roll dan trash metal namun hatinya sangat lembut
"Hidupnya keras, seperti lagu Rocknya Led Zepellin, tapi lagu hati dan kesukaannya justru Rinto Harahap, selembut salju."
Syam bahkan menghafal betul judul lagu favorit ADS.
"Kalau lagu Indonesia itu, Hatiku Selembut Salju, kalau lagu Makassar lagunya Iwan Tompo, kalau lagu barat Wonderful To Night-nya Eric Clapton." Ujarnya.
Syam mengenang, jika ADS marah, senewen atau sudah sehari tak menyapanya, maka Syam memutar salah satu lagu favorit ADS.
"Kalau sudah dengar salah satu lagu itu saya putar di HP, Pak Andi akan menoleh dan bilang," kasi besar-besarko sedikit itu lagu Tel*c*," ujar Syam menirukan kebiasaan almarhum.